1

10 0 0
                                    

Mentari masih belum muncul benar. Hanya semburat-semburat sinar kekuningan yang menyelinap keluar. Tapi rumah ini sudah ramai orang. Terutama di dapur. Ramai sekali. Suara percakapan, tawa dan suara perabotan dapur beradu didapur belakang rumah. Sedangkan aku hanya duduk menghadap kebun sambil memangku Catty, kucing kesayanganku.

Aku menatap langit dengan tatapan kosong. Aku tidak menyangka, hari ini datang juga. Sebuah hari spesial sekali seumur hidup. Perasaanku? Aku tidak tahu. Bahagia, nggak juga. Sedih? Nggak sih. Hanya tidak terdeskripsikan saja. Tapi, ini nyata kan? Bukan lagi khayalanku.

"Eh calon penganten! Ngelamun aja!" Teriak Caca, sahabatku yang menginap dirumah sejak semalam. Aku menoleh padanya yang berdiri didepan pintu. Dia sudah mandi.

"Kang riasnya udah dateng tuh!" Lanjut Caca semangat. Bahkan dia terlihat lebih bahagia.

Aku mengangguk lalu berdiri dan meletakkan Catty dikursi. Andini, adikku, akan mengurusnya setelah ini.  Aku berjalan pelan melewati Caca dengan diam. Caca hanya memperhatikanku sebentar lalu membuntutiku ke kamar. Di kamarku pun sudah ramai. Ira, sahabatku yang lain tengah berdandan diatas kasur. Sedangkan Teh Upi, periasku, sudah menata peralatan ajaibnya di meja riasku. Aku kemudian menghampiri Teh Upi dan sesuai instruksinya, aku duduk dikursi yang ia tunjuk.

Aku menatap wajahku di cermin. Jika biasanya aku narsis dan memuji kecantikanku sendiri, kali ini aku tidak mengenali gadis dicermin itu. Lihat mata panda itu, tiga hari aku tidak tidur dengan benar. Juga lihat pipi itu, ah aku kehilangan pipi chubbyku dengan cepat. Aneh rasanya. Caca menggenggam tanganku membuatku tersadar dan mengalihkan pandangan dari cermin. Caca bersimpuh dibawahku menatapku penuh makna.

"Hana, deg-degan ya?" Tanya Caca. Aku menggeleng.

"Rasanya aneh ya?" Lanjutnya lagi. Kali ini aku mengangguk. Diantara aku dan Ira, Cacalah yang paling dewasa.

"Pilihanmu sudah tepat buat kamu. Jangan dipertanyakan lagi. Ya?" Ucap Caca membuatku mengerjap kaget sesaat. Dia tahu apa yang membuatku tidak tidur tiga hari ini. Aku diam sesaat tidak menjawab. Tak lama aku tersenyum dan mengangguk.

'Jangan dipertanyakan lagi'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mencari JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang