Gombalan❄

93 45 57
                                    

'Ucapan lo membuat gue seakan terbang ke syurga, Ka'
-Liara Devana

Jangan lupa vote and coment
Happy Reading💙💙💙

Seketika Liara kaget akan kedatangan seseorang yang tidak ia kenal, bahkan Liara juga tidak pernah melihat wajah itu sebelumnya.
"Lo udah sadar?," tanya cowok itu.
"Udah kok, lo tau gue pingsan dari siapa?"

"Gue liat sendiri lo pingsan di lapangan. Teman lo ini gila ya?" Liara menatap Nanda yang masih menganga melihat cowok yang sedang ngobrol dengan Liara.
"Eh Nan lo kenapa? Tar masuk kodok baru tau rasa!" Cowok itu semakin bingung dengan sikap Nanda.

"Ar, ini cowok yang barusan gue ceritain ke elo!, gila sumpah ganteng banget!!" Liara menepuk jidatnya.
"Lo tuh ya Astaghfirullah, sadar dikit kenapa sih. Kita tuh jelek, yakali ada yang suka sama kita!" Ucap Liara sambil memukul pelan tangan Nanda.

"Oh iya kenalin gue Radika Bitama, nama lo siapa?" Mereka sibuk mengobrol sehingga Nanda dilupakan untuk sementara waktu.
"Gue Liara Devana terserah lo mau manggil gue apa. Lo kenapa kesini?" Tanya Liara.
"Gue di suruh sama guru piket buat liat keadaan lo sekarang udah mendingan atau belum."

"Lo anak baru ya?, gue nggak pernah liat lo sebelumnya." Ujar Liara polos.
"Gue anak lama, cuma gue nggak suka berkomunikasi sama anak cewek makanya gue nggak terlalu terkenal gitu." Nanda yang melihat Liara asik bicara dengan cowok yang bernama Radika itu langsung keluar.
"Guys gue kebelet, gue ke toilet ya!." Nanda keluar meninggalkan ruang UKS.

Kini tinggal Radika dan juga Liara yang tersisa di ruangan itu.
"Truss, gue kan cewek kenapa lo berkomunikasi sama gue?." Sungguh Liara benar benar polos.

'Nih cewek polos banget ya, tapi gue suka. Gemes gue liatnya" batin Radika.

"Gue juga nggak tau kenapa gue bisa berkomunikasi sama lo, gue ngerasa nyaman aja gitu." Liara bertanya lagi.
"Kenapa lo bisa nyaman sama gue?"
"Ting.. tingg ting.. tingg... Ting.. tingg ting.. tingg..."
Hampir Radika ketawa akibat pertanyaan yang dilontarkan oleh Liara.

"Udah bel masuk yuk!." Liara bangkit dari kasur dan merapikan bajunya.
"Yuk, tapi kayaknya kita baris lagi deh. Nentuin kelas" Mereka mengobrol sepanjang koridor, ruang UKS memang sedikit jauh dari lapangan.
"Iya, menurut lo kita satu kelas nggak ya?" Kata kata Radika menyentuh hati Liara, baru kali ini Liara sedekat itu dengan cowok.

"Em.. nggak tau, semoga aja deh. Emang kenapa lo mau satu kelas sama gue?"
"Kalo gue satu kelas sama lo, otomatis gue bisa lebih dekat sama lo. Emang lo nggak nyaman ada dekat gue?"
"Em..." ucapan Liara terpotong akibat suara teriakan guru.
"Ayo anak anak baris di lapangan dan bawa tasnya!!." Liara sadar bahwa sedari tadi ia tak membawa tasnya.

"Tas gue kemana ya?" Ia sibuk mencari dan memcoba mengingat di mana terakhir kali Liara meletakkan tasnya.
"Ar!, Liar!!" Terdengar suara yang sangat dikenal Liara, Liara berbalik.
"Alhamdulillah, ternyata sama lo Nan. Gue bingung mau cari dimana" Radika melihat bahwa di lapangan sudah di kerumuni siswa siswi.
"Ra, gue duluan ya!" Radika berlari menuju lapangan.

"Matii, yuk cepetan Ar!" Nanda menarik tangan Liara.
"Akhirnya sampai" Nanda bersyukur karena ia tidak terlambat baris, jika tidak mereka berdua pasti di hukum.
"Nan, barisan kita di situ tuh. Kesana yuk!" Mereka berdua pergi berlari ke barisan mereka.

"Kalian pasti sudah tidak sabar kan?, karena kalian masih satu kelas sama teman teman atau tidak. Baik, untuk mempersingkat waktu ibu akan membacakan nama nama kalian dan dimana kelas kalian!!" Murid murid SMA PELITA BANGSA seketika senyap, tak ada satu orang pun yang berkutik.

My Little DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang