Xera menghabiskan satu harinya berada di perpustakaan. Ia bahkan tidak memperdulikan ajakan Meng Mei untuk makan siang. Dan hingga malam ini, Xera bahkan belum menyentuh makanan yang dibawakan oleh Meng Mei.
Xera berusaha mencari beberapa informasi mengenai kerajaan ini. Mulai dari informasi geografis, sejarah, bahkan susunan keluarga kerajaan.
Ia harus punya informasi yang banyak jika ingin melakukan pembrotakan. Masalahnya Ella akan menghadapi satu kerajaan. Dan dia butuh perisiapan yang matang. Ya, walaupun sebenarnya jika Xera mau merakit bom, ia bisa saja tinggal melakukan pengeboman dikerajaan ini. Mengingat kerajaan ini hanya seperempat dari Negara tempat dia tinggal dulu.
Tapi Xera bukanlah monster, yang tega membuat warga-warga kerajaan ini menjadi korban.
^^^
Meng Mei berlari sekuat tenaga. Napas sang dayang memburu. Ia harus memberitahu Putra mahkota bahwa sang tuan Putri pergi keluar istana.
Ia baru saja meninggalkan tuan putrinya Jia, untuk mengembalikan beberapa buku yang dipinjam Tuan putrinya. Namun naas, dia kelewatan 5 menit. Saat kembali ke paviliun sang Putri, seorang dayang mengabarkan bahwa putri akan pergi keluar istana.
Ditengah perjalanan menuju pusat istana, Meng Mei bertemu dengan putra mahkota Renshu.
"Mohon maaf atas kelancangan hamba Putra mahkota"Meng Mei menunduk ketakutan.
"Ada apa?" desis Putra Mahkota Renshu dingin.
"Ampuni hamba Putra mahkota. Putri Jia baru saja pergi meninggalkan istana sendirian" ucap Meng Mei semakin ketakutan.
Meng Mei mendongkakan kepalanya sedikit, bermaksud ingin melihat respon sang putra mahkota. Namun nihil, hanya ada tatapan datar disana. Putra mahkota Renshu bahkan hanya berlalu meninggalkan Meng Mei yang masih Setia berbungkuk.
Meng Mei merasa kasihan terhadap sang tuan Putri. Ia yakin, jika sang Putri melihat respon dari putra mahkota, ia yakin pasti tuan putrinya akan sedih.
Meng Mei bingung apa yang akan dilakukannya saat ini. Masalahnya, tampilan tuan Putri Jia yang sedikit berbeda, dapat menimbulkan masalah. Rasanya Meng Mei ingin menangis saat ini juga. Ia takut jika ada sesuatu yang terjadi pada sang Putri.
^^^
Diwaktu yang sama, namun ditempat yang berbeda, Xera mengendarai kudanya secara perlahan, setelah berada cukup jauh dengan pusat kota.
Xera tidak ingin menarik perhatian orang, namun dirinya bisa gila jika terkurung didalam istana.
Xera memutuskan untuk melihat secara langsung keadaan kota. Ia harus punya rencana yang matang jika ingin kabur selamanya dari sini.
Suasana terasa berbeda setelah ia menginjakan kakiklnya diluar istana. Ia kembali mengendarai kuda tunggangnya. Tampak disekelilingnya dipenuhi oleh beberapa pohon dan tanaman.Xera memutuskan untuk berhenti disalah satu tanaman. Alisnya berkerut, memikirkan dan berusaha mengingat-ingat, apakah ini tanaman yang sedang ingin ia cari.
Xera memang memutuskan keluar untuk mencari sebuah tanaman, yang dapat memberikan warna permanen jika diolah. Ia memutuskan untuk mengubah warna rambutnya menjadi coklat, sehingga saat keluar, ia tidak menarik perhatian banyak orang.
Dimasa depan, ia hanya tinggal kesupermarket untuk beli pewarna rambut. Jika sedang malas, ia bisa langsung pergi kesalon. Namun disini? Ia yakin, salon buat spa saja pasti tidak ada.Xera mengambil beberapa daun, kemudian menumbuknya menggunakan Batu yang bertenger manis dijalan. Warna akan keluar jika Sari yang dihasilkan tanaman keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princes Soul (DREAME)
Ficción históricaFOLLOW DULU, BARU BACA. JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTNYA. •Jiwa yang berbeda• Xera merupakan mantan penjinak bom, yang bekerja dibawah Negara. Namun, semenjak kejadian naas yang menimpa dirinya, Xera berbalik melawan Negaranya. Disaat kematian mere...