Bagian XIII : Hari Kelulusan

227 24 14
                                    

Akhirnya UN sudah berakhir, dan aku pun bisa kembali bebas untuk melakukan kegiatanku sehari-hari tanpa beban lagi.

Selama 4 hari aku didera, disiksa, dan dicambuk dengan soal-soal UN yang tidak berperikesoalan. Sukses atau tidaknya, aku tidak tau pasti intinya aku berharap semoga mendapat hasil yang memuaskan Aamiin.

Matematika : soalnya lumayan susah-susah gampang gitu, misalkan yang gampang sekitar 60% dan yang susah 40%. Gedeg banget sama yang buat soal apalagi yang bagian susahnya, aku sama sekali tidak menemukan jawabannya. Akhirnya aku ambil jalan tengah yaitu ngocok dadu. Setiap ujian aku selalu bawa dadu monopoli untuk persiapan dikala aku bingung mengisi jawaban.

Administrasi Perkantoran : aku jatuh cinta sama yang buat soal, sumpah dari nomer 1 sampai nomer 50 tidak ada yang susah. Aku juga yakin banget sama jawaban aku.

Bahasa Indonesia : sembah yang buat soal, cinta juga sama yang buat soal. Dari nomer pertama sama nomer terakhir semuanya mudah dijawab, walaupun sempat ada beberapa soal jebakan tapi aku bisa mengatasinya. Karena aku sudah terbiasa mengisi soal-soal yang sulit di tempat bimbel.

Bahasa inggris : gigit yang buat soal, aku sebel banget sumpah. Aku itu paling lemah di pelajaran Bahasa Inggris dan kemarin soal-soalnya susah pake banget rasanya hampir mau darah tinggi karena aku tidak paham sama sekali. Mau nyontek tapi takut dosa lagian aku tidak biasa mencontek, dapat nilai jelek tidak apa-apa asalkan hasil sendiri tapi ini UN kalo dapat nilai jelek bisa mampus aku auto tidak lulus, terus pengawasnya galak banget tidak bisa diam seperti cacing dangdutan.

Begitulah kira-kira gambaran singkat UN terkutuk aku.

Pengalaman paling berharga saat mengerjakan soal Bahasa Inggris, waktu soal itu mulai di bagikan aku langsung coba mengerjakan dengan sepenuh hati kagak cinta.

Lihat lembar soal nomer pertama bisa ngerjainnya, lanjut nomer dua masih bisa, lanjut ke nomer tiga bengong, lanjut ke nomer empat garuk-garuk kepala, lanjut ke nomer 5 kejang-kejang terus berbusa. Hehehe tidak kok, tidak sampai berbusa hanya syok saja. Ini soal kok susah banget, apa akunya aja yang terlalu bodoh? Intinya aku gagal total di Bahasa Inggris.

By the way, besok adalah hari kelulusanku. Tidak sabar ingin cepet-cepet besok, tidak sabar karena ingin tau hasil nilai UN ku.

Sebenarnya sedih juga pasti harus berpisah dengan Claudy, Raka, dan Bima lalu tidak akan ada lagi yang namanya adegan bobo di kelas, sesi gibah di kantin sambil makan seblak terus lupa bayar, madol pelajaran Bahasa Inggris.

Pasti aku bakal kangen banget sama masa-masa itu. Tapi inilah yang namanya kehidupan, dimana ada pertemuan pasti akan ada perpisahan.

•••••••

Pagi ini, saat aku melangkahkan kakiku memasuki lobby sekolah bersama kedua orang tuaku ada perasaan aneh yang sulit sekali untuk dijabarkan. Aku masih tidak menyangka bisa sampai dititik ini.

“Aira!” panggil Claudy lalu ia menghampiriku.

“Hai,” ucapku.

“Hallo, om dan tante,” sapa Claudy.

“Hallo juga Claudy,” jawab mamaku.

“Aira Claudy, papa dan mama ke aula duluan yah,” ucap papaku.

“oke.”

Mama dan papa pergi menuju aula terlebih dahulu. Upacara kelulusan diadakan di aula sekolah karena tempatnya yang cukup luas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Jelek Aku DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang