Prolog

237 73 32
                                    

Prolog!

Gadis bermanik coklat itu mengedarkan pandangannya menatap sekitarnya. Mencari-cari keberadaan seseorang yang sejak tadi ia ikuti dan kini hilang entah kemana. Namun, hal itu sia-sia. Gadis itu sudah kehilangan jejaknya.

Gadis itu menghela nafasnya pelan, tangannya kini beralih membuka masker hitam yang menutupi wajahnya. Ia berbalik hendak ingin meninggalkan tempat itu. Namun, pergerakannya terhenti saat melihat lelaki yang ia buntuti sedari tadi ternyata sekarang berdiri di hadapannya.

Mata gadis itu membola dan tentu saja terkejut. Ah sial, ia ketahuan.

Berbeda dengan lelaki itu yang melihat jelas wajah miliknya, langsung tak kalah terkejut.

"Daira? ngapain lo ikutin gue." ucapnya masih dengan reaksi terkejut.

Nama gadis itu bernama Daira langsung menyadari satu hal bahwa ia lupa memakai maskernya kembali. Oh tidak, selain ketahuan mengikutinya ia juga ketahuan tentang identitasnya. Shit, kenapa ia sangat ceroboh. Mau kabur juga udah kepalang basah.

Daira beralih duduk di kursi yang dekat dengan sana. Posisinya sekarang kini berada di taman kota. Selain banyak orang yang berlalu lalang, ada juga pengendara motor yang lewat, menambah kebisingan yang ada.

Jaket kulit hitam miliknya kini ia rapatkan lebih dekat, karena suhu udara di malam hari ini lumayan agak dingin. Daira beralih menatap lelaki itu yang kini mulai berjalan dan duduk di sampingnya. Manik lelaki itu tak henti-hentinya menatapnya dengan tajam, seolah-olah ingin menginterogasinya lebih cepat.

"Ngomong!" seru lelaki itu dengan nada garang.

Spontan Daira menjawabnya dengan lantang. "Gue suka sama lo, Angga."

Lelaki yang di sebut Angga itu terdiam. Sedetik kemudian, rahang miliknya yang tiba-tiba mengeras kini menjadi berubah. Angga mengalihkan tatapannya kearah lain. Menimang-nimang perkataan yang harus dilontarkan untuk menjawabnya. Dan ia baru menyadarinya sekarang kenapa Daira selalu memperhatikannya, ternyata gadis itu menyukainya.

Angga memejamkan matanya sejenak, menarik nafasnya sekilas lalu menghembuskannya secara perlahan. Ia tersenyum tipis. Lalu ia menoleh kembali menatap gadis itu.

"Gue-eh?" Angga melihat sekitar, namun ia tak menemukan keberadaan Daira di sebelahnya. Kapan ia pergi?

Angga menghela nafas pelan. Hal itu sudah membuatnya cukup tercengang atas pengakuan Daira tadi. Ia juga tidak perlu repot-repot meresponnya. "Gue harus gimana? apa gue harus buka hati gue lagi?"

***

Tbc!

.

Cinta itu sepaket sama patah hati, kalau kamu ngerasain jatuh cinta ya ujung-ujungnya juga bakalan sakit hati juga lah.

Kalau kamu ingin dihargai orang lain, kamu juga harus menghargai orang lain kawan. Jangan jadi silders, kita sama-sama menghargai ya.

Semangat buat kamu yang sedang berjuang.

_ningara_

DAIRA || Fierce LeaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang