Hi!

78 17 3
                                    

Setelah membayar makananku, aku kembali berjalan tak tentu arah. Aku berjalan dengan girang dan sesekali menyapa siapa saja yang lewat. Tak sedikit yang menyapa kembali kepadaku, dan itu membuatku senang! Makhluk disini ramah-ramah pikirku. Kemudian, tak jauh dari tempatku berdiri, ada sebuah toko yang menjual aneka bunga warna-warni yang menyita pandanganku.

Aku berkeliling melihat bunga-bunga tersebut dengan pandangan takjub. Seorang perempuan yang sepertinya penjaga tempat, menghampiriku.

"Mbak, mau beli bunga apa?" tanya perempuan itu ramah. Aku menciumi beberapa bunga disitu. Hmm harumnyaaa..

"Aku mau yang itu dua tangkai." Ujarku sambil menunjuk kebunga yang cantik dan berwarna merah.

"Baiklah, dua tangkai mawar merah." Ulangnya. Oh, ternyata bunganya namanya mawar merah. Aku menganggukkan kepala.

"Dibungkus langsung atau tidak?" tanyanya lagi.

"Ah, gak usah." Jawabku. Kemudian sesuai harga yang dibilang perempuan itu, aku mengeluarkan dua lembar uang 20 ribuan yang cowok tadi berikan. Aku mengambil bunga yang berbungkus kertas itu dari tangan perempuan tersebut. Aku keluar dengan perasaan senang dari toko itu.

"Hmm satu bunga ini untuk aku, satunya lagi untuk cowok tadi." Kataku sambil melihat bunga yang ku pegang. Ah! Aku bahkan gak tau namanya.

Bruuuk!!

Ah, aku menabrak orang! aku lihat belanjaannya jatuh berserakan. Kenapa aku harus tak melihat jalan tadi! Kasian, cewek- eh bukan, cowok ternyata. Kok belanjanya banyak ya?

"Ah, maaf aku gak sengaja." Kataku dan membantunya memungut barangnya yang berserakan. Wajahnya yang memungut barang, tak kelihata olehku.

"Gak papa kok." Ujarnya sambil berdiri dan mengambil barang belanjaannya yang berhasil kupungut. Mukanya tampak lelah, aku kasihan melihatnya. Dengan pelan, aku pergi dari tempat itu supaya dia tak tau kalau aku sudah pergi.

"Hei, sini dulu." Panggilnya membuatku terkaget. Jangan-jangan dia minta ganti rugi. Bagaimana ini??!

"A-apa?"

"Nih pake, gak lucu tau lo ceker ayam kayak gitu. Gue juga yakin kalo banyak dari tadi yang nganggap lo orang gila." Ujarnya dan memberi sepatu kepadaku. Aku melihatnya heran. Oh iya! Aku tak mengenakan alas kaki apapun dari tadi. Aku segera memakainya dan menggerakkan kakiku senang. Warna biru! Aku suka warna biru. Ah, ternyata banyak orang baik didunia ini. Semoga ini pertanda baik.

"Untuk kamu. Makasih untuk sepatunya dan sebagai minta maafku." Aku memberikan setangkai mawar yang tadi kubeli ditoko. Ia mengambil mawar dengan terheran-heran. Namun, aku harus segera meninggalkannya sebelum dia minta ganti rugi!

*****

Someone else POV

"Gue pengen kita putus! Sekarang juga!" ucap Claire kepadaku. Sh*t ni cewek! Udah gue nemenin dia keliling belanja satu mall, ke salon lah, tapi dianya gak tau diuntung! Maunya dari dulu lo putusin gue! Gue kasian aja kalau gue yang mutusin lo, lo bakal ngemis-ngemis ke gue!

"Oke, makasih ya udah buat gue kayak pembantu lo!" aku langsung beranjak dari toko itu. Ni cewek ngabisin uang gue aja. Aku berjalan cepat tanpa melihat kebelakang. Mungkin dia ngarap aku bakalan balik bujuk dia, tapi sorry, gue udah capek.

"Ini ngapa juga barang belanjaan gue bawa, sh-!"

Bruuuk!

Seseorang menabrakku sebelum aku menyelesaikan kalimatku. Kulihat seorang cewek yang sedang memegang dua tangkai mawar merah tengah memungut barang belanjaan si Claire tadi. Aku ikut membantunya.

"Ah, maaf aku gak sengaja." Katanya.

"Gak papa kok." Akupun berdiri dan mengambil barang belanjaan dari tangannya. Aku memandangnya dari atas sampai bawah yang sudah mulai berjalan perlahan meninggalkanku. Ia sama sekali tak mengenakan alas kaki.

"Hei, sini dulu." Panggilku yang membuat dia agak terkaget. Dia menggerakkan kepalanya kaku.

"A-apa?" jawabnya tergagap, tampaknya Ia takut kepadaku.

"Nih pake, gak lucu tau lo ceker ayam kayak gitu. Gue juga yakin kalo banyak dari tadi yang nganggap lo orang tunawisma." Tapi terlalu cantik dan rapi sih kalau disebut sebagai tunawisma.  Aku mengeluarkan sepatu yang tadi dibeli Claire dengan uangku. Dia toh gak bakalan ngebutuhin lagi ni barang. Ia memakai dan tampak senang dengan sepatunya. Kemudian Ia memberiku setangkai mawar dari tangannya.

"Untuk kamu. Makasih untuk sepatunya dan sebagai tanda minta maafku." Aku memandangnya heran dan tercengang. Hahah! Cewek ini lucu! Dia perlahan berjalan menjauh sambil sesekali berjingkat-jingkat dan memegang bunga mawarnya. Aku tersenyum sampai tiba-tiba seseorang datang yang membuat senyumku luntur seketika.

"Mana sepatu yang gue beli tadi?" Ujar Claire.
What?? "Gue" beli tadi??! Dalam hatiku.

"Noh, udah gue kasih sama orang." ujarku ringan.

"WHAAAT!! Itu sepatu edisi terbatas, Leo!!!" teriaknya histeris. Bahkan semua orang kini memandang kami. Aku mencampakkan tas belanjaan yang menggunung tepat dihadapannya dan meninggalkannya dan berbalik sebentar.

"Gue gak peduli."

*****

Sore sudah menjelma menjadi malam yang gelap. Aku yang berjalan tak tentu arah dari tadi membuat kakiku seakan mati rasa. Tidak seperti diduniaku, aku kemana selalu memakai kendaraan terbang pribadiku. Aku khawatir, terlebih lagi aku tak punya tempat untuk bermalam.

"Guk! Guk!"

Bunyi apa itu? Aku melihat kebelakang dan melihat dua ekor anjing tengah berlarian kerahku.

"Guk! Guk!"

Aku berlari sekuat tenaga. Rasanya kakiku akan putus kalau seperti ini. kemudian aku melihat pagar besar yang menganga lebar. Dengan segera aku masuk kedalamnya untuk bersembunyi. Aku bersembunyi dibalik tembok rumah tersebut. Tampaknya suara anjing itu sudah menjauh.

"Hah. Kenapa banyak sekali rintangan? Benar-benar sialan dewan itu!" cercaku. Aku terduduk dan menyandarkan kepalaku kedinding. Seketika kantuk menyergap mataku. Aku berkali-kali mencoba untuk tetap tersadar. Namun, aku pun terlelap tanpa sadar.

***

Lagi-lagi sinar menyengat yang asing membangunkanku. Namun kini seorang laki-laki berdiri tepat diatasku dan menutupi sinar sehingga aku tak dapat melihat wajahnya dengan jelas.

"Hei, lo yang kemarin kan?" ujar cowok tersebut menarikku tegak. Aku mengucek mata berkali-kali memastikan siapa yang tengah berdiri didepanku saat ini.

"Ah! Cowok kantung belanja kemarin! Kok bisa disini?" ujarku terkejut. Kebetulan apa ini?

"Ini rumah gue. Lo yang ngapa disini." Tanyanya. Aku mengernyitkan keningku. Ah ya! semalam aku masuk kesini pas dikejar anjing! Aku menutup mukaku menahan malu.

"Aku dikejar anjing semalam, terus liat pagar itu terbuka, aku masuk aja dan tertidur disini." Ujarku menjelaskan. Aku tidak ingin ada kesalahpahaman. Tampaknya cowok itu mengerti maksudku karena Ia mengangguk berkali-kali.

"Gue Celeone. Panggil aja gue Leo." Ia mengulurkan tangannya kepadaku. Aku memandang tangannya heran. Kenapa Ia menawarkan tangannya kepadaku. Ia meraih tanganku dan menggenggamnya.

"Nama lo siapa?"

Oh jadi itu maksudnya.

"Namaku Crtyz Giova. Hmm sering dipanggil Crtyz kayaknya." Ujarku sambil tersenyum. Tampaknya ini awal yang baik.

Hmmm, kira2 gimana gimana ya lanjutannya?? ;)) kalau yang penasaran, tunggu aja ya updatean selanjutnyaa. Love u all :*

"Stranger"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang