Hari ini aku pulang lebih cepat dari hari biasanya. Disepanjang perjalanan, tetesan air hujan mulai jatuh ke kepalaku yang semakin lama semakin tajam menusuk. "Astaga kenapa aku ga nurutin omongan nenek tadi bawa payung." hujan pun mulai turun sepenuhnya, aku pun berteduh di sebuah toko kelontong yang tak jauh dari sekolah. Begitu ramai manusia yang berkumpul di teras toko ini, badanku yang mungil terhimpit di sela - sela para cewe - cewe yang juga berteduh.
Namaku Diera, lebih lengkapnya Diera Athalia,kalo dirumah dipanggil Ira. Siswi kelas 3 SMA di Jogja yang kegemarannya menulis dan menggambar,zodiak Libra,dan penikmat bakso pak Harjo. Aku tinggal dengan nenek dan salah satu sepupu perempuanku yang dua tahun lebih tua dariku, kak Wulan. Dia kuliah di salah universitas negeri yang terkenal di jogya jurusan Hubungan Internasional.
Kulihat hujan kini tlah berhenti, jam yang dipasang di depan toko menunjukkan jam 4 sore. Kurang lebih 2 jam aku berdiri di teras ini beserta yang lain. Krumunan manusia mulai meninggalkan teras ini termasuk aku. Berjalan sendirian di trotoar tak membuatku takut dan bergegas pulang. Malahan suasana setelah hujan adalah suasana terbaik bagiku di Jogja. Siapa yang tak suka dengan Jogja, siapapun yang pernah singgah disini setelah mereka pergi pasti akan merindukan kota ini. Seperti ada mantra yang mengikat hahaha. Sepoi - sepoian angin yang mengibas - ngibaskan rambutku dengan gemulai,genangan air di trotoar beserta burung- burung gereja yang bertebangan kesana - kemari membuat perjalanan pulangku terlihat estetik sebelum manusia yang membawa motor besar bewarna biru kebut - kebutan dengan temannya di jalanan yang sepi lalu - lalang.
Brashhhhhh.....
Cipratan air akibat motornya mengenai seragamku. "Dasar cowok gila!!!" teriakku ke cowo itu yang terdengar sampai ke telinganya yang memakai helm full face biru membuatnya langsung berhenti dan menoleh ke arahku. Aku langsung menghampiri nya yang tak jauh berhenti.
"Udah tau abis hujan malah kebut - kebutan, kamu pikir ini jalan punya ayahmu!!"
"Ini jalan apa?"
"Jalan umum lah pake nanya !!"
"Maksud aku, nama jalan ini apa ?"
"Jalan Jenderal Sudirman,emang kenapa?"
"nama ayahku Sudirman."dia tertawa seperti tanpa bersalah.
" -_- !!!" mungkin emot ini mengekspresikan wajahku setelah mendengar jawabannya. Aku berusaha menahan emosi yang ingin kuluapkan di depannya. Bukannya apa, asal kalian tau sekolahku ini seragamnya serba putih- putih khususnya hari rabu. Jadi kalo terkena kotoran,duduk sembarangan,apalagi kena cipratan air hujan yang penuh membasahi rok seperti ini,akan terlihat sangat jelas dan menjadi pusat perhatian di jalan. Tak lama setelah cowo itu tertawa,dia melepaskan jaketnya dan memberikannya kepadaku.
"ikat dipinggangmu."
Aku langsung menolak tanpa basa - basi "nggak,aku ga kenal kamu siapa. Aku ga minta jaketmu, kalo naik motor tu jangan kek anak berandal yang mentingin diri sendiri."
"Siapa juga yang ngasih jaket gratis ke kamu. Pake dulu ini nanti kembaliin. Kamu mau jalan dengan rok yang kotor begitu ?"
"Aku aja ga kenal kamu,gimana balikinnya."
"Arven."
"Aku ga bilang mau kenalan!!"
"Kan aku memperkenalkan diri sendiri,kenalin aku Arven, kamu ga liat baju seragam kita sama. Namamu siapa ? anak kelas berapa?"
"Diera,12 IPA 1"
"Menaruh jaketnya di pundakku. Udah sore,pake ini. Mau kuantar pulang sekalian ? sepertinya kita satu arah. Itung - itung sebagai tanda permintaan maaf."
"Ga usah!! Makasih!!"
"Yaudah. Nih udah kutawarin loh, cepetan pulang. Pulangin jaket ke 12 IPA 5 abis dicuci. Bay bay Diera." Arven pun langsung pergi dan aku melanjutkan perjalanan dengan jaket Arven yang terikah di pinggangku. Tak kusangka hari ini seperti hari sialku. Sudah kehujanan,rok kotor,dan pulang dari sini harus mencuci jaket cowo yang baru pertama kali ku temui.
~~
Baby, take my hand
I want you to be my husband
Cause you're my iron man
And i love you 3000
Baby, take a chance
Cause i want this to be something
Straight out of a hollywood movie
I see you standing...
"HOI IRAAAA!!!" Kak Sarah yang melepas earphone yang kupakai dan meneriaki di depan telingaku tanpa rasa manusiawi.
"Astaga kak Sarah, ga perlu teriak juga di deket telinga Ira." Sahutku sambil menatap tajam mata kak Sarah.
Kak Sarah menunjukkan jaket yang ada ditangannya "Kamu dipanggil dari tadi ga ada jawaban. Liat ini,Sejak kapan kamu beli jaket cowo ? sejak kapan kamu punya cowo ? kapan jadian ? ada angin apa kamu pacaran ?"
"Kak Sarah mau introgasi atau gimana ini. Ira ga punya cowok !! itu jaket temen Ira. Rok Ira ke cipratan air di jalan sama Arven. Jadi arven minjemin jaketnya." Aku mengambil jaket Arven di tangan kak Sarah.
"Ooo namanya Arven,haha." Kak Sarah langsung meninggalkan kamarku dengan senyuman mengerikan setelah mendapatkan jawaban yang dia inginkan. Setelah ini pasti kak Sarah akan mengitrogasiku lebih banyak lagi. "ahh,kenapa sial sekali hari ini!!" gumamku dalam hati dan melempar jaket si Arven Arven di kasur.
Malamku hari ini penuh dengan kedongkolan mengingat kesialan ku tadi sore. Biasa sebelum tidur aku akan menulis sesuatu di agendaku bewarna pink. Tapi otakku sudah dipenuhi dengan rasa kesal,keluhan dan emosi yang meluap - luap. "oke Diera daripada kamu ga bisa tidur hari ini, mending kita menulis beberapa kata untuk malam ini."
Senja di Jogja hari ini memang sangat indah. Angin yang berhembus secara merdu,kicauan burung yang menari kesana- kemari serta tak lupa genangan air yang mempertemukanku dengan sosok manusia gila,so cakep,sekaligus jadi pahlawan kesorean bernama Arven. Cowo pertama yang berani meminjamkan jaketnya ke seorang gadis yang baru dikenalnya. Tapi aku yakin,setelah aku mengembalikan jaket ini besok. Dia akan pergi dari kehidupanku yang tenang ini. Dasar cowo persimpangan jalan yang menjengkelkan.
~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Atmosfer Diera
Novela JuvenilTerima kasih kepada pembaca yang setia menunggu kisah Diera. Mohon doanya semoga ATMOSFER DIERA dapat selesai sampai akhir. oh ya jangan lupa berikan suara serta komentar kalian agar saya dapat menyempurnakan tulisan saya. Dan jangan lupa untuk men...