Satu

120 20 6
                                    

Di pagi yang cerah ini Rara masih bergelud di ranjang miliknya seolah enggan untuk meninggalkan ranjang tersayang.

"RARA BANGUN UDAH PAGI" teriak Ria dan Fiah bersamaan namun tetap saja tidak di dengar oleh Rara.

"Ambil air" perintah Fiah dingin kepada Ria .

Ria mengangguk lalu berjalan ke arah kamar mandi milik Rara dan keluar membawa gayung berisikan air penuh yang siap membasahi kasur Rara.

"Siram!"perintah Fiah tegas kepada Ria.

BYURR...

si empu bangkit dari tidurnya dengan nyawa yang belum benar-benar tercampur langsung menatap tajam ke arah Fiah dan Ria. Yang ditatap pun hanya memasang ekspresi WATADOS (wajah tanpa dosa).

"Astaghfirullah Ria kenapa siram Rara?" kesal Rara karena paginya sudah mendapatkan kesialan dari kedua sahabatnya.

"Lo sih pake acara tidur segala, gak liat sekarang udah jam berapa? Sekolah bego! Tolol di pelihara sekali-kali kek melihara tuyul biar kaya raya!"Seru Ria.

Rara memajukan bibirnya membuat Ria dan Fiah gemas dengan Rara.

"Rara mau mandi, kalian tunggu di luar" pinta Rara masih dalam mode ngambek

"Jangan lama nanti telat" teriak Ria dari luar kamar

"Iya" jawab Rara singkat

******

Bel sekolah pertanda jam masuk telah berbunyi beberapa menit yang lalu namun sampai detik ini Fiah dan Ria belum menunjukkan kehadiran mereka di area sekolah.

Mereka berdua kini tengah berada di basecamp yang dulu sengaja di buat untuk berkumpul jika merasa bosan atau ingin bolos pelajaran.

"Si Rara rajin bener ke sekolah" ucap Ria

Mereka tadi emang bersama namun Ria dan Fiah pamit duluan, katanya ingin ke fotocopy membeli alat tulis. Padahal di SMA Lentera ada koperasi.

"Namanya juga anak baik-baik beda sama lo yang otaknya kadang perlu di perbaiki" balas Fiah santai

Ria membuka sepatunya lalu melemparkannya ke arah Fiah namun dengan cepat Fiah dapat menghindar.

"Ck payah" ejek Fiah sambil memakan cemilan

"Sialan lo, awas aja kalo kena" ancam Ria

"Di tunggu kakak"

"Astaghfirullahaladzim" ucap Ria istighfar sambil menepuk jidatnya

"Akhirnya nyebut juga lo haha" tawa Fiah

"Ngeselin punya temen kaya lo, pengen gue lempar golok sekali-sekali"

"Gak mau berteman sama gue? Gak usah. Anda juga tidak penting"

"Dih Fiah baperan"

"Kamu siapa? Aku dimana? Ini apa? Kamu gak ngapa-ngapain aku kan? Aku benci kamu hiks tega kamu sentuh aku. Aku udah gak suci lagi huaaa" ucap Fiah ngawur

Pletakk

Ria menjitak kepala Fiah cukup kuat membuat Fiah meringis kesakitan.

"Tolol bener lo jadi orang. Najis banget gue gituin lo"

"Lo gak mikir, kalo jitak kepala gue itu sakit?!" bentak Fiah sambil mengusap kepalanya

Tawa Ria pecah membuat Fiah kesal menjadi-jadi. "IKAN HIU MAKAN PISANG, MANA BISA BEGO"

"Gila si kawan" cibir Fiah

"Hiks jahat kamu mas. Kamu jahat, ku menangis....."

"Gak waras lo beneran, skip"

"Apakah kalian melihat peta?"

"Gak" jawab Fiah

"Dimana?" tanya Ria

"Gue bilang enggak"

"Katakan sekali lagi"

"Bego"

"Lebih keras"

"Bego"

"Lebih keras"

"RIA BEGO, TOLOL, GOBLOK PEN DI GAMPAR" teriak Fiah kesal membuat Ria menutup telinganya

"Suara lo deras amat, sakit telinga gue"

"Oh"

"Cuman oh lo bilang?! Oh doang!"

******

"Fiah sama Ria kemana? Ini udah jam pelajaran belum datang juga. Jangan-jangan bolos lagi" cemas Rara

"Naira, kamu kenapa lihat keluar?" tanya guru yang sedang mengajar

Rara tersentak lalu tersenyum kikuk. "Bukan apa-apa bu"

"Kalau kamu tidak suka pelajaran saya silahkan keluar dari pada kamu tidak memperhatikan saya yang dari tadi menerangkan" ucap guru itu

"Ma-maf bu"

"Yasudah fokus ke papan tulis sekarang"

"Iya bu"

"Tapi bu saya ijin ke toilet sebentar boleh kan bu?" tanya Rara sopan

"Boleh tapi jangan lama-lama. Yasudah sana"

"Makasih bu"

Rara keluar dari kelasnya menuju ke toilet. Di dalam toilet Rara mencoba untuk menelpon Fish ataupun Ria. Rara tidak ingin sahabatnya itu di hukum terus menerus.

"Ria sama Fiah kemana sih! Telpon Rara gak di angkat" kesal Rara

Rara berulang kali mencoba untuk menelpon Fiah namun hp nya tidak aktif dan begitu juga dengan Ria

"Ishh nyebelin banget sih!"

Rara keluar dari toilet sambil menghentakkan kakinya.

"Permisi bu"

"Iya masuk"

"Sekarang kalian kerjakan tugas yang tadi ibu beritahu. Naira bisa tanya sama teman kamu"

"Baik bu"

"Naira" panggil teman sekelasnya

"Kenapa?" tanya Rara berbisik

"Itu gue pinjam pensil lo bentar aja"

"Buat apa?"

"Ini menggambar yang di buku"

"Tapi nanti Rara pakai apa?"

"Elah kan cuman sebentar doang"

"Maaf, tapi nanti Rara gak bisa menggambar kalo pensil Rara di pakai Dio"

"Yaudah gak apa-apa makasih ya"

"Maaf ya Dio"

"Iya"

"Kerjakan saya mau ke ruangan guru sebentar. Jangan ada suara!" tegas guru tersebut

******

Jangan lupa vote.
Ini adalah cerita pertama dari Niskara jadi bantu support untuk kedepannya.

Naira'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang