Telah sampai sudah, badan sang gadis di atas pasir dingin di heningnya malam hari.
Tepat di depan iris mata permata birunya, terdapat sosok gagah yg membelakanginya, seakan menunggu sang bidadari menghampiri."Indah, ya,?" sosok itu membalikkan badannya, menghampiri Athy, si gadis berambut emas ikal.
"Bulannya, indah. Terpancar indah di matamu" dersik angin menerpa, meniup sela-sela rambut mereka berdua. Mimik wajahnya tertarik senyum menatap lekat Athy.
"Apa maumu?"
"Masih sebenci itu kah? Aku.. Tidak sengaja. Maaf"
"Sudahlah. Hubungan kita takkan seindah dulu, kau sendiri yg bahkan menghancurkannya!"
Tangannya terangkat menunjukkan jemarinya yg memakai cincin permata, melepaskannya.
"Kita sudahi hubungan ini, terimakasih segalanya, Lucas."
Jemari lentiknya menarik telapak tangan pria di hadapannya, memberi cincin yg Athy lepas.☾
"Lucaaaaas! Kenapa aku kalah lagi!? Kau curang!"
"Apa?? Curang bagaimana, hah. Emang dirimu saja itu yg terlalu payah" Mendengarnya, membuat Athy makin geram dan tak sengaja menjambak kuat rambut halus Lucas.
"Argh!"
Lucas mengerang kesakitan merasa rambutnya seperti akan lepas saking kuatnya tenaga si Athy saat menjambak.
"Makan apa kau ini? Kuat sekali macam Hulk."
"Salahmu!" Sorot matanya menatap tajam sang pemenang didepannya.
Lucas mengajaknya bermain rock-paper-scissors. Dengan syarat, yg kalah akan menuruti permintaan sang pemenang.Ya, permainan tersebut dimenangkan oleh Athy sekali. Ia begitu senang dan pede hingga membuatnya tiga kali kalah dalam permainan ini.
"Yah, yg penting aku sudah menang sekali di awal, kau hanya beruntung!"
"Ya, ya, serah kau saja. Ah! Karna aku punya 3 kali permintaan, 1 nya akan ku pakai untuk meminta ini"
"Kebetulan, musim panas telah tiba, kurasa hal ini akan lebih mudah"
Pria itu merogohkan tangannya ke saku mencari sesuatu yg ingin ia ambil.Tangannya mengambil sebuah kotak merah, menekuk badannya seakan seseorang yg ingin memberi bunga, namun bedanya ia memberi sebuah cincin.
Athy, yg notabene nya bersahabat dengan lucas ketika masih Sekolah Menengah dan sekarang sudah kelas akhir ini jelas terkejut bukan main. Ia tak menyangka bahwa pria yg selama ini ia idamkan melamarnya dengan gagah.
Athy masih mematung dengan menutup mulutnya yg terlihat terbuka lebar. Wajahnya memerah panas.
"A-..a... Aku..." Buliran bening jatuh dari mata sang gadis, dengan gugup ia menerima lamarannya, namun, ia juga takut bahwa ayahnya menolak. Apalagi ia sangat disiplin jika tentang laki-laki.
"Kenapa? Kau menolakku? Atau kau takut karna ayahmu takkan menolakku? Tidak, tidak, tenang saja. Aku akan membujuknya, ya?"
Athy mengangguk pelan, wajahnya kembali berbinar walaupun di hati nya terasa tak yakin.
Hah.. Semoga saja lancar..
☾
Ini sudah 3 hari sejak hari membahagiakan itu, sekarang lah waktu menegangkan dimana sang ayah dari si gadis menerima atau menolaknya, sebenarnya Lucas pun juga sama gugupnya. Demi merileksasi kan agar suasana santai, juga karna suasana ini, ayahnya menerimanya menjadi pasangan sehidup-semati Athy.
Lucas, Athy, dan ayah Athy—Claude— pergi ke bukit yg sering menjadi tempat wisata disana, kebetulan bukit tersebut sedang sepi pengunjung, membuat mereka tambah leluasa bermain disana.
Lucas dan Claude keluar dari mobil dan mulai berbicara disana, berdua saja karna sesama lelaki.
Athy menunggu didalam mobil dengan harapan yg tinggi diiringkan berdoa agar pernikahannya disetujui.
"Lucas, kau benar, ingin menikahi putriku?"
"Ya, saya akan menikahi putri anda dengan segenap jiwa saya."
"Kau yakin?"
"Saya yakin."
"Saya tolak pernikahan ini."
Deg
Mata lucas terbulat sempurna, ia seharusnya sudah memperkirakan ini. Namun, ia terlalu percaya diri hingga akhirnya ia tetap ditolak.
"Kenapa? Apa alasan anda menolak saya, tuan Obelia? Kurang apa lagi saya?"
"Tidak, kau sempurna. Sempurna dalam segala hal. Namun, satu, kau berasal dari keluarga miskin! Ayahmu telah tiada!"
Sekali lagi, sekali lagi. Lucas terkejut bukan main. Ucapan tuan Obelia benar-benar menyakitkan.
"Jangan bawa-bawa keluargaku.
Masalah material aku bisa mencari kerja""Teruslah bermimpi, anak muda. Aku tetap menolakmu karna dibesarkan dari keluarga tak terpandang. Ah, lalu.. Siapa ibumu? Setauku, aku pernah bertemu nya dulu. Bukankah dia seorang penari malam? Hahaha, aku ragu kau anak ayahmu"
"Cukup! Omonganmu sangat tidak bermoral!"
"Kau membentakku? Kau yg tak ada moral! Anak dari seorang l*cur tak berhak memarahiku! Kau pikir kau siapa!?"
Lucas, si pinter akademik, atletis juga wajahnya yg tampan begitu membuatnya sempurna. Namun, ia sangat tak bisa mengkontrol emosi nya sendiri.
Lucas yg dibaluti oleh emosi dan tenggelam didalamnya secara tidak sadar mulai mendekati tuan Obelia, ayah Athy.
Menarik tangannya kedepan seakan ingin mendorong dan menjatuhkannya dari atas bukit.
Penampakan dari atas bukit memanglah indah, seluruh kota terlihat disana. Namun jauh dibawahnya, hanyalah jurang yg berisi bebatuan dan pohon-pohon.
Kemungkinan seseorang yg jatuh dari sana akan selamat sangat kecil, melihat batu-batu tajam juga ranting yg siap menusuk dibawahnya.
Lucas yg masih dibalut amarah berlari ke arah ayah Athy dan mendorongnya jatuh.
Terdengar suara teriakan menggema dan mulai hilang diiringkan suara keras layaknya buku jatuh.
To Be Continued.
FYI :Sc : google
KAMU SEDANG MEMBACA
-ˋˏ ⎙ 𝐋𝐀𝐂𝐔𝐍𝐀; athy x lucas
Hayran Kurgu(n.) a blank space; a missing part. Keindahan malam di pesisir pantai, air laut yg asin menerpa kakiku, terukir indah kata-kata mu dalam ingatanku. Sosokmu menyakitkan bagiku, sungguh. W a r n ! ! ! ⸙ Typo! ⸙ OOC tak disengaja maupun disengaja ⸙ Di...