Kisah Farrel (Bag.2)

6K 70 8
                                    


 Kenyataan dibalik kegagahan Papa

Malamnya Farrel baru selesai mengerjakan PR dan keluar kamar mau ke meja makan untuk makan malam. Masih ada rasa ngilu-ngilu sedikit di bijinya tapi dia udah bisa berjalan dengan normal. Di depan lorong atas tiba-tiba Farrel ketemu dengan Friska, adiknya. Farrel masih agak trauma ara-gara kantung zakarnya dianiaya oleh adiknya itu.

"hehe, mau kemana, kak?" sapa Friska genit.

"mau makan, minggir lo, jangan ngalangin jalan." Farrel ketus menjawab.

"eh eh? Kok kakak galak? Mau ditendang lagi ya bijinya!" Friska mengangkat kakinya yang mulus siap berancang-ancang untuk menyepak, tapi farrel buru-buru minta maaf. "Aaaaa,,, ampun Fris! Cuma becandaaaa!" jerit farrel ketakutan menutup selangkangnya dengan kedua tangan. Gaya Farrel yg seperti banci membuat Friska tertawa geli. Rupanya, cewek berwajah cantik imut itu Cuma menggertak saja. Kakinya diturunkan kembali. "Hihihihi! Uuuuh, tatut yaaa... kakak ku yang ganteng ini tatut telornya remuk yaaa, hhihihi!" ejek Friska cuek melangkah pergi. Farrel pun hembuskan napas. Kali ini, bijinya selamat.

Farrel turun ke bawah ke meja makan. Di sana ada sang papa sedang baca koran sambil meminum kopi. Sehabis mengambil nasi dan lauk pun Farrel duduk di dekat Papanya yang tampan bertubuh gagah dewasa itu lalu mengeluh padanya. Mengadu bahwa tadi pagi kemaluan serta kelenjar testisnya dihajar Friska.

"Ayo dong, Pah. Hukum dong si Friska tuh. Masa anak perempuan kasar gitu, Pah. Testis Farrel masih sakit nih paaaa," rengek Farrel pura-pura sakit supaya papanya merasa kasihan. Tapi, diluar dugaan papanya malah menjawab.

"Kenapa harus Friska yang dihukum? Kan kamu yang salah, Farrel."

"Lho, kok papa belain Friska sih???" protes Farrel. "Kelamin Farrel cedera nih, pa! Gara=gara Friska!"

Papa Farrel terdiam sejenak meneguk kopinya. Lalu ia berkata dengan nada bijak.

"Dengerin papa, Farrel. Dulu juga papa nakal kaya kamu. Papa sering selingkuh, judi, main perempuan, minum. Tapi pada puncaknya, akhirnya mama menghukum papa dan membuat papa tobat, kapok, dan sadar. Membuat papa menjadi ayah dan suami yang bertanggung-jawab"

"kok bisa pa?" Farrel membuka mata.

"Ya bisa saja, Farrel. Papa juga dulu berusaha melawan mama. Papa pikir laki-laki itu makhluk paling kuat dan sudah pasti menang bisa menguasai perempuan. Tapi papa salah"

"Hah?"

"Mama kamu itu perempuan kuat, Farrel. Papa gak nyangka kalo mama bisa bela diri dan bisa mengalahkan Papa. Jangan tertipu dengan kecantikan serta kefeminimannya, Farrel. Apalagi, mama kamu udah paham betul kalau kelemahan laki-laki itu di telurnya, telur zakarnya."

"Sejak kapan pa? Kapan papa dikalahkan mama dan langsung tunduk ama mama???"

"Kamu dan Friska lagi nginep di rumah nenek waktu itu, jadi kalian gak tau." Papa Farrel sejenak meminum kopinya lagi. "Suatu malam, Papa khilaf dan coba memperkosa Yuni, pembantu di rumah ini yg sudah pindah dulu. Tapi, ketahuan sama mamamu Farrel. Papa yang sudah telanjang waktu itu, langsung ditendang buah zakarnya ama mama dari belakang."

Farrel merinding. Ia bisa membayangkan rasa sakit yang diderita papanya itu karena tapi pagi Farrel pun mengalami hal yang sama. Dipukul biji kemaluannya oleh gagang sapu sama Friska.

"Kami langsung bertengkar dan berkelahi. Papa sebenernya mau menghajar mama sampe babak belur, tapi ternyata.... mama bisa menahan dan mengelak pukulan papa."

"Terus? Terus gimana, Pa?" Farrel bertanya namun masih sedikit tak percaya.

"Tendangan kaki mama mengenai biji kejantanan papa lagi waktu itu Farrel, sampe papa terjatuh dan kesulitan bernafas. Waktu itu mama menghukum papa dengan sangat keras sekali. Telur zakar papa diremas habis-habisan, diinjek pake high heels sampe hampir pecah. Lalu Disiksa. dan bukan itu saja..."

Papa Farrel segera berdiri dan mengajak Farrel ke pojok tempat yang agak tersembunyi. Lelaki mapan berwajah tampan bak aktor film itu lalu membuka celananya, dan juga CD berwarna kelabunya. Menunjukan area selangkangannya yang ternyata..... Rata dan datar seperti perempuan! HAHHH? Farrel jelas kaget melihatnya! Terdapat juga bekas luka potongan di sana!

"Lhoo???!!! Penis Papa kemana, PAA? Kok?! kok nggak ada?!"

"Dikebiri sama mamamu, Farrel. Batang kebanggan papa disunat habis oleh mama!"

"Apaaa? Penis Papa dipotong ama mama???"

"Ssst, jangan bilang siapa-siapa ya, Far, kalo Papa udah dikebiri sama mamamu. Papa malu sama orang-orang, kalo kenyataannya sekarang papa udah bukan laki-laki utuh lagi! Dua buah zakar papa juga dioperasi, dimasukin ke dalam jadi gak keliatan. Makanya bentuk selangkangan papa sekarang rata begini."

Farrel melongo tak percaya.

"Mama memotong batang kemaluan papa dengan gunting rumput waktu itu. Syukurlah dia nggak tega. Dan langsung telepon ambulans liat Papa menangis kehabisan darah."

"Terus, papa gak lapor polisi?"

"Buat apa, Farrel? ini semua kan awalnya salah Papa juga! Malah, bisa-bisa papa yang ditangkep karena mau merkosa pembantu."

"Papa tobat, kapok dan sadar semenjak itu. Lagian, mana bisa Papa selingkuh dan main perempuan lagi? Burung kebanggaan papa yang dulu biasa dipake merkosa dan lecehin perempuan, udah dieksekusi habis sama mama!"

Farrel menahan napas. Papanya ini, yang gagah tampan dan atletis bos eksekutif di suatu perusahaan itu, yang bernama Andy Ferdinando Fareza, ternyata sudah tidak 'jantan' lagi karena penisnya dikebiri sang istri!!!

"Mungkin ini hukuman dan karma juga buat Papa. Dulu papa sering merkosa dan memaksa perempuan-perempuan berhubungan seks. Sekarang, Papa ditakdirkan ketemu dengan mamamu, Erinna the penis destroyer...," gumam papa Farrel.

"F...farel gak nyangka, Pa. Ternyata... papa....," Farrel bingung terbata-bata. Dia gak tau harus minta pembelaan siapa lagi. Laki-laki terkuat di rumah ini, ternyata sudah dikalahkan dan dijinakan.

"Papa bersyukur mama masih mau memaafkan papa dan tidak menceraikan Papa. Jadikan ini pelajaran buatmu Farrel. Jangan ulangi kesalahan Papa. Mungkin mama gak akan sampai tega mengebiri Penis kamu karena kamu anaknya. Tapi Angel pacarmu, atau istrimu nanti entah siapa... bisa aja melakukan itu kalau kamu gak menghargai perempuan." Nasihat bijak seorang ayah pada anak laki-lakinya sesama pemilik testis.

"Jadi... sekarang papa gak bisa berhubungan seks lagi sama mama dong?"

"Masih Bisa, Farrel. Pakai penis plastik tiruan yang ada sabuknya itu." Jawab sang Papa mantap.

Farrel menghabiskan sisa makanannya dengan perasaan tak menentu. Habis sudah harapannya untuk membalas dendam pada Friska. Jujur, sampai saat ini Farrel masih trauma dan takut dengan keganasan sang adik perempuan.

Duh, besok gimana ya? Pulang sekolah ada tanding bola, pula! Mudah-mudahan, telor kembar gue cepet pulih dan gak kerasa sakit lagi!

Kekuatan Yang Rapuh (Cerita Femdom Ballbusting)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang