Pagi ini aku akan bersiap untuk kerjaku yang mungkin sangat melelahkan bagi ku. Namun apa daya, Aku harus menghidupi adik ku dan juga diriku. War adalah adikku. Dan Aku adalah Gulf Kanawut si penjual buket bunga.
Aku bekerja di salah satu toko bunga yang ada di dekat komplek tempat aku tinggal. Aku berjalan menuju tempat kerja kurang lebih 15 menit.
Setelah sampai, tak lupa aku menyapa phi Mame selaku pemilik toko buket tempat ku bekerja. "Selamat pagi phi" sapa ku sopan sambil tersenyum ke arah nya.
Phi Mame membalas sapaan ku. Lalu phi Mame memberikan topi kecil kepada ku sebagai wardrobe kita saat berjualan. Aku pun memakai topi kecil itu lalu berjalan mengambil kemoceng untuk membersihkan debu yang menempel di ruangan ini.
"Bagaimana dengan pagi mu gulf?" Tanya phi Mame ramah. Phi Mame masih menyemprotkan air ke bunga yang cantik itu.
Aku yang masih terpokus dengan debu pun kini menoleh ke arah phi Mame, "seperti biasanya phi. Selalu cerah secerah senyuman ku ini hehe"
"Baguslah kalau begitu. Kau jangan terlalu berpikir yang berlebihan Gulf, kau akan selalu menjadi karyawan ku disini. Atau mungkin suatu saat kalau kerja mu bagus aku akan menaikan jabatanmu, Gulf" jawab phi Mame. Aku yang mendengar pun tak henti-hentinya tersenyum ke arah wanita itu. Karena pernah sekali aku mendapatkan surat palsu tentang pemecatan kerja untuk ku. Bukan phi Mame yang memberikan itu. Namun orang lain, mungkin orang yang benci kepada ku.
"Terimakasih phi, Aku akan melakukan yang terbaik. Dan semoga di hari ini bunga kita banyak yang terjual" Kata ku dengan semangat nya. Phi Mame tersenyum ke arah ku. Lalu dia melanjutkan lagi merapikan bunga bunga itu.
Aku yang sudah selesai dengan perdebuan kini mengambil sapu dan mulai menyapu permukaan lantai ini. Yah walaupun tidak terlalu kotor, Aku harus tetap menyapu nya agar debu debu tadi tidak mengganggu pembeli saat memilih bunga.
Handphone phi Mame bergetar menandakan adanya pesan baru. Phi Mame yang tadi masih terpokus dengan bunga pun kini berjalan menuju meja kasir untuk mengambil handphone nya.
"Gulf" panggil phi Mame. Aku pun menoleh ke arah nya dan berjalan menghampiri nya.
"Ada apa phi?" Tanya ku yang kini sudah berada di depan wanita itu.
Phi Mame membacakan pesan yang barusan dia dapatkan. "Antarkan pesanan bunga ke MSS oke. CEO Suppasit barusan memesan bunga mawar putih 1. Dan juga ada beberapa pesanan bunga lagi. Kau siap mengantarnya?" Tanya phi Mame.
Aku pun mengangguk menyetujui perintah nya. "Siap phi, selalu siap untuk yang terbaik!" Kata ku tersenyum.
Kan memang itu pekerjaan ku. Mengantar pesanan bunga untuk orang yang memesan secara online. Namun, phi Mame terus saja bertanya kepada ku, Apakah aku siap mengantarkan pesanannya. Hehe lucu sekali bu bos ku ini.
"Yasudah pilihkan bunga yang mereka pesan. Ambil yang terbaik dan yang terindah, Gulf. Aku akan segera mengirim pesan alamat mereka kepada mu." Kata phi Mame. Aku pun mengangguk lalu mulai mengambil bunga bunga yang sudah phi Mame tuliskan di kertas kecil ini.
Bunga mawar putih untuk tuan Suppasit. 2 Bunga mawar merah untuk tuan Napat dan tuan Jumpol. Dan yang terakhir bunga Daisy untuk tuan Tanapon.
Setelah Aku memilih bunga yang menurut ku paling indah. Aku pun segera berpamitan dengan phi Mame untuk mengantarkan pesanan ini. Puji Syukur Tuhan. Pagi pagi sekali kau telah memberikan pelanggan untuk hari ini. Semoga hari ini semakin banyak yang datang ke toko bunga Mame.
"Phi aku berangkat dulu na" Kata ku sambil menjinjing buket-buket itu.
"Oke Gulf, hati hati menaiki sepeda nya. Jangan sampai terjatuh lagi" Kata phi Mame. Aku pun mengembangkan senyuman ke arahnya.
"Siap phi, tidak akan jatuh lagi tenang saja. Waktu itu aku hanya melamun saja. Jadi tenang saja" Aku pun mengedipkan mata kiriku.
"Iya percaya. Ya sudah sana antarkan dulu! Alamatnya MSS sudah aku kirim lewat pesan oke" Ucap phi Mame. Aku menganggukan kepala. Dan aku pun segera keluar dari toko dan mengambil sepeda di depan toko. Lalu Aku menaroh bunga bunga ini di keranjangan sepeda. Dan aku pun mulai mengayuh pelan sepeda ini.
Udara kota Bangkok dipagi ini masih terasa segar. Aku melajukan sepeda ku ke kediaman tuan Tanapon. Aku sudah hapal dengan alamat tuan Tanapon. Karena tuan Tanapon adalah pelanggan setia kami. Ntah Aku juga tidak tahu. Untuk apa tuan Tanapon selalu membeli mawar merah setiap minggunya? Aow! Itu bukan urusanku.
Tak lama kemudian Aku sudah sampai di rumah tuan Tanapon Dan segera memencet bel rumah nya. Tak lama kemudian seorang pelayan datang menemui ku. Dan aku memberikan bunga pesanan tuan Tanapon ini kepada pelayannya. Memang tuan Tanapon jarang menerima langsung bunga yang dipesannya. Karena dia termasuk orang sibuk. Setelah itu aku berpamitan dengan pelayan itu dan segera mengayuh sepedaku lagi. Memang, orang yang memesan secara online akan mentransfer uang nya. Jadi aku tinggal mengantarnya saja.
Bunga tuan Napat dan juga tuan Jumpol juga sudah aku antarkan. Sebenarnya tuan Tanapon, tuan Napat, dan tuan Jumpol adalah pelanggan kita. Jadi Aku sudah hapal dengan jalannya.
Sekarang Aku Akan mengantarkan bunga kepada tuan Suppasit. Siapa dia? Aku baru mendengar namanya nya. CEO Suppasit? MSS? Apa itu? Aku tak tahu hehe. Ternyata kudet sekali aku.
Aku pun kembali mengayuh sepeda ku menuju alamat yang sudah phi Mame kirimkan. Sedikit jauh. Namun Aku tetap mengayuh sepeda ku ini.
Topi kecil yang tadi masih bertender di kepala ku kini sudah ku pindahkan ke keranjangan sepeda ku. Capek sekali.
Tak lama kemudian. Aku sudah sampai didepan gedung MSS. astaga besar juga gedungnya. Ouhhh ternyata MSS itu adalah Mew Suppasit studio. Aku baru mendengar nya.
Aku pun memarkirkan sepeda ku dan berjalan kedalam gedung ini. Aku bertanya ke resepsionis. "Permisi, ruangan tuan Suppasit dimana ya? Saya mau mengantarkan bunga pesanan tuan" Kata ku sopan.
"Kau bisa menunggu sebentar. Aku akan menanyakan terlebih dahulu" Kata nya. Aku pun mengangguk Dan menunggu kabar resepsionis tersebut.
"Tuan Suppasit ada di ruangan nya. Dilantai 3 kau akan menemukan pintu yang bertuliskan CEO Suppasit. Silahkan masuk saja kedalam nya" Ucap phi tersebut. Aku pun mengangguk dan tak lupa mengucapkan terimakasih kepada nya. Lalu aku berjalan menuju lift untuk ke lantai 3.
Setelah sampai, Aku keluar dan berjumpa dengan seorang wanita. Wanita itu menghampiri ku. "Kau mau ke ruangan tuan Suppasit?" Tanya nya to the point. Aku pun mengangguk.
"Kalau begitu biar aku saja yang mengantarkan nya. Kau pulang saja oke" katanya lagi hendak mengambil buket mawar putih ini dariku. Namun Aku menahannya.
Aku pun mengernyitkan dahi menatap wanita tersebut.
"Tidak. Ini tugas ku nyonya. Biarkan aku saja yang mengantarnya" Ucap ku. Namun wanita itu bersikeras untuk mengambil buket mawar putih dariku."Mohon nyonya, ini pekerjaan ku, Aku bisa dipecat jika tidak mengantarkan pesanan sampai ke orang yang memesan buketnya" Kata ku menjelaskan. Memang kalau tuan Tanapon jarang menerima karena dia sibuk, Dan pelayan itu sudah dipercayakan untuk menerima buket dari ku. Sedangkan nyonya ini, Aku saja tidak tau apakah tuan Suppasit yang memerintahkan untuk mewakili dirinya? Ntah lah. Aku akan mengantarkan pesanan ini sampai ke orang nya.
"Tidak apa apa, tuan Suppasit sudah mengijinkan ku untuk menerima buket ini" Kata wanita itu yang masih bersikeras mengambil buket dariku.
"Siapa yang bilang begitu?" Suara lelaki terdengar dari belakang sang wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEWGULF STORY ✓bxb [COMPLETED]
Fanfictionini adalah kumpulan cerita mewgulf, ada yang oneshoot, twoshoot, atau bisa lebih dari itu. Update terserah saya. Jika ada moment yang bikin bengek pasti akan saya publish wkwkw. Mampus ga tuh. Kuat kuatin jadi waanjai pokoknya mah:) Badut yang kuat...