⸙02

339 47 13
                                    

"Ayah!!!"

"A-a... Aku.. Aku..."

"AYAH!!!"

Plak!!!

"Lucas.. APA INI? AKU—.."
Athy terduduk lemas di atas rerumput memandang jauh kebawah, menangisi seseorang yg hanyalah satu-satunya ia miliki.

Hidupnya hampa. Hampa. Pupus sudah harapan.

Ayahnya yg selama ini mencintainya, merawatnya hingga dewasa kini pergi jauh dari hidupnya.

Siapa lagi yg kupunya? Ibu tiada, ayah pun juga begitu? Apa yg kalian bicarakan sedari tadi?

"A-athy....... Aku.. Benar-benar tak—"

Telingaku berdenging tak mendengar apapun, dada dan tenggorokan ku sakit. Saking sakitnya, aku tak menyadari suara seseorang berteriak. Ternyata ialah suaraku.

Tak ada lagi cinta yg terikat janji, tak ada lagi rasa sayang yg mengasihi, pupus sudah harapan tinggi. Mencintamu sungguh membuatku pedih.

Tak kusadari seseorang mendekatiku, bergetar suaranya mengucapkan kata maaf berkali-kali. Menyesali perbuatannya.

"Athy!... Maaf!.... Ma-af.."

"pergi.." Athy, menunduk namun berhadapan dengan pria bersurai hitam pekat tersebut, tak kuasa melihat wajah sang kekasih, penuh murka di dalamnya, namun ia sangat membenci dirinya yg bahkan tak bisa membenci si pria ini.

"Ath—"

"Pergi..! Pergi...."

Dengan begitu berat hati juga sesal yg amat teramat Lucas beranjak dan meninggalkan Athy sendiri. Dengan kesedihannya.

Tidak... Tidak.. Kembali... Aku sangat membutuhkanmu.. Tolong kembali, Lucas.

Dada nya makin sakit, tangisnya makin mericuh ketika sang kekasih pergi meninggalkannya.

Semesta seperti sedang membaca isi hati si gadis, awan kelabu mulai berkumpul dan terjatuhlah air dari nya. Hujan beriringan petir bergemuruh menyerang.

Aku marah padamu, aku murka padamu. Namun, mengapa aku bahkan tak bisa membenci mu? Bahkan kau telah menghilangkan seseorang yg satu-satunya kehidupanku.

Aku membenci diriku sendiri, aku tak sanggup bertemu dirimu lagi.

Namun, aku tak ingin kehilanganmu.

"AYAAHHHH!!! AYAH...
Lucas.." lirih.

Lagi.

Lagi.

Lagi-lagi melakukan kesalahan, lagi.

"Aku menang! Tiga kali~"

"Lucas! Kau sangat curang!"

"Hahaha! Kau yg payah tak bisa mengalahkanku!"

Sedikit lagi.. Sedikit lagi aku mendapatkan kebahagiaanku. Tapi mengapa!? Mengapa......

MENGAPA AKU MENGACAUNYA? BODOH, BODOH..

Pria dengan sosok yg gagah dan tak pernah menangis kini sangat rapuh, membenci dirinya sendiri menyesali dirinya yg tak bisa mengontrol emosi dan langsung saja diselimuti sang emosi.

Hujan kini sangat deras seakan semesta sedang membenciku.

Bencilah aku, tolong bencilah. Kurasa hal itu sedikit melegakanku. Aku bahkan membenci diriku, menabrakkan diri di depan kereta pun tak cukup untuk melegakan penyesalan ini.


"Ya, ya, serah kau saja. Ah! Karna aku punya 3 kali permintaan, 1 nya akan ku pakai untuk meminta ini"

Teringat kembali potongan kenangan pedih yg membuatnya bahagia, namun, yg ia teringat kali ini adalah sisa 2 permintaan yg pernah ia menangkan kala itu.

Walaupun rasanya sudah pasti takkan terkabul, namun ia tak ingin menyerah begitu saja dan membuat ego nya menang.

To Be Continued

Makasih buat salah satu scene di bsd, aku plagiat sedikit(●´з')♡

-ˋˏ ⎙ 𝐋𝐀𝐂𝐔𝐍𝐀;  athy x lucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang