"Aku akan membunuhmu!!!" Kesal Xera.
Menggeleng dengan senyum gelinya, Yu Fei berucap. "Kau lah yang akan terbunuh duluan. Bukan begitu Xera?" Tanyanya menyeringai.
Xera mengerjabkan matanya kaget.
Apakah ini sudah menjadi akhirnya?
Ini memang yang ia tunggu-tunggu, tapi entah kenapa rasanya ia begitu gugup. Apalagi saat matanya menangkan percikan kemarahan pada mata Yu Fei.
Sialan!!! Xiao Lee memang ahli jika menyangkut mengakhiri hidupnya. Ia mungkin berhasil membunuh Xiao, tapi laki-laki itu juga berhasil dengan rencananya untuk mengakhiri hidupnya.
Xera yakin, Yu Fei tidak sebaik itu untuk melepaskannya. Apalagi ia, seorang Xera yang sebenarnya jika di kehidupan lamanya, memiliki derajat yang rendah, telah menipu Yu Fei dengan mudahnya. Ia sangat yakin, bahwa ego dari kaisar yang berada di depannya ini sudah ternodai.
Berusaha menutupi ketakutan dan kegugupannya, Xera memasang senyum manis menurut Yu Fei, namun seringai bagi Xera.
"Akhirnya!!" Desah gadis itu.
"Kau tidak ingin bertanya aku mengetahuinya dari mana?" Tanya Yu Fei geli. Salah satu alisnya terangkat. Ia merasa terhibur dengan ekspresi Xera.
"Xiao Lee. Bajingan yang satu itu yang memberitahukan mu" jawab Xera.
Yu Fei masih menatap Xera, masih belum memberikan tanggapan atas jawaban gadis itu yang memang benar adanya.
Namun ada satu hal yang di lupakan Xera. Dan tampaknya, Yu Fei tidak berniat memberitahukannya.
"Jadi? Kau mau membunuhku?" Tanya Xera menantang.
Kaisar besar itu terkekeh. Ia tidak menyangka, putri Jia atau perempuan yang seharusnya bernama Xera ini, akan beranggapan seperti itu tentangnya. Walau begitu, ia tetap mengikuti permainan gadis itu.
Yu Fei mangangguk kelam. "Membunuhmu, dengan alasan karna kau tak pernah memiliki sopan santun dalam merespon ucapanku. Dan kemungkinan, kedua kerajaan kita akan perang. Kau mungkin akan tau apa yang akan terjadi selanjutnya kan?" Yu Fei menyeringai, namun tidak dengan gadis itu.
Kepala gadis itu langsung memikirkan mengenai perang, yang pasti akan menghabisi nyawa seluruh penduduk di kerajaan milik putri Jia. Keluarga serta semua masyarakat kerajaan mereka akan mati di basmi oleh Yu Fei. Kerajaan milik putri Jia hanya sebesar 0,5 dari 10 dari kerajaan Yu Fei. Jadi, kemungkinan besar, Yu Fei hanya membutuhkan waktu satu jam untuk menghabisi kerajaan putri Jia.
Xera mendesah berat, hanya dengan membayangkan itu. Apa yang akan ia lakukan. Hidupnya tidak akan tenang di alam baka sana, jika ia masih saja membuat orang lain kesusahan.
"Kenapa?" Tanya Yu Fei masih memasang senyumnya. Ia benar-benar menikmati semua ekspresi gadis itu. Mulai dari marah, ngeri, takut, sedih, dan bahkan gugup.
"Kau tidak mungkin berani melakukan itu?" Tanya Xera dingin.
Mengangkat bahunya, Yu Fei menyandarkan tubuhnya dengan nyaman. "Entahlah. Keberanianku hanya sebatas membunuh semua keluargaku" jawabnya enteng.
Xera semakin tertegun. Membunuh keluarganya sendiri saja, Yu Fei mampu, apalagi keluarga putri Jia yang bahkan tidak punya hubungan darah dengan laki-laki itu.
"Apa maumu sebenarnya?" Tanya Xera pada akhirnya. Ia memilih memasrahkan diri di banding kembali menyakiti orang yang tidak bersalah karenanya.
"Menikalah denganku!" Jawab Yu Fei santai.
"Kau tau masa laluku?" Xera bertanya ketus.
Yu Fei kembali tersenyum. "Aku tidak peduli dengan masa lalumu. Karna saat ini, aku hanya ingin menikahi putri Jia, bukan perempuan yang bernama Xera" jawabnya jujur.
Gadis itu mengerjabkan matanya pelan. Ia tidak menyangka dengan respon Yu Fei. Dan mendengar jawaban itu, hati gadis itu merasa teriris. Bukankah hidupnya memang sangat menyedihkan?
Dimana pun dia berada, tidak ada yang benar-benar menginginkamnya.
Xera membalikkan tubuhnya untuk membelakangi Yu Fei. Ia berusaha menghalau air matanya agar tidak terjatuh. Ia mengingatkan dirinya sendiri bahwa tujuan ia berada di sini adalah mencari tahu segala hal yang telah terjadi kepada putri Jia. Membayar atas pinjaman tubuh putri Jia. Karna ia sadar, ada kematian yang mengikutinya kemanapun.
Masalah putri Jia jelas bukan masalah sepele. Ada orang hebat yang berada di belakang semua penderitaan putri Jia. Hal itu terbukti dengan dirinya yang selalu mendapatkan banyak celaka saat berada di luar kerajaan.
"Ada satu hal yang harus kulakukan" bisik Xera pelan.
Yu Fei mengangguk. "Aku tahu!! Bukankah dengan menyandang status sebagai permaisuri kaisar akan mempermudamu menyelesaikan semuanya?" Tanya Yu Fei.
"Kalau begitu, kau juga seharusnya tau, bahwa ada kematian yang selalu mengikutiku" tanya Xera. Ia tidak akan menyembunyikan apapun lagi. Setidaknya, hal ini bisa membuatnya bergerak bebas.
Dari tempatnya berdiri, Xera bisa melihat ada kerutan kecil pada kening Yu Fei saat gadis itu mengucapkan fakta tersebut. Xera bahkan menangkap bibir Yu Fei yang terlihat menipis, walau hanya ssbentar.
Namun, dengan melihat respon Yu Fei, gadis itu bisa menyimpulkan bahwa Yu Fei tidak tau hal itu.
"Tidak akan ada yang bisa mengambilmu, kecuali aku yang membuangmu sendiri" jawab Yu Fei datar.
Xera terkekeh. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Yu Fei memanglah sebrengsek ini.
"You damn bastard!!!!" Umpat Xera kuat.
"Kau mengatakan apa?" Tanya Yu Fei kebingungan. Pasalnya, ia tidak mengerti apa yang sedang di katakan gadis itu.
Dan menyadari itu, Xera tersenyum manis. Ia merasa bangga bisa mengumpat seorang kaisar yang terkenal akan kekejamannya.
"You fuck jerk!!!" Ucapnya lagi.
Menghela nafas frustasi karna tidak mengerti apa yang di katakan gadis itu, Yu Fei bangkit berdiri dan berjalan cepat menuju gadis itu, hingga jarak mereka hanya beberapa centi.
"Jangan mempermainkanku!!!" Ancam Yu Fei kesal.
Namun bukannya ketakutan, Xera hanya mengangkat salah satu alisnya lalu menyeringai.
"Ayo bertarung!! Aku ingin merasakan mencoba membunuh seorang kaisar" ajak Xera. "Karna kapan lagi. Di dunia asliku, tidak ada kaisar" lanjutnya.
"Kau yakin?" Tanya Yu Fei sensual. Matanya menatap ke arah bibir gadis itu dengan terang-terangan.
Sialan!!!
Ternyata ia memang salah menilai tentang Yu Fei.
"Sebentar lagi kau akan menjadi milikku" bisik Yu Fei tiba-tiba, lalu mengecup pucuk hidung gadis itu.
Xera tertegun di tempatnya, dan Yu Fei pergi begitu saja setelah melakukan hal itu.
Sialan,,, sialann!!!!
Xera merasa kalah telak.
Di sini ia memang tidak punya kekuasaan untuk menghancurkan Yu Fei. Gadis itu jadi penasaran, di dunianya yang asli, sebagai apakah Yu Fei ini?
Entahlah, gadis itu tidak bisa memikirkan apapun. Ketampanan Yu Fei serasa tidak cocok untuk menjadi seorang pembunuh, padahal profesi itu yang cocok kepada Yu Fei.
Tbc
Jangan lupa vote ye!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Princes Soul (DREAME)
Historical FictionFOLLOW DULU, BARU BACA. JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTNYA. •Jiwa yang berbeda• Xera merupakan mantan penjinak bom, yang bekerja dibawah Negara. Namun, semenjak kejadian naas yang menimpa dirinya, Xera berbalik melawan Negaranya. Disaat kematian mere...