Gadis berambut ash brown itu mendengus kesal, sudah 1 jam ia menunggu kedatangan seorang manusia -ah bukan manusia, tepatnya jelmaan manekin yang di beri nyawa. Sialnya kalau tidak ada dia hidupnya pasti juga blangsakan.
"Mana sih manekin gila! Kesemutan juga ini kaki!" Kesalnya sambil menscroll layar ponsel yang berusaha menghubungi si 'manekin gila'.
Tinn.. tinn.. tinn..
Belum sempat menekan tombol telepon orang yang ia tunggupun datang.
"Woi curut! Buruan deh lama lo!" Teriak Lelaki yang bersandar di pintu mobil, ya dia Markafi, abangnya yang lebih sering ia panggil 'manekin gila' dengan alasan Markafi pernah memberikan sebuah hadiah manekin waktu ia ulang tahun, gila bukan?
Dengan langkah penuh emosi dan ingin memukul kepala abangnya, Lily segera melayangkan satu geplakan manis pada bahu abangnya.
Bughh
"Gila ya lo ly??!" Kesal Markafi meringis kesakitan.
"Yang lama lo anjim! Gue tuh gak sama kaya lo yang tahan berdiri lama kek manekin ya!!" Sengak Lily tak kalah kesal.
"Ya sorry aja nih ya dek, abang kan ganteng, gebetan banyak jadi ya qtime dulu lah," ujar Markafi dengan songongnya yang membuat adiknya memasang ekspresi ingin muntah.
"Dah tuh gue peduli gitu bang? Gak ya anjim, masukin nih koper ke bagasi!" Titah Lily yang mendorong kopernya tepat di hadapan abangnya.
Dengan penuh kesabaran Markafi memasukkan koper Lily ke bagasi, lalu bergegas kembali ke sky house.
⏳⏳⏳
Lily membulatkan matanya dengan mulut yang menganga. Tubuhnya terlalu bingung untuk merespon keadaan di depannya.
"Gila lo bang, tau gini gue gak mau ikut papa ke China," ujar Lily menatap abangnya dan pemandangan di depannya.
"Lebih bagus lo balik ke China sih Ly, biar fasilitas disini gak boros," sindir Markafi yang membuat adiknya menatapnya tajam.
"Tapi bang, itu sebelah juga rumah kita?" Tanya Lily menunjuk pada bangunan yang terdapat di sebelah sky house mereka.
"Bukan lah," Markafi menoyor kepala adiknya yang membuat sang empu hendak membalas tapi sang pelaku sudah berjalan memasuki rumah.
"Anjim bener punya abang," gumam Lily menyeret kopernya dengan kesal memasuki rumah.
Dan lagi, Lily mematung di depan pintu.
"Lo di China tinggal di kolong jembatan atau gimana sih Ly? Kelakuan kaya anak miskin," sindir Markafi yang berlalu menuju ruang tamu dengan segelas kopi hitam kesukaannya.
"Bukan itu bang masalahnya," ucap Lily yang masih menatap pemandangan di depannya, "gue di China juga tinggal di sky house, tapi ini sky house pertama yang sangat bodoh gue temuin," Lily menggantungkan kalimatnya lalu menatap Markafi dengan tajam, "INI RUMAH KENAPA BANYAK CIKI BERSERAKAN WOIIII!!" Teriak Lily yang membuat Markafi tersedak kopinya.
Lily berjalan seperti banteng siap menyeruduk ke arah Markafi, lelaki itu menelan air liurnya kasar.
"BANGGG KAFIIIIIIIIIII!!!!!!"
"AKKKKKKKKK!!!!"
Terjadilah pertempuran antara kedua bersaudara itu, dengan Markafi yang sudah bermuka seperti maling di hakimi sekampung.
"BERESINN ATAU GUE TENDANG?! BTW GUE SABUK HITAM YA!" Ancam Lily yang membuat lelaki itu bergegas membersihkan sampah yang berserakan di lantai karena pesta dadakan dengan temannya semalam.
ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ Yogyakarta, 19 Sep 2020. ───────────────────
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jefftan Markafizeus Leomord
「 B A C K S T R E E T ⊹ ˚」 ⠀﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀plot by ;; Arlilyzoe