Lipstik

236 18 11
                                    

Hari yang indah, namun tidak bagi seorang Hanyou bernama Inuyasha. Tampak sebuah ekspresi kesal di wajahnya. Pria itu duduk di tepi sumur sambil sesekali menatap ke dalamnya. Pasalnya, Kagome belum juga kembali dari dunia yang aneh menurut Inuyasha. Apakah siluman ujian itu begitu menakutkan dan kuat sampai Kagome lama kembali?

Sedangkan disii lain, tampak sahabatnya Miroku tengah mengintip Inuyasha sambil bersembunyi di semak semak. Ditambah siluman rubah kecil yang hanya bisa geleng geleng kepala melihat Inuyasha.

"Sampai kapan dia akan duduk disana?" bisik Shippo pada houshi itu.

"Tentunya sampai Kagome-sama kembali." jawab Miroku.

Shippo menatap Hanyou itu lekat, pandangannya kemudian beralih pada houshi genit itu, "Kenapa kau sangat suka mengintipnya Miroku?"

"Terkadang, ini lucu juga untuk dilihat. Inuyasha menunjukkan sisi lainnya," jawab Miroku sambil tersenyum.

"Kau yakin dia tidak akan mencium bau kita?" tanya siluman rubah itu lagi.

"Kalau dalam kedaan seperti ini, Inuyasha tidak akan menyadari kedaan sekitarnya,"

Shippo hanya mengangguk paham. Dia tidak berani bersuara lagi. Bisa bisa Inuyasha mengahatamnya lagi sampai babak belur.

Tak lama kemudian, Inuyasha bangkit dari duduknya. Shippo dan Miroku sedikit mundur, takut jika inuhanyou tersebut mengetahui keberadaan mereka.

Inuyasha menghadap ke arah sumur, lalu meloncat masuk ke dalam. Houshi yang ada dibalik semak belukar hanya menggelengkan kepalanya. 'Dasar, tidak sabaran.'

***

Sebuah bayangan melesat keluar dari sumur yang ada di kuil itu. Dengan cepat, orang itu membuka pintu yang ada disana. Lalu, menajamkan indra penciumannya, mencari bau yang sangat ia kenali. Tapi nihil, tidak ada tanda tanda Kagome disana.

Iris kuning keemasannya kemudian menangkap seorang anak kecil yang tengah bermain bola. Inuyasha menatap Shota lalu menghampirinya. Belum sempat dia bertanya, anak itu sudah berbicara duluan.

"Inuyasha-nii san. Kau mencari Kagome nee-chan bukan?" tanyanya sambil tersenyum. Bagi Shota, Inuyasha adalah orang yang hebat. Sejak awal, dia sudah mengaguminya bagai idola.

"Hmm, ya dimana Kagome?" tanya Inuyasha, to the point.

"Kagome nee-chan pergi untuk membeli beberapa keperluan sekolah. Sebentar lagi dia akan kembali" jawab anak itu.

"Sekolah? Aku akan mencarinya"

"Inuyasha nii-san, kau tidak mau menunggu dan bermain denganku?"

"Lain kali saja" jawab hanyou itu sambil tersenyum pada Shota yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.

***

"Kagome-chan, kau sudah siap?" tanya seorang gadis berambut pendek pada Kagome.

"Haik! Ayo berangkat!" jawab Kagome.

"Hei, Kagome-chan. Bagaimana kabar pacarmu itu?" tanya gadis lain yang bernama Ayumi.

Kagome tersenyum kaku, "A-ah, aku sudah memberi tahunya agar tidak mengganggu."

Sontak, semua temannya saling pandang. 'Kagome-chan, menganggap pacarnya pengganggu?'

"Benar benar pasangan yang aneh," gumam yang lain.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Di hadapan Kagome sekarang, berdirilah bangunan besar dan tinggi. Mall, tempat jual beli dengan jangkauan yang luas.

Kagome beserta sahabatnya, melangkahkan kaki masuk ke dalam. Lalu, mencari barang yang sekiranya akan diperlukan. Seperti buku, tas, alat tulis, bahkan alat kecantikan?

Limerence [Inuyasha and Kagome Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang