2. Kolam renang dan nama

577 53 1
                                    

Terkadang Zea harus menyibukkan diri agar tidak terus rindu pada orangtuanya. Tinggal seorang diri dan tidak punya saudara adalah hal yang sangat sulit, tetapi Zea mau tidak mau harus meneruskan hidupnya seorang diri.

Beruntungnya ada ke lima sahabatnya yang selalu menemaninya ketika ia sedang kesepian. Tetapi bagaimanapun mereka juga punya kehidupan masing-masing tidak melulu soal Zea dan Zea paham soal itu.

Zea sedang berada di kolam renang apartment, Zea selalu nenangin dirinya setiap malam, entah keluar apartment atau sekedar diam di kolam renang seperti sekarang. Karena setiap pulang sekolah, ia selalu merasa kesepian, tidak ada yang diajak ngobrol ataupun bercanda.

Ia bakal ketawa jika di sekolah. Selebihnya dia akan diam. Zea sebenarnya orang yang tertutup, dia akan terbuka hanya pada ke 5 sahabatnya itu.

Zea tersentak kaget tiba-tiba ada yang berenang malam-malam begini. Biasanya tidak ada, hanya kadang ada yang merokok atau sekedar kumpul-kumpul.

Pria itu belum memunculkan dirinya, ia mungkin sudah berenang kurang lebih 5 kali bolak-balik. Zea takut sebenarnya, tapi tidak tau kenapa kakinya sulit untuk digerakkan. Kecepatan jantung Zea sudah melebihi ketika ia bertemu dengan idolnya.

"Ngga usah takut saya bukan orang jahat"

Zea melotot kaget "Om?"

Zea sedikit lega sekarang. Pria yang belum Zea ketahui namanya itu, keluar dari kolam dan duduk didepan Zea.

Jantung Zea kembali berdegup kencang ketika pria itu duduk tepat di depannya, bagaimana bisa pria didepannya ini membentuk badan yang sangat atletis. Perut yang kotak-kotak dan lengan yang penuh otot. Baru kali ini Zea melihatnya secara langsung dan itu membuat jantung tidak sehat.

"Kenapa? Badan saya bagus ya?" Pria bertanya dengan pedenya.

"Bagusan juga badan idol saya"

Pria itu berdecih "Pasti bagusan saya"

Zea memutar bola matanya.

"Ngapain kamu malam-malam disini sendirian?"

"Om kepo"

"Angin malam ngga baik buat perempuan gadis"

"Kata siapa?"

"Kata saya"

"Om juga kenapa berenang malam-malam?"

"Kamu kepo"

Jika saja pria yang didepannya ini seumuran, Zea akan menenggelamkannya di kolam renang.

"Oh iya jangan panggil saya om, saya bukan om-om yang suka nyewa anak seumuran kamu"

Zea menatapnya tanpa ekspresi.

"Terus apa? Bapak?"

"Muka saya keliatan bapak-bapak emang?"

"Iya"

"Padahal saya baru 35 tahun"

"Saya ngga nanya"

"Saya ngasitau"

"Saya ngga mau tau"

"Ko kamu ngeselin?"

"Om juga ngeselin"

Pria itu sudah mengepalkan tangannya.

"Om mending balik deh, takut istri om nanti nuduh saya selingkuhannya"

"Saya ngga punya istri"

Zea agak kaget, tapi di Seoul adalah hal yang biasa.

"Nama saya Jaehyun"

"Saya Zeanne"

Ngga tahu kenapa, tidak biasanya Zeanne memberitahu namanya pada sembarang orang. Biasanya dia akan mencari-cari alasan agar seseorang ga mudah mengetahui namanya. Zea paling tidak suka ditanya namanya sama orang asing, kecuali benar-benar untuk kepentingan sesuatu.

"Saya balik duluan ya om"

Jaehyun mengangguk tersenyum.

Sesampai di unit apartmentnya ia langsung merebahkan dirinya di kasur, ia memikirkan pria tadi, sepertinya ia nyaman berada dekatnya, bukan karena suka atau sayang tetapi karena entahlah perasaan yang tidak bisa dijelaskan. Intinya ia nyaman pada pria yang bernama Jaehyun itu.


Bonus foto om Jaehyun lagi

Bonus foto om Jaehyun lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

Terima kasih untuk yang sudah membaca cerita iniiii. Jangan lupa vote dan komentarnya ya.

Wanna Be My Daughter? [Jaehyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang