1

32 4 1
                                    

Maaf, Sayang. Aku ga bisa nemani. Jangan sampai hilang ya.

Pesan dari Bagas mengawali aktivitas Nawang. Pagi ini, ia akan ke sekolah Ayu.

Lebay.

Nawang membalas pesan kekasihnya.

Kalau cintamu sampai hilang. Aku harus cari ke mana? Hampa terasa hidupku tanpa dirimu.

Nawang tertawa. Satu tahun menjalin kasih, rayuan receh Bagas tetap menghangatkan hatinya.

Wkwkwk. Silakan dilanjut konsernya, Bapak Bagas Biantara. Aku berangkat sekarang

***

Dengan menggenapkan keberanian, Nawang melangkah menuju ruang inklusi di lantai dua. Jika bukan karena janjinya pada Bagas, Nawang akan berpikir ulang untuk menjadi guru pendamping Ayu. Terutama setelah peristiwa tantrumnya Ayu. Nawang terkejut luar biasa. Siapa yang tidak akan terkejut, saat dipukul sekuat tenaga tepat di wajah, di hadapan sang kekasih pula. Sudah pasti sakit dan malu. 

“Ayu tidak nyaman. Ia tidak suka diingatkan tentang sekolah saat akhir pekan seperti ini.”

Penjelasan Bagas membuat Nawang berada di sekolah Ayu sekarang. Nawang merasa sangat bersalah atas ketidaknyamanan Ayu. Ia akan menebusnya dengan menjadi guru pendamping bagi Ayu.

Langkah Nawang berhenti di depan pintu bertuliskan inklusi. Pelan ia mengetuk dan mengucap salam. Seorang lelaki ke luar dari balik pintu.

“Bu Nawang?” tanyanya.

Nawang mengangguk mengiyakan.

“Saya Thoriq. Penanggung jawab inklusi. Silakan masuk, Bu.”

Thoriq mempersilakan Nawang untuk duduk. Sementara ia sendiri membuka pintu selebar mungkin dan mematikan AC. Belum sempat Thoriq duduk, sebuah salam kembali terdengar. Seorang wanita berjilbab lebar masuk ke dalam ruangan.

“Ah kebetulan sekali, Bu Rahma sudah datang juga. Perkenalkan ini Bu Nawang, guru pendamping Ayu yang baru.”

Rahma duduk di sebelah Nawang. Dijabatnya tangan Nawang dengan hangat.

“Saya wali kelas Ayu.”

“Kita mulai saja ya. Mama Ayu menyampaikan pesan kalau Bu Nawang sudah bertemu Ayu di rumah.”

Nawang tersenyum kecut mendengar kalimat Thoriq. Pukulan Ayu kembali terasa panas di wajahnya.

“Ayu ini ADHD. Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Dia mengalami gangguan pemusatan perhatian. Ayu susah sekali untuk fokus mengikuti pelajaran. Kadangkala dia juga hiperaktif. Saat teman-temannya belajar, ia lebih suka berjalan-jalan di dalam kelas bahkan berlarian. Tetapi untuk yang ini sudah berkurang ya, Bu Rahma?”  

“Iya. Sudah satu bulan di kelas 9, Ayu sama sekali tidak pernah berjalan-jalan apalagi berlarian saat jam pelajaran. Namun tetap saja, ia tidak mau mengerjakan apa pun yang diinstruksikan oleh guru.”

Rahma menguatkan penjelasan Thoriq.

“Secara garis besar, tugas seorang guru pendamping adalah melayani pendidikan akademik dan non akademik siswa berkebutuhan khusus. Ada 13 mata pelajaran yang diajarkan di sekolah ini. Ayu sangat menguasai pelajaran bahasa Indonesia, Tarikh, dan SBK. Sisanya, ia perlu didampingi. Jadi, secara akademik, tugas Ibu yaitu memaksimalkan kemampuan Ayu menyerap pelajaran tersebut.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NawangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang