[ KANG OJOL SAMA NAK BOLA 2 ]

698 73 14
                                    

Gulf baru saja menyelesaikan kelas nya. Gulf masih kelas 12. Selain di tim yang sama, Gulf dan Mild juga satu kelas. Mereka duduk di bangku yang sama.

Gulf masih membereskan peralatan tulisnya lalu ia masukan ke dalam tas nya.

"Bro, gue ga bisa nebengin lu nih. Gue harus buru-buru pulang. Terus ke RS, soalnya gantian sama mamah gue" kata Mild kepada Gulf.

Gulf pun mengangguk paham, "gapapa santai aja. Ntar gue naik apa aja dah penting nyampe rumah, lu ati-ati. Dah sono, katanya mau ke RS" kata Gulf mengusir Mild mungkin(?)

"Iye iye, lu ngusir gue yee, yaudah gue duluan ya. Pesen ojol aja biar gampang" saran Mild. Gulf meliriknya sebentar lalu terpokus dengan tas nya.

Gulf mengambil handphone nya. Lalu dia mencari ikon aplikasi ojol itu. Ternyata belum terpasang. Memang, Gulf biasanya balik bareng Mild, walau rumah mereka tidak searah, Mild mau-mau saja kalau disuruh nganterin Gulf, memang sahabat yang baik.

Akhirnya Gulf mendownload aplikasi ijo itu dan mulai mengakses nya. Dia agak bingung, baru pemula soalnya. Namun hanya sebentar saja. Karena Gulf sekarang sudah mengorder ojol itu. Dan kata Abang nya habis makan selesai, bakal otw ke tempat yang Gulf tunjukan. Sekolah Gulf.

Gulf berjalan menuruni tangga sekolahnya. Lalu menuju ke gerbang depan, Gulf berdiri di samping gerbang sekolahnya, sembari menunggu Abang ojolnya, Gulf memainkan handphone nya, Gulf membuka aplikasi pemutar musik lalu menutup telinganya dengan headset. Gulf juga mulai mengscroll beranda medsosnya.

Gulf hanya bisa iri dengan mereka. Sial. Beranda Gulf isinya orang pacaran. Sedangkan dirinya jomblo sudah 17 tahun. Dari lahir sampai sekarang Gulf belum pernah tuh merasakan bagaimana indahnya cinta. Hahaha. Sebenarnya banyak wanita yang mengantri di sana. Namun mereka bukan type Gulf. Ntah Gulf sendiri juga bingung bagaimana dengan type nya. Namun, Gulf sama sekali tak tertarik dengan mereka.

Lama juga abangnya. Gulf yang sudah bosen dengan beranda medsos nya, kini hanya mendengarkan musik lewat headset nya itu.

Mata nya terpejam menikmati alunan lagu milik Avicii yang berjudul 'Waiting For Love'. Ntah kenapa dirinya terus memutar lagu itu. Apa Gulf sedang menunggu cinta nya? Haha ada-ada saja. Harusnya Gulf yang mengejar bukan yang menunggu.

BIBP

Bunyi klakson motor kini terdengar, walau Gulf menyumpel kupingnya dengan headset, dirinya masih bisa mendengarnya.

Gulf membuka matanya yang terpejam itu. Alangkah terkejutnya saat melihat siapa ojol yang dia order. Astaga. Gulf ingin meng-cancel nya saja.

"Eh kamu" suara bang ojolnya. Kini tangan nya terulur memberikan helm kepada Gulf.
Gulf masih mematung di sana. Astaga bego.

"Jadi naik ga nih?" Tanya Mew. Ya. Abang ojol yang Gulf order adalah Mew. Bisa bisanya Gulf bertemu lagi dengan orang ini.

Gulf pun tersadar. "Bisa cancel aja ga sih?" Masih ngelantur sepertinya. Batin Mew.

"Yaudah kalau mau di cancel mah. Saya juga masih banyak customer selain kamu" ucap Mew yang kini menarik kembali helm nya itu. Helm itu sudah di gantungkan pada body depan motor nya.

Saat Mew hendak melajukan motornya. Tangan itu menarik jaket ojek Mew.

"Katanya mau di cancel?" Tanya Mew.

"Hehe ga jadi" Gulf nyengir lalu mengambil sendiri helm yang sudah Mew letakkan tadi.
Lalu helm itu dipakai sama Gulf dan mulai membonceng di belakang Mew.

"Ayo bang, berangkattttt" ucap Gulf sambil menepuk pundak Mew. Semangat sekali dia.

Mew hanya terkekeh lalu melihat ke spion motornya. "Ini belum di kunci, ntar bisa terbang kesapu angin" kata Mew yang sudah menoleh ke belakang. Dirinya sedang mengunci helm yang Gulf pakai.

Mata Gulf pun melihat ke arah Abang ojol tadi, mulut nya menganga dan detak jantungnya terasa berhenti sebentar. Ada apa dengan diri Gulf? Ntah tak tau.

Setelah menguncinya Mew kembali dengan posisi semula lalu mulai melajukan motornya. Di sepanjang jalan Mew dan Gulf bercakap-cakap banyak sekali. Ntah mungkin tentang ganti rugi itu. Haha. Tidak tidak... Jadi Gulf kan sudah kelas 12, nah dirinya pengen lanjut kuliah tapi bingung mau ambil jurusan apa? Akhirnya dia tanya deh ke Mew. Mew kan memang kuliah, dia anak teknik. Mew memang kuliah ambilnya jam malam aja. Kalau pagi sampai sore Mew gunain buat nyari duit. Karena Mew tidak mau membebankan orang tua nya soal pernikahan dirinya dengan Eye.

Mew pun mengikuti arah jalannya di map itu, ternyata oh ternyata rumah Gulf satu komplek dengan rumah calon istrinya. Iya.. Eye. Mew kan bakalan nikah sama Eye.

"Oh kamu rumah nya di sini?" Tanya Mew yang masih terpokus dengan motornya itu.

"Ngga..... Ya iyalah bang, orang gue minta lu anter ke sini, ya masa rumah gue di komplek sebelah" jawab Gulf selalu ngegas.

Mew terkekeh, ini bocah emang ya suka banget ngegas, batin Mew.

Saat melintasi rumah Eye, Mew sengaja memperlambat laju motornya. Gulf terus saja meneriaki dan menabok punggung Mew.

"Bang, ko pelan banget sih! Cepet kek! Gue udah capek nih!" Ucap anak itu. Mew masih saja melihat ke arah rumah tersebut.

"Bang! Aduh bahaya banget sih. Harusnya pokus ke depan dong! Kenapa malah nyamping gitu sih palanya?! Gue kasi bintang 1 nih!" Ancam nya. Namun Mew masih saja melihat ke arah rumah itu.

Gulf pun menarik napas dalam dalam lalu arah pandang Gulf mengikuti milik Mew. Sekarang Mew sudah memberhentikan motor nya. Bukan tepat di depan rumah itu, sedikit maju saja. Karena ga mungkin juga, nanti mereka bakalan tau kalau ada Mew disana.

Gulf menyipitkan matanya. Melihat pria dan wanita yang sedang bercumbu di taman rumah nya. Nampak nya mereka saling menikmati. Gulf memang ga kenal siapa dia. Yah walaupun satu komplek, Gulf tidak mengenal nya haha.

Lalu Gulf mengalihkan pandangannya ke arah Abang ojol yang sedang nganterin dia. Mew menatap wanita dan pria itu dengan wajah penuh amarah dan rahang nya mulai mengeras.

"Bang? Kenal?" Tanya Gulf dengan pelan.
Mew hanya mengangguk lalu melajukan motornya bak orang kesetanan.

"Eeee buset! Bang pelan pelan woilah..." Ucap Gulf yang kini sudah memeluk tubuh orang itu. "Bang... Ini udah hampir sampai di rumah gue" ucapnya gemetaran. Sialan kalau sama mild, mau sekenceng apapun ga bakal menakutkan. Lah ini? Mew sepertinya sedang tidak baik-baik saja setelah melihat kejadian tadi.

"Bang! Nyampe nih! Jangan ngebut! Gue laporin atasan lu nih!" Teriak Gulf yang udah goncang-goncangin badan Mew.

Serasa tersadar, Mew pun kini sudah pelan lagi menaiki motornya. Gulf masih memeluk tubuh Mew, malah semakin erat. Walau dia mengamuk seperti itu, Gulf menutup matanya karena takut.

Helaan napas Mew terdengar. "Udah nyampe ga mau turun?" Tanya Mew. Gulf yang masih memeluk pun kini melepas pelukan itu. Dan menjauhkan dirinya dari tubuh Mew.

"Enak ya, pesen ojol bisa peluk peluk gini" kata Mew, Gulf hanya melirik ke arah Mew.

"Tau ah! Gue ga mau lagi order beginian! Bisa-bisa mati jantungan ntar!" Kata Gulf sambil melepas helm nya.

Mew melihat ke arah Gulf, dengan tatapan sayunya. "Minta maaf, pelayanan saya tidak memuaskan" ucap nya. Gulf terkekeh. "Hehe ga ada. Canda kali bang. Lu kenapa sih? Abis liat orang cipokan langsung kesetanan? Lu mau kaya gitu?" Tanya Gulf.

Mew tidak bergeming, dia masih diam. Kini raut wajahnya semakin sayu saja.

"Udahlah lupain. Ga penting juga" kata Gulf, "udah gue bayar ya lewat aplikasi" lanjutnya.

Mew tak merespon apapun yang Gulf ucapkan. Gulf jengah, sudah pengen banget dia masuk rumah lalu merebahkan dirinya di kasur empuknya. Namun melihat tingkah orang yang di ordernya ini, Gulf merasa aneh.

"Asal kamu tau, wanita tadi adalah..... Calon istri saya" ucap Mew lesu.

















Tbc.

MEWGULF STORY ✓bxb [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang