'' Aron '' panggil seseorang membuat pria berumur 28 tahun yang berdiri dibalkon sambil meroko itu terpaksa menoleh.
'' Apa??''
'' Turun dulu ada yang mami sama papi bicarakan sama kamu '' ucap mami Alice.
Pria dewasa itu berdecak. Dia sudah tau apa yang akan kedua oragtuanya itu bicarakan.
Dengan langkah ogah - ogahan dia pun terpaksa beranjak dari duduknya. Pria itu menuruni tangga satu persatu lalu menghampiri kedua orangtuanya yang sudah menunggunya.
'' Duduk! '' titah pria paruh baya itu dengan suara tegas.
Aron pun menurutinya dan mulai mendudukan bokongnya di single sofa seraya menatap sang papi.
'' Aron apalagi sekarang hah? '' ucap David sambil menatap anak semata wayangnya itu.
'' Apa pi? '' Aron membeo dengan wajah sok polosnya.
'' kamu masih bertanya? Kamu gak masuk kantor, foya - foya, bemain wanita. Dan kamu masih bertanya APA? gila kamu''. Sentak david dengan muka merah menahan amarah.
Aron hanya bergumam membuat kemarahan David semakin memuncak melihat tingkah anaknya itu. Jika saja disamping David tidak ada istrinya Alice mungkin ia aka membuat pelajaran pada anaknya ini.
Alice bisa memaklumi jika anaknya ini seperti sekarang sikap tidak mandiri meskipun sudah dewasa, pasalnya dari dulu Aron akan mendapatkan apapun yang dia inginkan jadilah dia seperti sekarang.
'' Papi tanya sampai kapan kamu akan terus kayak gini? Foya- foya, bermain wanita. Papi hanya takut kamu terkena penyakit Ron '' tanya David mulai melembut .
'' Urus perusahan dengan dengan baik, cari pasangan, bangun rumah tangga yang baik. Papi kasih kamu kesempatan jika kamu gagal semua fasilitas papi tarik! '' titah mutlak David dengan nada tak terbantahkan.
Aron yang sudah membuka mulut untuk protes itu ia rungkan karena mendapat tatapan tajam dari Alice. Aron hanya menatap kedua manusia yang sudah mengurusnya itu dengan tatapan datar. Dan hanya mengangguk malas.
'' baiklah besok kamu akan mulai masuk kantor lagi. Besok pagi ada meeting dengam perusahan wijaya dan kamu harus menghadirinya. ''Ucap David. Yang dibalas anggukan oleh Aron.
'' Aron kekamar dulu '' pamitnya seraya beranjak dari duduknya menghampiri Alice dan mencium pipi sang mami lalu berjalan kearah tangga menuju kamarnya.
Setelah kepergian Aron David hanya menghela nafas beratnya, yang diberi elusan ditanggan oleh sang istri.
'' anak itu sifatnya menurun dari siapa sih? '' tanya David pada sang istri.
'' Dingin, cuek, suka main perempuan huh.'' sambungnya.
Alice hanya mengendikan bahunya '' Terus pantau dia dari jauh pi, mami gamau nantinya terjadi hal yang tidak diinginkan. David anak kita satu - satunya''.
'' hmm pasti '' ucap David seraya tersenyum manis pada sang istri.
.
.Disatu sisi seorang gadis tengah duduk sambil menatap langit - langit kamar bernuansa biru laut itu. Memori masalalu kembali teringat oleh gadis itu.
Tak terasa lelehan cairan bening keluar begitu saja tanpa seijin sang empunya.
Dia sakit saat menginggat pria yang dia cintai telah pergi untuk selama-lamanya.
pria yang selama ini mengajarkan nya cinta yang sebenarnya, pria yang menguatkan dia saat orang tuanya tiada. Sekarang tidak ada yang mengingatkannya lagi jika dia salah. Sekarang tidak ada yang membuat mood dia kembali baik saat sedang badmood.
Dia telah pergi!!
Pergi ketempat yang mungkin lebih baik dari dunia fana ini.
Mungkin sekarang prianya itu sedang berkumpul dengan kedua orang tuanya yang sudah lebih dulu pergi meninggalkan dia.
Terkadang dia marah pada Tuhan. Kenapa Tuhan mengambil orang - orang yang dia sayangi.
KENAPA?
apa tidak cukup kedua orang tuanya yang telah dia ambil dulu?
Kenapa harus pria yang ia cintai juga diambil? Kenapa?!.
Agatha mengambil sebuah bingkai foto yang menampilkan dua orang insan yang terlihat bahagia. Dijari manis mereka terlihat cincin yang begitu bagus. Agatha mengelus foto laki - laki yang begitu tampan dengan senyum terukir dibibirnya.
Mereka telihat bahagia disana tapi sayang kebahagiaan itu tak selamanya mereka rasakan. Karna salah satu dari mereka harus pergi.
Ia merindukan lelaki itu...
lelaki yang tidak pernah membuatnya sedih, lelaki yang tidak pernah membuatnya menangis. Lelaki yang selalu membuatnya bahagia, lelaki yang selalu berusaha membuatnya tersenyum walaupun dengan hal yang begitu kecil.
Dia Alvaro Ferdian.
Dia lelaki Agatha, dia dunia Agatha, dia kebahagiaan Agatha, dia senyum Agatha, dia segalanya bagi Agatha.
'' I Love You Al ''
'' I Miss You Al''
'' sampai kapan pun kamu akan ada dihatiku, didalam pikiran ku, didalam ingatanku. Aku selalu berdo'a pada Tuhan yang telah mengambil kamu dari kehidupanku ''
''Aku ingin nanti dikehidupan selanjutnya kamu akan menjadi pendamping hidupku, aku ingin kita bahagia dikehidupan selanjutnya'' ucap Agatha pelan dengan suara seraknya.
Setelah lelah menangis Agatha terpejam, didalam doanya malam ini dia ingin bermimpi bertemu dengan Alvaro walaupun hanya sebentar, dia rindu Alvaro sangat.
'' Aku rindu kamu Al '' guamam Agatha pelan sebelum matanya benar - benar tertutup.
.
.Dibalik pintu berwarna coklat seorang pria berpostur tinggi tengah berdiri mematung setelah mendengar ucapan adiknya yang menyayat hatinya itu.
Tadinya dia ingin mengucapkan selamat tidur pada adiknya bukannya ucapan selamat malam yang ia dapatkan, akan tetapi ucapan sedih dan tangisan yang dia dengar.
Dia tidak menyangka adiknya itu menyimpan perasaan sedih ini sendiri. Dia kira kejadian pahit beberapa tahun silam sudah perlahan dilupakan oleh adiknya. Nyatanya tidak! .
Pasalnya selama ini adiknya itu selalu ceria tanpa beban jadi dia berpikir demikian. Pria itu dengan perlahan membuka pintu kamar bernuansa laut itu dengan perlahan memastikan tidur adiknya tidak terganggu. Perlahan tapi pasti dirinya menghampiri tubuh lelah Agatha yang tertidur dengan posisi masih memeluk poto beberapa tahun lalu bersama kekaasihnya itu!
Ah! Tidak.
Bukan kekasih lagi lebih tepatnya!.
Tapi TUNANGANNYA.
Dengan pelan kakak yang diketahui bernama Sean itu menyelimuti tubuh mungil adiknya dengan selimut tebal. Dipandang lekat - lekat wajah Agatha wajah yang masih basah, mata yang masih terdapat bekas air mata, hidung memerah membuat Sean merasa iba.
Dalam hati Sean bertanya pada Tuhan
'' Tuhan kenapa engakau memberikan cobaan yang begitu berat pada adik hamba? Kenapa? Saat itu dia baru saja bahagia, tapi kebahagiaannya harus musnah dalam waktu satu malam. Kenapa kau mempertemukan dua insan, jika nyatanya engkau tidak bisa mempersatukan mereka?.
Setelah puas memandang wajah sang adik Sean beranjak setelah mencium kening Agatha. Dia harus pergi kekamarnya untuk mendinginkan otaknya yang terlanjur mendidih ini.
Sebelum keluar Sean berbalik melihat tubuh mungil Agatha dengan tatapan sendu '' Kamu harus bahagia Ta, jangan terlalu sedih lagi Al tidak akan senang melihat kamu terus meneteskan air mata ''. Ucap sean sedih lalu berbalik meninggalkan Agatha yang tengah menyelami alam mimpinya itu. Sukur sukur sama ALVARO.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice
RomanceJudul awal can't be together! Saat dimana kita menemukan Cinta yang Baru. Cinta Lama datang kembali dan mengoyahkan hati! . Apakah kita akan memilih kembali Cinta yang hilang dulu? Ataukah mempertahankan Cinta yang Baru?? '' maaf aku mencintai p...