Ikhwan: "Pak, Buk, anakmu ini sudah besar, sudah saatnya untuk menikah."
Ortu: "Jangan dulu nak, selesaikan sekolah kamu dulu, terus cari pekerjaan. Kalo masih begini siapa yang mau menerima kamu"
Ikhwan: "Tapi Pak, Buk.."
Ikhwan terdiam dan bingung, "Aduh, gimana mau nikah ortu gak ngizinin. Pengen sih pengen, godaan gede banget lagi dimana-mana."
Ya jelas wajar, yang namanya ortu pasti pengen yang terbaik buat anaknya. Mereka gak ngizinin antum menikah bukan semata-mata mereka benci antum, tapi mereka nganggap antum masih kayak anak kecil. Hal ini bukan salah antum kok, tenang aja, antum cuma butuh menjelaskan dan memperbaiki diri. Syarat menikah adalah ba'ah (mampu). Artinya mampu secara fisik dan finansial. Kalo secara fisik mungkin kebanyakan orang udah mampu, cuman masalah finansial? Gak tau deh, sekarang aja masih sekolah apalagi kerja.
Lahir di keluarga yang gak mengerti agama memang rada sulit untuk menjelaskan, apalagi kebudayaan lingkungan juga gak mendukung. Hal ini perlu doa terus menerus dan kerja keras, agar batu besar itu pecah. Memang semua orang dituntut untuk rasional, misal kalo antum emang masih sekolah nanti yakin bisa fokus sama sekolahnya? Memang kalo antum belum kerja terus ngasih makan anak orang pake apa? Pertanyaan ini kadang bikin remaja down buat menikah, kalo ngejawab "Kan rezeki di Tangan Allâh" justru terdengar konyol.
Nah, jawaban "Rezeki di Tangan Allâh" itu jawaban yang terbaik dan benar, tapi harus dibuktikan dengan sikap antum. So, kalo kerjaan antum sehari-hari cuma males-malesan, liatin HP terus tapi gak jelas apa tujuannya, baring-baringan di kasur, ngerumpi sama temen-temen, terus antum jawab kayak gitu? Ya jelas konyol! Jelas orang tua antum bahkan orang tua akhwat sulit untuk menerima antum jika kondisinya seperti itu.
Harusnya buktikan perubahan antum mulai dari hal kecil, kalo orang tua antum bekerja di rumah, coba mulai bantu-bantu, antum buka usaha, tunjukkan bakti antum kepada mereka. Jika mereka melihat antum sudah mulai kerja keras, nanti lama-kelamaan hatinya luluh kok, tenang aja. Adapun cara menjelaskan pemahaman kepada orang tua, antum gak bisa sendiri. Antum harus minta penjelasan ke ustadz, paman, kakak, atau siapapun yang bisa meluluhkan hati orang tua antum, dengan diiringi doa memohon hidayah kepada Allâh. Minta kepada mereka bahwa kondisi zaman sekarang tidak sama dengan zaman dulu.
Terus masalah sekolah/kuliah gimana? Ya sekolah ataupun kuliah sebenarnya gak ada kaitan sama pernikahan, karena Nabi mensyaratkan pernikahan itu adalah ba'ah, bukan ijazah. Minimal antum punya penghasilan untuk hidup sehari-hari, walaupun antum kuliah masih bisa hidup bersama isteri. Intinya cari isteri dan keluarganya yang mau menerima antum dengan kondisi seperti itu, tidak banyak menuntut. Jika banyak tuntutan nantinya antum repot sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pranikah Untuk Jomblo
SpiritualDi story ini kita akan bahas proses menuju pernikahan secara syari. Mulai dari ta'aruf, nadzor, khitbah, hingga akad. Selain itu kita juga bakal ngebahas psikologi dengan bahasan yang renyah dan mudah dipahami.