Terbiasa?

338 33 1
                                    





Pagi itu Hokuto terbangun dengan enggan. Dia mengerang tidak ingin beranjak dari ranjangnya. Masih dalam suasana galau, Hokuto merasa dia tidak akan mampu untuk melewati Hari Senin ini seperti biasanya. Kepalanya pusing akibat pikiran yang bercabang kemana-mana.






"Hhh . . ." Akhirnya sebuah nafas dihela. Dengan memperhatikan jarum jam yang terus berputar, Hokuto mengalah dan ia pun bangun untuk bersiap.





• • •


Peralihan menuju musim panas harusnya menjadi waktu yang menyenangkan untuknya. Kepribadiannya yang ceria dan enerjik akan bersinar pada sesi-sesi ini. Beriringan dengan warna-warna cerah yang mulai bermunculan meski nantinya Hokuto tahu kalau banyak orang akan mengeluh kepanasan -termasuk dirinya, karena suhu yang tinggi.





"Berbagi es krim sepertinya akan sangat menyenangkan ya?" Gumamnya membayangkan. Sejenak, dalam langkahnya yang lesu Hokuto me-reka sebuah adegan dimana dirinya dan kekasihnya, Kazuma, berjalan beriringan sambil mengeluh gerah. Walau begitu keduanya tetap tertawa sambil memakan dua buah es krim yang sama.





Hokuto sontak memerah malu sendiri. Ia lalu menggelengkan kepalanya, berusaha mengusir bayangan menyenangkan itu dan kembali fokus dalam berjalan. Astaga, dirinya sudah seperti anak yang baru saja mengenal cinta. Memalukan sekali ish! Lagipula hal itu tidak akan mungkin terjadi. Faktanya menjadi manusia yang melawan arus tidak pernah mudah. Citra dari masyarakat akan selalu menjadi poin penting dalam setiap langkah yang diambil. Mereka sudah berpacaran selama satu tahun namun, rasa-rasanya hanya segelintir kegiatan saja yang dapat dijadikan sebuah kenangan untuk disimpan. Sudah semingguan ini dia tidak mendapatkan balasan dari pesan-pesan singkat yang dia kirimkan. Lusa kemarin, Hokuto bahkan baru tahu kalau nomornya sedang kembali diblokir oleh kekasihnya.





"Hahaha . . ." Hokuto menertawai dirinya sendiri sumbang. Lalu buat apa mereka menjalin hubungan romansa kalau ujung-ujungnya berjalan masing-masing begini? Nah, itu adalah hal yang sejak Sabtu malam membuat pikirannya tidak beristirahat.





"Hoku-chan?"





Sebuah panggilan membuatnya terkesiap. Sedikit terlonjak Hokuto memegangi dadanya. Seseorang memanggilnya dengan tiba-tiba membuyarkan lamunannya.





"Hahaha, sedang memikirkan apa? Sepertinya fokus sekali Hoku-chan."





"Ahahaha, Konichiwa Minami! Sedang kepikiran tugas untuk Jumat besok saja heheh." Sahutnya berkilah. Jelas sekali bukan hal itu kok yang mengganggunya. Tugas yang disebutkannya ini malah dia sendiri baru ingat saat dia menyebutnya tadi. Astaga . . .





"Oh aku kira apa. Habis kamu kelewatan. Kelas kita disini."
"Eh-?"





Baka Hokuto!





"Hahahaha astaga lupa! Sankyu Minami!" Buru-buru Hokuto memutar badan dan mengambil beberapa langkah mundur untuk memasuki kelasnya. Dalam hati dia meruntuk atas kesintingan otaknya ini. Ayolah galaunya buat besok lagi!





• • •


"Hokuto daijobu?" Pertanyaan yang menanyakan keadaannya terlontar tatkala Hokuto berhasil mendudukan dirinya ke salah satu bangku. Dengan lesu, pemuda itu langsung melipat kedua tangan ke atas meja untuk selanjutnya menenggelamkan kepalanya disana. Hokuto menganggukan kecil kepalanya sebagai jawaban. Semata-mata tidak ingin membuat orang lain semakin khawatir.





Itsuki dan Makoto yang menanya tadi saling berpandangan. Dua orang itu lalu mengedikkan bahunya. Mereka sudah berteman lama dengan Hokuto jadi sudah hafal tabiatnya itu. Datang tanpa menyapa dengan wajah kusut. Nanti juga cerita sendiri. Batin mereka menebak sih mungkin masalah dengan pacarnya yang berada di Kyoto sana. Padahal bukan. Pacar Hokuto justru ada di satu kelas yang sama. Orang itu duduk di pojok belakang kanan kelas, sedang mengusak surai gadis paling manis idaman satu kelas sambil tersenyum ramah. Hah, indahnya cobaan Hari Senin.





Terus menerus Hokuto merapal mantra yang sama. Ugh- hatinya seketika berdenyut sakit. Galaunya benar-benar tidak bisa ditunda.





"Sudah biasa, sudah biasa. Kazuma hanya bermain agar orang-orang tidak curiga soal hubungan kami. Sudah biasa, ayo kuatkan dirimu Hokuto!"





Continue . . .

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Only Look at Me [ KazuHoku ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang