"Syukur lah" lanjut Aric
"Hah? Syukur?". Tanya Sakura kebingungan. "Kita terjebak loh disini mana hujan nya lama lama tambah deras lagi dan hanya tinggal kita berdua yang masih berada disekolah". Lanjutnya Sembari menyentuh tetesan air hujan.
Aric hanya diam tersenyum menatap gadis penyendiri itu dari belakang.
"Manusia itu seperti hujan, diturunkan kebumi pasti ada saja orang yang tidak menyukai nya".
-Aric Adion AbinayaSakura lantas membalikkan badannya dan sejenak melihat wajah Aric yang sedikit tersenyum menatapnya lalu ia kembali ke kelas dan duduk hingga hujan reda.
Alih alih reda, hujan semakin deras membuat Sakura ingin tidur. Karena ia merasa sangat mengantuk dan tak mampu menahan rasa kantuknya, ia pun akhirnya tertidur di kelas dengan menangkup wajahnya diatas meja dialasi Bucket Bag nya.
Setelah beberapa lama duduk dan menatap rintihan hujan yang membasahi bumi, Aric pun ikut masuk ke dalam kelas lalu ia melihat Sakura yang sedang tertidur pulas.
"Ngantuk ya" Aric tersenyum tipis.
Aric melepaskan hoodie merah yang dipakai nya lalu dipakaikan ke Sakura agar gadis itu tidak merasa kedinginan. Dan ia pun ikut tertidur disamping Sakura.
Tak lama kemudian Aric terbangun. Ketika ia melihat kearah luar ternyata hujannya sudah meredah. Namun ia melihat Sakura yan masih tidur dengan pulas. Karena ia tak tega membangunkannya, ia pun memainkan ponselnya hingga Sakura bangun.
Betapa terkejutnya Sakura ketika ia bangun, tepat dihadapannya ada seorang laki laki tampan namun sangat menyebalkan sedang duduk sembari memainkan ponselnya.
Aric yang menyadari bahwa Sakura sudah bangun pun menoleh ke arah Sakura.
"Eh lo udah bangun" tanya Aric.
"Hmm" jawab Sakura. "Ini hoodie punya lo?" Sakura melepaskan hoodie merah yang diletakkan dipunggungnya lalu menunjukannya pada Aric.
"Iya punya gue, lo tadi kedinginan gue lihat, yaa sebagai manusia yang baik hati, gue gak tega lihat lo kedinginan" ucap Aric.
"Ohh" Sakura menyerahkan hoodie merah itu pada Aric. "nih" katanya.
"Lo gak mau pake aja? Diluar masih dingin" Aric menawarkan.
"Ga usah"
Sakura lalu bergegas pergi meninggalkan Aric keluar kelas. Dan Aric pun menyusuli nya dari belakang.
"Angkot, angkot" terdengar suara Sakura memanggil angkot.
Aric yang penasaran tingkat dewa akhirnya berinisiatif ingin mengikuti gadis itu agar ia tau letak rumahnya dimana, namun ia harus menghentikan dan menahan rasa penasaran nya karena ibu nya yang tiba-tiba menelfonnya.