Chapter 24

2.5K 300 28
                                    

Kesalahpahaman yang Lisa takuti pun terjadi,

Lisa membeku, "J-Jennie" mulutnya bergetar dan matanya terbuka lebar.

Jennie melihat semuanya dari awal kedatangan Lisa bersama Jisoo membuat hatinya merasa dihianati, ia pun memutar badannya dan kembali naik ke lantai 2. Lisa sedikit berlari mengejar sang istri di anak tangga, Jennie semakin emosional dan mempercepat langkahnya.

"J, tunggu aku" sedikit lagi dan hap, Lisa berhasil menahan Jennie.

"Lepasin aku Lisa" perintah Jennie.

"Gak sebelum kamu mendengarkan penjelasanku" ucap Lisa, namun Jennie semakin memberontak.

"Kamu telah membohongiku, aku tidak percaya ucapan mu lagi" kata Jennie.

"Kapan aku berbohong? Aku tidak pernah berbohong padamu"

"Hari ini.. tadi kamu membalas pesanku jika kamu bersama Rose, tapi sekarang kamu pulang bersama Jisoo unnie.. jadi siapa yang telah jalan bersama mu?!" Jennie meninggikan suaranya.

"Shut, pelankan suaramu" kata Lisa, tidak enak jika Jieun dan Jisoo mendengar perdebatan mereka.

"Tidak mau, biarkan semua orang tau kebohongan mu" ujar Jennie.

"J, aku tidak bohong, aku berkata jujur saat aku bersama Rose dan soal Jisoo, aku tidak sengaja bertemu dengannya" ucap Lisa menjelaskan.

"Tidak sengaja bertemu, tapi kamu malah pulang bersamanya. Kenapa kamu tidak menghindarinya?" Jennie bertanya.

"Jisoo memaksaku"

"Dan kamu tidak berusaha menolaknya?" Jennie tetap tidak ingin kalah.

"Sudah ku tolak tapi Jisoo tetap keras kepala" kata Lisa.

Jennie menghiraukan Lisa dan pergi ke kamarnya, Lisa berusaha mengejar Jennie dan menahan pintu kamar agar tidak tertutup, malangnya tangan Lisa terjepit.

"Aww!! J tanganku" teriak Lisa.

Jennie tidak mendengar, ia semakin mendorong pintu membuat Lisa kembali berteriak kesakitan.

"Sakit di tanganmu tidak seberapa dibandingkan sakit dihatiku" kata Jennie.

"Maafkan aku tolong maafkan aku! Aku sadar aku salah" ujar Lisa berharap Jennie mengampuninya.

Karena kasihan, Jennie pun membuka sedikit pintu memberi akses keluar untuk tangan Lisa kemudian Jennie kembali menutup pintu secepat kilat.

"Yak, biarkan aku masuk" kata Lisa, sambil meniup dan mengibas tangan yang sempat terjepit tadi.

Lisa mengetuk pintu kamar dan berteriak memanggil Jennie, memohon dan merayu agar sang istri membukakan pintunya. Namun hasilnya nihil, upaya Lisa meraih hati sang istri tidak berhasil.

Jennie sama sekali belum memaafkan Lisa, ini baru hari pertama dan belum 24 jam Jisoo disini dan Jennie telah terbakar api cemburu yang tidak gampang Lisa padamkan. Pertengkarannya bersama Jennie membuat Lisa uring-uringan didepan kamarnya.

"Lisa kamu kenapa...?" Jisoo datang dan bertanya.

"Aku baik" jawab Lisa acuh.

"Lalu kenapa mondar-mandir didepan kamarmu?" Jisoo bertanya lagi.

Tidak mungkin Lisa menceritakan masalah rumah tangganya ke sang mantan pacar. "Tidak apa-apa" katanya.

"Aneh" ucap Jisoo, lalu berjalan menuju kamarnya yang terletak didepan kamar Jenlisa.

"Jisoo" panggil Lisa tiba-tiba.

"Yak panggil aku nunna, tidak sopan seorang adik ipar memanggil kakak iparnya dengan sebutan nama, kecuali kau masih mencintaiku" kata Jisoo, diakhiri sekilas senyuman.

sister or wife (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang