Lisa pov
"Lu kalah..." oke, June meneriaki dan menertawakanku.
Aku akui jika aku bodoh dalam permainan kartu bersama kedua sahabatku karena faktanya mereka lebih jago dari padaku.
"Sesuai perjanjian" Mino mengeluarkan sebuah benda kecil berukuran pulpen dari saku bajunya.
Aku mengeluh ketika tau benda yang sedang Mino acungkan ke udara. Itu adalah lipcream! Ah, aku sangat benci hukuman.
"No! Berikan hukuman yang lain" pintaku.
Cairan merah itu membuatku takut. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana cara perempuan melirikku ketika bibirku terlukis oleh benda merah tersebut.
Ya, Tuhan! Membayangkannya saja membuatku merinding, jangan sampai itu semua terjadi dan aku terkena masalah. Aku tidak ingin!.
Mino dan June menggeleng serentak. "Tidak ada perubahan" tolak June.
Mino menarik kuas dari dalam, cairan merah pekat menempel disetiap bulu halus dan siap menyentuh bibir luarku. Aku mengelak dan menjauhkan wajahku dari Mino.
Namun sialnya June menahan tubuhku agar berhenti bergerak bahkan June juga mencengkram wajahku supaya Mino leluasa mengulas bibirku.
"Tolong pakaikan sedikit saja" pintaku kedua kalinya.
Mino mengabulkan permintaanku dan terasa oleh diriku sendiri jika cairan merah itu hanya menempel diujung bibirku.
"Selesai" ucap Mino.
Segera aku mengambil ponsel dan bercermin dilayar hitam tersebut. "Hm, not bad" kataku, hasilnya tidak membuatku terlalu malu.
June berdecih lalu mengambil alih lipcream dari genggaman Mino. "Terlalu tipis!.." ucap Junne.
Aku tersentak dan menghindar cepat, namun aku terlambat. June membuat warna yang lebih tebal ditempat yang sebelumnya dilakukan oleh Mino.
"Yak! Bahkan itu lebih buruk" teriak Mino menertawaiku.
Aku penasaran dan membuktikan ucapan Mino. Jika benar, aku akan membunuh June!.
Damn!
Goresan itu memperburuk wajahku, June membuatnya lebih berantakan dari sebelumnya. Bahkan pewarna cream itu melewati batas bibirku.
"KOO JUNE!!.." teriakku penuh emosi.
"Mwo?!.." June membalas dengan teriakan dan bersikap biasa saja seakan tidak memiliki salah.
Aku berdiri dan menarik kerah baju June dengan sebelah lengan telah berada diudara, bersiap mendarat disalah satu pipi Junne.
"LISA STOP!" Mino memisahkanku dengan Junne. "Lu gila?!.." kata Mino kepadaku, "lihat kita jadi bahan tontonan mereka" lanjut Mino.
Aku melihat sekitarku dan ternyata benar. Tempatku menjadi pusat perhatian karena keributan yang aku buat. Setelahnya, aku kembali menatap sinis mata June.
"Urusan kita belum selesai" ucapku sembari menunjuk wajah June.
Kali ini aku melepaskan mangsaku, bukan karena takut melainkan aku tidak suka menjadi pusat perhatian diantara keramaian. Aku bisa membalaskannya dilain tempat yang lebih sunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
sister or wife (END)
Short StoryJENLISA X LISOO "Jisoo selalu hadir disampingku dalam susah maupun senang dan Jennie selalu membuatku tersenyum setiap saat ..." - Lisa. "... Siapakah seseorang yang sebenarnya aku cintai, salahkah jika aku mengharapkan keduanya menjadi satu ... Dou...