Chapter 9

70 6 0
                                    


HAPPY READING❤

***

Sehabis nongkrong tadi Fania langsung memisahkan dirinya dari yang lain. Dan disinilah Fania sekarang sedang berada di Gramedia untuk memburu novel yang sudah dia idam-idamkan.

Berada di Gramedia membuat Fania selalu lupa waktu. Seperti sekarang, jam sudah menunjukan pukul delapan malam tapi dia masih betah berada di rak bagian novel, bahkan sekarang dia sedang berselonjoran sambil membaca beberapa novel yang sudah terbuka plastiknya atau bahkan dia sengaja untuk membukanya.

"Astaga udah jam segini"ucap Fania kaget ketika melihat jam di tangannya yang sudah menunjukkan angka delapan.

Fania pun beranjak dari tempatnya setelah dia menaruh novel yang sehabis dia baca dan langsung menuju ke kasir untuk membayar novel yang akan dia beli.

"Totalnya Rp.525.000"ucap mba kasir tersebut, Fania pun langsung memberikan uang tersebut kepada mba kasirnya.

"Uangnya pas yah, terima kasih telah mampir"ucap mba kasir tersebut.

"Sama-sama"ucap Fania sambil tersenyum dan beranjak keluar dari gramedia.

Setelah dari gramedia Fania langsung menuju ke restoran berhubungan sudah jam 8 malam dan juga sedari tadi perutnya keroncongan minta di isi.

Tetapi ketika dia baru mau masuk restoran, dia seperti melihat Riko yang berada di depan restoran yang terlihat seperti sedang menunggu seseorang keluar dari restoran. Akhirnya, Fania pun memutuskan menghampiri Riko.

"Riko?" Fania menepuk bahu Riko yang membuatnya sedikit terkejut.

"Fafaa"ucap Riko kaget karena yang menepuk bahunya adalah Fania.

"Kamu ngapain disini?"tanya Fafa.

"Hmm aku-"Belum selesai Riko menyelesaikan ucapannya dia sudah dipanggil oleh seorang cewek yang berada di dalam restoran itu.

"Sayang aku udah selesai nih yuk pulang"ucap cewek tersebut dan menghampiri Riko yang berada di depan restoran.

"Maudi?"ucap Fania kaget ketika melihat cewek tersebut.

"Eh Fafa"ucap Maudi sambil melingkarkan tangannya di lengan Riko sambil tersenyum meremehkan.

"Ini maksudnya apa sih Ko, jelasin apa maksudnya ini semua"ucap Fania bingung dengan mata yang berkaca-kaca.

"Maaf Fa"ucap Riko sambil menunduk.

"Hah maaf maksud lo? Gak ada otak lo?"tanya Fania marah. "Jelasin"sambung Fania dengan nada datar.

"Oke aku jelasin tapi gak disini kita cari tempat gak enak di liatin orang-orang"ucap Riko.

"Gak, disini SEKARANG!!!"ucap Fania tegas.

"Aku balikan sama Maudi, maaf Fa ternyata aku masih sayang sama Maudi"ucap Riko.

Plak

"Brengsek lo"ucap Fania setelah menampar Riko. "Jadi maksud lo, lo pacaran sama gue hanya sebagai pelampiasan ha? Lo cuman jadiin gue mainan? Atau ajang balas dendam lo sama maudi? Jawab bangsaattt"ucap Fania marah dengan air mata yang terus turun dari matanya.

"Jelas lah dia hanya jadiin lo pelampiasan buktinya sekarang dia sama gue lagi"ucap Maudi tersenyum meremehkan.

"Bangsaatt lo Ko nyesel gue pernah kenal sama lo, ternyata lo gak lebih dari sampah tau gak"ucap Fania sambil menghapus air matanya.

"Maaf Fa gue gak bisa bohongin diri gue sendiri kalo gue masih sayang sama Maudi"ucap Riko penuh sesal.

"Hahaha. Enak banget yah lo ngomong kayak gitu seakan-akan perasaan gue itu hanya sebuah lelucon"ucap Fania sambil tertawa tetapi buat orang yang mendengar tawanya pasti tau seberapa menyakitkannya tawa itu.

FaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang