2

9 4 0
                                    


Han Keina terduduk dibangku taman belakang rumah milik sahabatnya, Lee Sona. Ia tak dapat menghentikan rasa sakit di dalam dadanya. Kenapa Jimin dengan tega memutuskan hubungan dengannya seperti ini. Hanya karena alasan bosan Pria itu tega meninggalkannya.

Keduanya telah bersama dalam waktu yang lama. Berumit masalah telah keduanya lalui berdua. Susah dan senang telah keduanya lewati bersama. Tapi, siapa sangka jika hubungan yang selama ini ia pertahankan dengan harapan ia dan Jimin akan tetap bersama hingga ke jenjang pernikahan, ternyata diputuskan sepihak oleh Jimin.

"Kau minum teh hangatnya dulu, ya. Agar membuat dirimu sedikit lebih tenang." ucap Sona sembari menaruh teh hangat yang baru saja ia seduh diatas sebuah meja kayu.

Han Keina mengangguk, "Terima kasih, Sona."

"Aku pernah mengatakan padamu jika Jimin dan Bae Ri ada hubungan di belakangmu. Dan aku rasa itu yang menjadi alasan Jimin memutuskan mu."

Saat Han Keina masih menjalin hubungan dengan Jimin. Lee Sona berulang kali mengingatkan sahabatnya agar menyelidiki apakah selama ini Jimin benar-benar setia atau tidak. Sebab, ia mengatakan hal tersebut bukan tanpa alasan. Kenyataannya selama ini Jimin lebih banyak menghabiskan waktunya bersama dengan Kim Bae Ri ketimbang dengan Han Keina.

"Aku mencoba untuk berdamai dengan hatiku dengan percaya pada Jimin." ucap Han Keina dengan dada yang terasa sesak luar biasa. Seakan ada sesuatu yang menghimpit hatinya dengan sangat kuat di dalam sana.

"Kau tahu jika dia lebih banyak menghabiskan waktunya dengan Bae Ri."

Dan sekarang Keina ingin menertawai dirinya sendiri. Ia terlalu mencintai Jimin hingga dengan sangat mudahnya mempercayai Pria itu.

"Aku masih tidak menyangka jika dia tega melakukan ini padaku."

"Dengan mudahnya dia mengakhiri hubungan denganmu hanya karena alasan bosan. Sudah dipastikan ia merasa bosan denganmu, lalu menjalin hubungan dengan Bae Ri."

Ia hanya terlalu mencintai Jimin. Berusaha untuk mempercayai Pria yang dicintainya. Meskipun berulang kali Sona menyuruhnya untuk menyelidiki bagaimana sebenarnya hubungan yang terjadi diantara Jimin dan Bae Ria. Selama ini keduanya memang bersahabat. Namun,  Jimin lebih sering menghabiskan waktu bersama dengan Bae Ri ketimbang dirinya. Dan pada kenyataannya Bae Ri belum memiliki kekasih. Bisa jadi selama ini keduanya telah menjalin hubungan dibelakangnya. Dan Jimin hanya menunggu waktu yang tepat untuk mengakhiri hubungan dengannya.

"Setelah hubunganku dengannya berakhir, aku jadi mempercayai ucapanmu."

Sona menepuk pelan bahu sahabatnya. Ia merasa kasihan kepada Keina atas berakhirnya hubungannya dengan Jimin. Selama ini ia tahu bagaimana besarnya cinta Keina kepada Pria bermarga Hwang tersebut. Berharap jika saja keduanya bisa bersama hingga ke jenjang pernikahan. Namun, Jimin malah memutuskan hubungannya hanya karena lebih memilih Bae Ri.

"Kau pasti bisa melewati semuanya."

Enam tahun keduanya bersama. Terlalu banyak kenangan, pasti akan sangat sulit untuk dirinya begitu saja melupakan Jimin dari dalam hatinya. Ia sudah menyematkan nama Jimin terlalu di dalam di hatinya. Pria itu adalah segalanya. Rasanya sangat sakit ketika mengetahui fakta bahwa dirinya dan Jimin tidak dapat bersama. Padahal harapannya hidup bersama Jimin begitu besar.

"Aku tidak tahu. Yang jelas aku masih mencintainya."

Gerimis jatuh dari atas langit. Hal itu membuat Sona buru-buru mengambil segelas teh hangat yang belum sedikitpun disentuh oleh sahabatnya.

"Ayo kita masuk ke dalam." ucap Sona sembari menarik tangan sahabatnya untuk masuk ke dalam rumahnya. Karena tidak ingin tubuh keduanya basah oleh tetesan air hujan.









🍁🍁🍁🍁




Hwang Jimin menatap jalanan kota Seoul yang masih basah akibat guyuran hujan semalam dari balik kaca jendela mobilnya. Hari ini ia akan meninggalkan Kota kelahirannya dengan membawa Kim Bae Ri untuk ikut serta bersamanya ke Amerika.

"Apa aku masih bisa kembali kesini?" tanya Jimin sembari mengalihkan atensi pada sahabatnya yang tengah fokus menyetir.

Keina menatap sekilas pada sahabatnya. Raut wajah Jimin terlihat begitu sendu. Lalu setelahnya ia kembali fokus menyetir.

"Kau harus berpikir positif. Semua akan baik-baik saja. Kita berdua akan kembali kesini."

"Aku membawa foto diriku dan Keina. Aku juga membawa sweeter pemberian gadis itu. Jika aku merindukannya, aku akan menatap fotonya. Dan ketika rasa rindu itu tidak terbendung lagi, aku akan memeluk sweeter pemberian darinya."

Kim Bae Ri menghela napasnya kasar. Ia berusaha untuk terlihat kuat. Dan tak kembali meneteskan air matanya. Semalam ia menangis, karena merasa tidak tega dengan jalan takdir yang harus dilalui oleh sahabat baiknya. Di setiap malamnya sebelum ia tertidur. Pun ia selalu berdoa kepada Tuhan. Berharap Jimin bisa bertahan lebih lama. Supaya bisa hidup bersama dengan Han Keina, gadis yang begitu dicintainya.

"Aku merasa sakit ketika melihat dia menangis. Dadaku semalaman terasa sesak ketika bayangan wajahnya yang basah karena air mata. Dan itu karena perbuatan ku."

Bae Ri tahu betapa besar rasa cinta Jimin untuk gadis bermarga Han yang selama enam tahun ini telah menemani Jimin. Susah senang telah keduanya lalui bersama. Keina adalah segalanya bagi Hwang Jimin.

"Aku tahu ini sangat berat untukmu. Yakinlah kita bisa kembali berdua."

Bae Ri menghentikan laju mobilnya saat lampu merah menyala. Saat mobil terhenti manik Jimin kembali menatap kearah jalanan. Ia tersenyum tatkala melihat gadis yang dicintainya baru saja keluar dari dalam toko kue yang menjadi langganan keduanya. Keina begitu menyukai kue dengan rasa cokelat. Gadis manis itu begitu menggilai cokelat. Biasanya ia yang akan mengantar Keina membeli kue. Tapi saat ia melihat sang gadis berjalan kearah mobil berwarna merah, ia tahu jika itu adalah mobil milik Sona. Setidaknya ia sedikit merasa tenang karena masih ada Sona yang begitu peduli dengan gadis yang dicintainya.

Dadanya kembali terasa sesak tatkala Bae Ri kembali menjalankan mobilnya saat lampu hijau telah menyala. Ia masih berharap dapat melihat senyum manis gadis yang begitu dicintainya.

"Aku tak tahu dapat kembali atau tidak. Tapi, aku selalu berharap kau bahagia, Han Keina."

Don't Forget Me PJM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang