18

91 17 0
                                    

Kemalaman yah? Sorry, kayaknya aku lebih enak jam segini hehe

Selamat menikmati

·

"HAHHHH!!"

"Huhhh, h, huhhh.."

"Hosh! Huhhh.."

Tepat ketika kelopak matanya terbuka dia langsung mengedarkan pandangan dengan napas memburu. Jantungnya berdegup kencang disertai peluh yang merembes melalui keningnya. Sejenak Ali menarik napas panjang.

Mimpi?

Gila, mimpi macam apa itu? Ali benar-benar dibuat ketakutan hanya karena bunga tidur tersebut.

Perlahan ia kembali menidurkan diri dengan posisi terlentang. Sembari menatap langit-langit kamar pikirannya langsung berkelana. Memikirkan apa saja perihal gadis itu.

Pria itu mulai meraba area nakas di samping ranjang tidurnya. Mencari-cari benda tipis berbentuk persegi panjang tersebut. Kemudian segera menekan tombol power pada sisi ponsel dan menunggu dalam sesaat.

Tepat ketika layar ponselnya hidup, puluhan panggilan telepon serta pesan mulai membombardir ponselnya. Hingga menciptakan ponsel tersebut sempat tak berfungsi selama beberapa saat.

Sekitar sepuluh menit Ali menunggu hingga tepat ketika ia ingin menuju aplikasi telegram sebuah panggilan dari nomer tidak dikenal masuk. Tanpa menunggu lagi pria itu segera menggeser ikon berwarna hijau tersebut.

"Akhirnya lo angkat juga! Sibuk apaan sih sampe ada telepon nggak lo angkat?!!"

Sontak Ali menjauhkan ponselnya dari telinga, sosok di sebrang sana benar-benar tidak memikirkan kondisi telinganya yang terasa ingin pecah. Sembari mengubah posisinya menjadi duduk, ia menjawab.

"Orang telepon tuh salam dulu kek, eh ini maen nyerocos ae. Mana ngegas lagi, lo pikir telinga gue tahan banting?"

"Ah bacot lu. Intinya GPL lo ke sini, udah gue sharelock, cepetan!!"

"Apaan sih GPL segala──"

"Ga pake lama Alibaba! Udah deh, Prilly lagi sekarat!!"

***

Langkah panjang yang terkesan terburu-buru itu memenuhi koridor menuju IGD. Sosok pemilik langkah tak henti-hentinya merapalkan doa untuk sang gadis. Napasnya terdengar begitu memburu, jantungnya pun sudah berdetak tak beraturan.

Dalam jarak jauh retinanya berhasil menangkap beberapa sosok manusia yang tengah berada di sekitar pintu IGD, tentu dengan air muka yang begitu gelisah. Semakin lama langkahnya semakin cepat.

Tepat ketika ia ingin menepuk pundak Kevin, seseorang menarik knop pintu IGD dan menampilkan sosok pria berusia matang dengan jas putih bersih yang terpakai. Dokter tersebut langsung mengambil napas ketika orang tua Prilly mulai membombardir dengan berbagai pertanyaan.

"Dok, bagaimana dengan anak saya?"

"Prilly baik-baik saja, kan dok?"

"Dok jawab saya!"

"Pasien kehilangan darah cukup banyak, dan kami harus segera melakukan transfusi darah untuk menyelamatkan nyawa pasien Prilly. Namun permasalahannya──"

Sang ibunda langsung memotong perkataan dokter tersebut. "masalah apa dok?! Cepat lakukan apapun agar Prilly dapat diselamatkan!!"

3. CHANGE OF FEELING ️✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang