Langit oranye menemani kegelisahan Lisa terhadap gadis bermata kucingnya yang tiba saja menghilang dari jangkauan matanya, entah hal apa yang membuat Jennie pergi hingga pesan dan panggilan teleponnya tidak mendapat jawaban.
Lisa terus mengutuk sepupu perempuannya yang berani bicara menyinggung perasaan Jennie, meski Rose tidak sepenuhnya salah. Lisa belum memberitahu Rose terkait permasalahan percintaan nya bersama Jisoo.
Rose mengira hubungan Lisa dan Jisoo masih terjalin baik sama seperti terakhir Rose menemui sepasang kekasih tersebut. Keadaan bisa saja berubah secara cepat dan bodohnya, Lisa tidak memberitahu hal itu kepada sepupunya.
"Kumohon, angkat teleponku" Lisa masih gelisah belum menemukan Jennie, pikiran buruk terus menghantuinya.
Panggilan telepon kembali terputus untuk yang kesekian kalinya, Lisa mengecek pesan yang sempat ia kirim beberapa menit yang lalu, pesan tersebut tidak dibalas meski telah dilihat oleh sang pemilik kontak.
"Dia marah padaku? Apa salahku, seharusnya dia marah pada manusia tupai itu!" Lisa meracau.
"Jisoo...? Mungkinkah mereka bertemu?" Lisa bergegas berlari ketempat terakhir ia meninggalkan Jisoo.
Sementara ditempat Jisoo,
Hiks!
Jisoo tidak berhenti menangisi Lisa yang tega meninggalkannya demi sang adik yang menghilang entah kemana, ia tidak memiliki niat sedikit pun untuk mencari Jennie.
Bayangan Lisa yang menemukan Jennie membuat hatinya sakit dan perih, karena itu Jisoo memilih diam dari pada melihat Jennie bersama kekasihnya. Ah, Jisoo tidak ingin melihat adegan manis yang membuatnya semakin terpuruk.
Satu notif pesan menyadarkan Jisoo, ia membuka pesan tersebut sambil menghapus kasar air mata di pipinya.
"Unnie sedang mencariku bukan? Tidak usah khawatir aku sedang dirumah Joy dan aku akan menginap, tolong kasih tau appa dan eomma" isi pesan dari Jennie.
Fyuh!
Sekarang Jisoo tenang ternyata Lisa dan Jennie tidak saling bertemu, beban dipundaknya meringan hanya dengan sebuah pesan dari sang adik. Senyum kecil tak sengaja terlukis dibibirnya yang berbentuk hati, setidaknya keadaan hatinya tidak seburuk sebelumnya.
"Nona, apa anda baik-baik saja?" Jisoo tersentak.
"Ah, ne.."
"Hari sudah semakin sore, sebaiknya kita pulang sebelum langit menjadi gelap" ajak sang namja.
Jisoo berdiri dan berjalan melewati sang namja yang memiliki tugas sebagai supir keluarga Kim.
"Maaf nona, dimana nona Jennie?"
"Dia menginap dirumah temannya" setelah itu sang supir tidak bertanya lagi dan mengikuti Jisoo.
Hosh!
Nafas Lisa naik turun saat telah sampai dititik terakhir, kedatangan Lisa bersamaan dengan kepergian Jisoo dari tempat tersebut. Lisa menunduk dalam sambil memegang kedua lututnya, ia tidak menemukan Jisoo.
Lisa tidak menyerahkan dengan cepat ia pun berusaha menghubungi Jisoo dalam keadaan nafas yang tidak beraturan, tangan Lisa gemetar menunggu jawaban Jisoo diseberang sana.
Tiba saja bunyi dering telepon berubah menjadi panggilan terjawab.
"Hallo, Jisoo-ya.." ucap Lisa antusias.
"Kamu dimana?" sambung Lisa.
"Apa pedulimu menanyakan hal itu kepadaku?" Balas Jisoo, gemetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
sister or wife (END)
Historia CortaJENLISA X LISOO "Jisoo selalu hadir disampingku dalam susah maupun senang dan Jennie selalu membuatku tersenyum setiap saat ..." - Lisa. "... Siapakah seseorang yang sebenarnya aku cintai, salahkah jika aku mengharapkan keduanya menjadi satu ... Dou...