01. Challenge

2.3K 245 200
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Rainbow Falling © RiuDarkBlue21

Warning: AU, OOC (cool Naruto), typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!

🥀🥀🥀

Senin, hari yang menyebalkan. Kalian setuju?

Siapa yang suka dengan akhir weekend yang menyenangkan baik itu bersama kekasih, maupun keluarga? Senin merupakan hari keramat dan paling malas di antara hari-hari lainnya. Hal ini juga berlaku bagi orang di depan gerbang yang tengah memicingkan matanya menatap nyalang seseorang yang menunjuk-nunjuknya.

"Apa?!" terdengar kasar? Tanggung, ia sudah emosi.

"Kau tidak diizinkan masuk, sebelum  menggantinya!"

"Heh?!" jari telunjuknya mendorong bahu pemuda di hadapannya. "Siapa kau? Hingga berani memperintahku?"

"Aku?! Tentu saja pengurus OSIS!" Kiba melotot, ia menepuk dadanya dengan bangga. Kiba berdehem untuk mengatur emosinya, berhadapan dengan gadis ini membuat darah Kiba naik beberapa tensi. "Cepat, ganti rokmu."

Hinata Hyuuga. Gadis itu tersenyum remeh. Ia menatap Kiba dari atas ke bawah. "Cupu begini, jadi pengurus OSIS?"

"Kau!" setan dalam diri Kiba bangkit, ia sudah ingin mejambak rambut Hinata yang terlihat indah. "Cepat keluar dari sekolah! Sana! Ganti rokmu atau kau tidak diizinkan masuk kelas?!"

"Boleh juga tuh."

Mendengar kejadian ribut-ribut otomatis seseorang mendekat. Ia menepuk pundak Kiba. "Sabar, Bro."

Kiba memutar bola matanya, ia menatap Sasori dengan jengah. "Kau urus dia."

Sasori menggeleng. Ia tidak mau menghabiskan waktunya dengan mengurus trouble maker di hadapannya. "Bukan bagianku." Kepala Sasori memutar, ia mencari seseorang. Tidak lama tangannya melambai dengan senyuman lebar. "Hey! Ini bagianmu."

Orang yang dipanggil mengembuskan napasnya lelah. Pagi yang menyebalkan dan harus berhadapan dengan gadis kepala batu yang sayangnya seangkatan dengan mereka.

Dengan santai juga kesal, ia melangkah menuju gerbang di mana kerecokan kecil itu terjadi.

"Nah, hanya kau yang bisa menaklukkan dia." Tepukan Sasori di pundaknya bagaikan bom di pagi hari.

"Berisik." Naruto—pemuda itu—menepis lengan Sasori.

Sasori sendiri menarik lengan Kiba, membiarkan mereka berdua menikmati quality time.

"Ganti rokmu, dan kau tidak tahu ini jam berapa?"

"Tidak, aku tidak melihat jam di sekitar sini."

Tatapan Naruto makin datar. Ia menatap gadis di depannya dari atas hingga ke bawah. Rambut panjang, oke, tidak masalah. Seragam ketat, rok mini, dan sepatu putih. Ini masalahnya.

"Lepas sepatumu, Nona. Bukankah kau sudah tahu bahwa harus mengenakan sepatu hitam setiap ke sekolah?"

Hinata kaget, ia menutup mulutnya dengan tangan dan Naruto yakin bahwa itu pura-pura belaka. "Aduh, aku lupa, bagaimana ya?"

"Lepas sepatumu."

"Enak saja!" Hinata maju, ia tidak mau terus berdiri di depan gerbang bersama musuhnya. Ya, Hinata Hyuuga mengklaim Naruto Namikaze sebagai musuh bebuyutannya.

Rainbow FallingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang