Mata pelajaran terakhir telah selesai sebelum pulang Jennie bersama Joy mendapat tugas tambahan yaitu membereskan peralatan praktik yang digunakan selama pelajaran biologi dan mengembalikannya kegudang.
"Jen, kamu bawa yang itu ya" Joy menunjuk replika tulang manusia.
Jennie memutar matanya, "bagian yang susah dikasih ke aku" kata Jennie, tanpa menolak permintaan temannya.
Jennie dan Joy memindahkan sisa peralatan praktik dari kelas mereka ke gudang yang terletak dibelakang sekolah. Beruntungnya barang yang Jennie dan Joy pindahkan tidak terlalu berat, memudahkan keduanya membawa barang dengan lengkap tanpa terjatuh.
Ketika telah sampai dibelakang sekolah, Jennie dan Joy masuk kedalam gudang dengan hati-hati. Jennie menaruh replika tulang manusia didekat pintu gudang sedangkan Joy berjalan lebih masuk kedalam gudang untuk menaruh kardus berisi replika organ tubuh manusia.
Tring, suara gelas yang berdenting menarik perhatian Jennie dan Joy, suasana gudang yang gelap dan sunyi ditambah dentingan gelas membuat gudang tersebut terasa lebih horor.
"Jennie" Joy berlari cepat dan berlindung dibelakang sahabatnya. "Kau mendengarnya, bukan?" tanya Joy.
"Eum"
"Yak, aku takut" Joy mencengkeram baju seragam Jennie.
"Tenanglah, mungkin hanya kucing" ucap Jennie menenangkan.
"Yak, kenapa kita terus diam disini? Ayo keluar" ajak Joy.
Jennie mengabaikan Joy, gadis bermata kucing itu terlalu fokus mendengar bisikan yang sedikit bergema digudang sekolahnya.
Tak!
Joy memukul bahu Jennie membuat sang empu menengok cepat ketika diperalihan itu Jennie tak sengaja menyenggol replika tulang manusia disampingnya.
"A A A A... KAMJAGIYA.. !!" spontan Jennie berteriak saat kepala dari replika tersebut memiringkan kepalanya didepan Jennie.
Joy turut panik akibat dari teriakan maut sahabatnya, mau marah tapi kasihan derita Joy harus menahan tawanya.
Hup!
Jennie menyumpal mulutnya dengan kedua tangannya sendiri, sadar jika teriakannya barusan akan mengundang bahaya yang bisa saja terjadi digudang tersebut.
Tiba saja lampu gudang menyala, bukan salah satu dari Jennie dan Joy, terdapat orang lain digudang sekolah. Jennie dan Joy sangat kaget dengan perubahan cahaya diruangan sempit itu.
Badan mereka gemetar tubuhnya berkeringat dingin bahkan didalam otak Jennie maupun Joy tidak terpikir hal positif, gambaran manusia jahat melintasi alam imajinasi keduanya.
Tap!
Suara kaki terdengar jelas sedang berjalan mendekati kedua sejoli itu. Jennie dan Joy saling menegang, keduanya pasrah dan berserah diri kepada yang kuasa.
"Noona?"
Deg!
Jennie membuka matanya, kedua mata itu saling bertemu. Jennie hampir menangis karena sebelumnya ia kira dirinya dalam masalah tapi semua itu terbantahkan oleh kehadiran seorang pria didepannya.
Sementara pria itu lupa dengan sebuah barang yang tak sengaja ia bawa dari tempat persembunyiannya. Sang pria pun menyembunyikan dibalik punggung.
"Fyuh~ ternyata itu kamu?" tanya Jennie dengan nafas leganya.
Pria itu mengangguk kaku dengan senyum tipisnya. "Teriakan noona membuatku kaget" ucapnya.
"Mianhae, Lisa-ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
sister or wife (END)
Historia CortaJENLISA X LISOO "Jisoo selalu hadir disampingku dalam susah maupun senang dan Jennie selalu membuatku tersenyum setiap saat ..." - Lisa. "... Siapakah seseorang yang sebenarnya aku cintai, salahkah jika aku mengharapkan keduanya menjadi satu ... Dou...