Changmin dan teman-temannya membawa Yuna ke tempat biasa mereka menghabiskan waktu, lapangan basket. Yuna tidak tau apa yang ada di pikiran 5 cowok itu, yang malah membawanya ke lapangan basket alih-alih membawanya keliling.
"Maaf, tapi kami ada janji bertanding hari ini" ucap Changmin memberi alasan.
"Tidak apa" balas Yuna yang bertugas menjaga barang mereka di pinggir lapangan sementara 5 cowok itu masuk ke lapangan dan bertukar sapa dengan 5 cowok lainnya.
Pertandingan dimulai, dengan tim Changmin lebih unggul karena Juyeon bermain sangat baik pagi ini. Semua orang bersorak menyemangati, terutama para cewek yang entah sejak kapan sudah memenuhi pinggir lapangan dan mulai meneriaki nama semua cowok yang sibuk merebut bola berwarna jingga di lapangan.
Sebenarnya, hanya nama Juyeon yang terdengar jelas di telinganya. Atau memang semua cewek ini adalah penggemar Juyeon?
Di saat sedang asik memperhatikan pertandingan, bahunya tiba-tiba saja ditepuk. Dua orang cowok yang sepertinya teman dari lawan tim Changmin tersenyum padanya.
"Boleh kami duduk di sini?" Tanya salah satu di antara mereka.
"...ya. Tapi di mana barang-barang teman kalian?" Balas Yuna sopan. Cowok yang tadi bertanya menunjuk barang mereka yang tergeletak di sisi lain lapangan.
"Tenang saja. Barang kami aman" ucapnya kemudian tersenyum.
Yuna memperhatikan sekitar lapangan yang memang diberikan semacam pagar pembatas dan tidak ada yang berada di sekitar dalam lapangan selain sepuluh orang yang sedang bermain basket, Yuna, dan dua cowok yang kini duduk di sampingnya.
"Lo pacarnya Changmin ya?" Tanya cowok itu lagi. Di saat Yuna menatapnya penuh tanya, dia menambahkan. "Gue Younghoon, temennya mereka juga"
"Dan gue Chanhee" sahut cowok satunya diakhiri senyum tipis.
"Yuna, temen Changmin waktu kecil"
"Bukan pacar?" Tanya Chanhee sekali lagi memastikan. Di saat Yuna tidak nyaman dengan dua cowok tersebut, sebuah bola basket melayang. Namun untungnya Younghoon dapat menangkapnya.
"Hey, jangan buat tangan gue luka juga" protes Younghoon.
"Sori" balas Juyeon tidak terlihat menyesal sama sekali.
Chanhee memberikan tatapan aneh pada Juyeon dan cowok tinggi itu cuma menganggukkan kepalanya. Kemudian Chanhee menepuk pundak Younghoon pelan.
"Ah, sayang sekali" gumam Younghoon. "Kalo lo udah putus sama Juyeon, bilang ke gue" tambahnya terus menarik pergi Chanhee dari sana.
Yuna yang belum sempat protes menatap Juyeon penasaran. "Kapan kita pacaran?"
"Biar mereka cepet perginya" balas Juyeon cuek tapi kemudian menatap Yuna lembut. "Lo gak apa-apa kan?"
"...gak, gak apa-apa maksudnya"
Juyeon senyum tipis. "Gue lanjut main dulu" pamitnya setengah berlari kembali ke lapangan.
Yuna yang ditinggalkan begitu saja memandang heran punggung Juyeon yang menjauh. "Apa-apaan?" Gumamnya kebingungan.
....
Setelah pertandingan selesai yang tentunya dimenangkan oleh tim Juyeon, Younghoon dan Chanhee bertugas membelikan mereka minuman sebagai bayaran kekalahan mereka.
"Habis ini kita bakal ngajak lo jalan-jalan. Tenang aja" ucap Changmin.
"Makan siang dulu aja. Gue sumpah laper banget sekarang" rengek Hyunjae.
"Iya. Gue juga laper" sahut Haknyeon mengangguk antusias.
"Gimana?" Tanya Juyeon tiba-tiba yang membuat Yuna kaget. Teman-temannya sudah berdehem mengisyaratkan sesuatu, namun Yuna yang clueless hanya menganggap itu sebagai kode bahwa mereka ingin makan terlebih dahulu.
"Ya, makan dulu aja"
Setelah Younghoon dan Chanhee kembali, mereka istirahat sebentar dengan mengobrol bersama, membahas hal yang tidak dimengerti Yuna sama sekali. Jika boleh jujur, Yuna sangat teramat sangat tidak nyaman dengan keadaannya saat ini. Dikelilingi 12 cowok ganteng yang lagi ngobrol hal yang gak dia ngerti bukanlah sesuatu yang dapat dinikmati semua orang.
Changmin tidak berubah akan hal ini, membuat seseorang tidak nyaman dan merasa di bully.
Ah, jika diingat-ingat, kenangan dia tentang Changmin tidak banyak yang bagus, lebih banyak kenangan Changmin yang mengerjainya dan membuatnya menangis.
Tiba-tiba, Juyeon menarik tangan Yuna hingga dia berdiri. "Yuk, ah. Cewek sendirian gini malah dicuekin sama kalian" ucapnya setengah bercanda.
'Kan dia udah jadi inceran lo, males banget berantem sama lo perihal cewek' -pikir semua orang dalam hati yang mereka tunjukkan melalui senyuman tipis penuh makna mereka.
....
Juyeon mengantar Yuna pulang, sedangkan yang lain sudah dia antar pulang terlebih dahulu.
Entah karena sudah lebih nyaman berada di samping Juyeon atau karena Juyeon yang diam saja sepanjang perjalanan, Yuna tiba-tiba bernyanyi mengikuti lantunan lagu yang terputar lewat radio mobil.
"Suara lo bagus" puji Juyeon tiba-tiba.
"Hah? Makasih"
"Di sana ikut paduan suara?"
"Gue gak ikut ekskul apa-apa"
"Lho? Kenapa?"
"...gak apa-apa"
Ada banyak di dunia ini yang lebih baik menjadi rahasia saja. Termasuk perasaan seseorang. Kecuali jika dia sudah membuka hatinya, dia pasti akan menceritakan perasaannya yang tersembunyi itu.
Trick 2 : FAILED dengan hasil terbalik. Malah Yuna yang playing hard to get
Jika diteruskan dengan Juyeon yang juga playing hard to get, hasilnya akan tetap sama. Karena Yuna benar-benar menjaga perasaannya.
....
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Juyeon | The Stealer
FanfictionJuyeon terkenal punya banyak mantan, tapi gak ada yang membekas di hati dia. Sampai akhirnya dia ketemu satu cewek yang gak jatuh cinta sama dia dan malah bikin dia kepikiran terus. Cerita tentang siapa yang hatinya direbut duluan