1

96 14 10
                                    

*Tidak ada cinta yang abadi. Jika bukan kau yang meninggalkan. Maka bersiaplah untuk ditinggalkan*
      Hwang Jimin

🍁🍁🍁🍁




Sepasang kekasih kini tengah duduk diatas  rerumputan sembari menatap kearah sungai Han. Gadis berparas manis yang kini tengah duduk disebelah kekasihnya pun tersenyum ketika melihat pemandangan sungai Han di malam hari yang begitu indah.

Manik gadis manis tersebut menatap sekilas pada sang kekasih yang sedari tadi hanya terdiam dengan memandangi pemandangan sungai Han di malam hari.

"Kau kenapa?" tanya Han Keina sembari menepuk pelan bahu sang kekasih. Tidak biasanya kekasihnya hanya terdiam ketika bertemu dengannya.

"Ayo kita berpisah, Han Keina." ucap Hwang Jimin tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun.

Ucapan yang baru saja keluar dari belah bibir Hwang Jimin sontak membuat Han Keina terkejut bukan main. Pasalnya hubungan keduanya tengah dalam keadaan baik-baik saja. Tidak ada masalah serius yang menimpah hubungan keduanya. Meskipun ia sempat berpikir jika kekasihnya tengah dekat dengan sahabat baiknya, Kim Bae Ri. Namun, Keina mencoba untuk menampik semua itu dari pikirannya. Sebab ia percaya jika saja sahabatnya tidak mungkin tega merebut Jimin darinya. Dan keduanya memang telah bersahabat sejak lama.

"Tapi kenapa?" tanya Han Keina yang masih tidak mengerti dengan semua ini.

Manik abu Hwang Jimin masih menatap kearah sungai Han yang ada di depannya. Bahkan sedikitpun ia tak mau menatap pada Han Keina yang tengah duduk disebelahnya.

"Aku sudah merasa bosan dengan hubungan kita selama ini."

Air mata pun seketika luruh membasahi kedua pipi Han Keina. Ia masih membutuhkan waktu untuk memproses semuanya. Ia tak menyangka jika hubungan yang telah terjalin selama enam tahun lamanya akan berakhir hanya karena alasan Jimin yang sudah merasa bosan. Enam tahun bukan waktu yang singkat untuk mempertahankan suatu hubungan. Namun, dalam sekejap Jimin menghancurkannya.

"Apa kau serius?"

Hwang Jimin menatap pada Keina. Kini air mata telah membasahi wajah gadis manis tersebut. Ia telah menyakiti hati gadis yang menemaninya selama enam tahun.

"Apa aku terlihat main-main dengan ucapanku?"

Bahkan Han Keina dapat melihat tak ada raut kesedihan sedikitpun yang terpancar dari wajah Jimin saat mengatakannya. Hanya karena alasan bosan Jimin tega mengakhiri hubungan yang telah terjalin selama enam tahun lamanya. Padahal selama ini ia juga berusaha untuk tetap mempertahankan hubungan diantara keduanya. Segala macam masalah yang terjadi pada hubungan keduanya, Han Keina masih berusaha untuk tetap mempertahankan Jimin. Sebab, gadis manis tersebut begitu mencintainya.

Saat melihat wajah datar Jimin membuat dada Keina terasa semakin sesak. Ia seakan tidak mengenal Jimin. Sikapnya seketika berubah seratus delapan puluh derajat. Ia bahkan tak menyangka jika Jimin tega menyakiti hatinya seperti ini. Jimin membiarkan dirinya menangis. Padahal biasanya Jimin paling tidak suka melihat gadis yang dicintainya bersedih. Apalagi sampai menangis. Tapi malam ini, Jimin bahkan seakan tak peduli dengan air mata yang mengalir membasahi wajah Han Keina.

"Tapi apa salahku?" tanya Keina yang masih merasa tidak percaya jika hal seperti ini akan terjadi antara dirinya dan Jimin. Padahal ia begitu mencintai Jimin dengan sepenuh hatinya.

"Aku hanya merasa bosan. Dan aku rasa alasan itu sudah cukup untuk menjelaskan semuanya."

Hwang Jimin beranjak dari duduknya. Lantas setelahnya ia berjalan meninggalkan Han Keina yang masih terduduk dengan air mata yang mengalir membasahi wajahnya. Dadanya terasa begitu sesak. Sebab, harus menerima kenyataan bahwa Pria yang dicintainya lebih memilih mengakhiri hubungan dengannya hanya karena alasan bosan.












🍁🍁🍁🍁













Hwang Jimin berjalan cepat untuk masuk ke dalam kamarnya. Ia berjalan mendekat kearah lemari pakaian miliknya. Mengobrak-abrik seisi lemari. Ia segera meraih sweeter berwarna hitam milik Han Keina yang kini telah resmi berstatus sebagai mantan kekasihnya. Menghirup dalam-dalam aroma Han Keina yang masih menempel pada sweeter tersebut.

Air matanya pun menetes tatkala rasa sesak di dadanya kian membuncah. Ia memejamkan matanya sejenak. Pun ingatan saat dirinya masih bersama gadis yang begitu dicintainya pun terlintas pikirannya. Wajah Keina saat tengah tersenyum padanya ketika ia memberikan ice cream dengan rasa cokelat memenuhi pikirannya. Dua hari yang lalu keduanya masih bersama. Menghabiskan waktu bersama untuk duduk disebuah bangku taman. Hal sederhana seperti itu saja sudah bisa membuat keduanya merasa begitu bahagia.

Hwang Jimin memeluk erat sweeter pemberian dari kekasihnya. Jika mengingat kejadian tadi rasanya ia ingin mengutuk dirinya sendiri. Ia sudah dengan teganya menyakiti hati gadis yang begitu dicintainya. Melihat Keina menangis membuatnya merasa tidak tega. Dadanya terasa begitu sesak menyaksikan hal itu. Pada akhirnya ia memutuskan untuk pergi karena merasa tak kuat berada di dekat Keina yang wajahnya telah basah oleh air mata.

Jimin menghapus kasar air matanya menggunakan punggung tangan tatkala ponselnya yang berada di dalam saku celananya berdering. Ia segera mengambil ponsel yang berada di dalam saku celananya guna menjawab panggilan dari seseorang.

"Kau besok menjemput ku jam berapa?"

"Aku besok akan menjemputmu pukul enam. Kau harus sudah bersiap. Aku tidak mau ketinggalan penerbangan hanya karena sikap lelet mu."

Jimin dapat mendengar suara umpatan sahabatnya dari telepon yang masih tersambung. Sebelum pada akhirnya sahabat baiknya itu mematikan sambungan teleponnya sepihak.

Dengan dada yang masih terasa berdenyut nyeri, Jimin memasukkan sweeter milik mantan kekasihnya ke dalam koper. Ia juga mengambil bingkai foto berukuran sedang yang terpajang di atas nakas. Lalu memasukkannya ke dalam koper. Ia akan membawa barang tersebut untuk ikut bersamanya besok. Ketika ia merasa rindu,  ia akan melihat foto dirinya bersama dengan Han Keina. Dan ketika rasa rindunya tak dapat terbendung lagi. Maka ia akan memeluk sweeter pemberian dari mantan kekasihnya.

"Semoga kau bahagia, meskipun itu tak bersamaku." monolog Jimin.

Hubungan yang terjalin selama enam tahun bukanlah waktu yang sebentar. Ia telah banyak menghabiskan waktu bersama dengan gadis yang begitu dicintainya. Keina adalah gadis yang baik. Ia merasa bahagia ketika berada disamping seseorang yang dicintainya. Namun, ia harus meninggalkan Keina karena suatu alasan. Padahal sampai detik ini rasanya cintanya pada Han Keina masih begitu besar.

Air mata kembali luruh tatkala bayangan wajah Han Keina saat tadi menangis kembali terlintas di pikirannya. Ia adalah Pria paling jahat di dunia ini karena dengan tega membuat gadis yang dicintainya merasakan sakit hati yang begitu mendalam. Pasti sampai saat ini Keina masih menangisinya.

Don't Forget Me PJM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang