Bandung, Tahun Tidak Diketahui
"Ingat kah kau" buka seseorang, "Halte bus daerah Ciumbuleuit sana?" lanjut nya "Iya aku ingat, Aku kira kau sudah lupa" jawab orang yang berada di sebelahnya.
"Haha, Mana mungkin ku lupa hari pertemuan kita?, selalu tertanam di hati ku" jawab nya dengan senyum yang merekah di mukanya, "cuaca hari itu sangat mirip dengan hari ini, udara yang tidak telalu hangat dan tidak terlalu dingin, suasana yang asyik untuk menyuruput secangkir kopi dan memetik beberapa senar gitar dengan nada minor yang sendu" lanjut nya.
"Haha iya bagi mu, tapi aku tidak pernah suka kopi. Kopi pahit!" jawab sang juwita dengan muka seperti memakan jeruk asam. Cerpen sudah di mulai aku lupa mengenalkan diri, Hai. Nama ku Dimas, dan di samping ku ini, adalah Fira. Kekasih ku sekarang. Kami hanya sedang bernostalgia, dan menikmati umur tua kita. Jikalau di ingat kejadian dahulu bertemu, sangat tidak terduga. Entah semesta membuat sebuah kejutan untuk kita, entah emang sudah menjadi sebuah pertemuan yang di tunggu oleh kita.
Bandung 2001
Dimas kelas 2 SMA. Tinggi 180cm dengan berat badan yang normal, membuat Dimas idaman para teman sebayanya. Capten basket sekaligus menjabat sebagai sekretaris OSIS pada saat itu, membuat Dimas menjadi idaman para Ibu wali murid. "Dimas!" saut Tio, Sahabat karib Dimas semenjak SMP. "Kenapa?" jawab Dimas.
"Sudah kau kerjakan tugas kimia dari Pak ucup?" Tanya Tio dengan logat batak nya. "Sudah, selalu kamu Tio datang ke aku menanyakan tentang PR, kerjakan lah PR kau sendiri lain kali" kritik Dimas. "Ah kau ini, bagaimana pun kita bersahabat kan?, saling bantu lah. Ingat tak kau waktu di todong PR dari Bu Mitha?"
"Ingat ingat, yaudah ini PR nya, jan sama persis kamu tulis nya Tio"
"Santai, Pak bos, Abdi angkat heula, hoyong ngaroko" ledek Tio
"Kuring bébéja ka guru anjeun Tio" Ancam Dimas. Tio berlari keluar kelas
Jam pun mulai berdentang menunjukkan waktu pulang sekolah
"Baik anak anak itu saja yang bisa Bapak sampaikan, PR halaman 142 kerjakan nomor 1-10 bapak tunggu minggu depan, selamat siang" tutup Pak Ucup. Dimas pun segera membereskan tas dan menuju tempat parkir motor. Vespa cat merah nya menunggu di depan, Ia pun mulai menyalakan motor nya dan melaju.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBUAH TEORI SEMESTA
Short StoryDimas (17) dan Fira (17) bertrmu di sebuah halte bus untuk pertama kali nya. Sebuah teori alam semesta bahwa pertemuan mereka bukan hanya sebuah pertemuan sementara