7. Menuntaskan Hasrat

140 17 5
                                    

Hidup itu adalah teka-teki, kita tidak tahu bagaimana nanti kedepannya setelah satu hari telah kita lewati.
                        -Hatt0803-

                                ☆☆☆

Setelah lamanya menempuh perjalanan pulang, Arka dan Qilla pun akhirnya sampai di perkarangan rumah Qilla, ah ralat maksudnya kontrakan Qilla.

"In-ni rumah lo?" Tanya Arka ragu. Bagaimana tidak Arka yang notabenya anak orang kaya yang memiliki rumah besar dan megah sekarang harus di hadapi rumah kecil Qilla ini.

"Ini bukan rumah Qilla tapi kontrakan yang Qilla sewa" jawab Qilla polos dengan senyumnya.

Arka pun di buat tertegun karena ucapan sekaligus senyuman Qilla. Bisa-bisanya gadis itu selalu tersenyum manis di saat keadaanya begini. "Hm, gue cabut dulu sorry buat yang tadi" ucap Arka tulus meski dengan wajah datarnya dan melajukan motornya.

"IYA HATI-HATI ARKA! MAKASIH UDAH NGANTERIN meski ada yang lecet dikit hehe" balas Qilla teriak dengan menurunkan volumenya saat-saat terakhir dan sekaligus terkekeh.

Seuisai kepergian Arka, Qilla pun memasuki kontrakannya untuk beristirahat dan bersih-bersih. Namun sepertinya acara istirahat nya ia urungkan karena setelah mandi ia teringat sesuatu.

"Qilla lupa, uang tabungan Qilla berapa lagi ya" ucap Qilla yang lebih tepatnya pada dirinya sendiri.

Qilla pun mengambil botol kaleng yang berisi uang miliknya. Jangan tanya Qilla bisa nabung uang dari mana, jelas saja uang hasil ia menjual semua barang-barang branded nya dulu. Masih ingetkan Qilla dulu itu orang kaya.

"Yah, uangnya sisa dua ratus terus Qilla harus gimana buat hari kedepannya" ucap Qilla sedih.

"Eh iya Qilla gk boleh lemah, Qilla harus kerja buat kehidupan sehari-hari Qilla, besok deh Qilla cari kerja semoga aja ada yang mau nerima Qilla" gumam nya tersenyum kembali dan memutuskan untuk tidur.

                               ☆☆☆

Sesampainya Arka di rumah ia langsung bergegas masuk ke dalam rumah dan mencari bundanya.

"BUN, BUNDA!?" Panggil Arka teriak di dalam rumah dengan celangak celinguk.

Tak lama dari itu bunda fannya pun menghampiri anak keduanya itu. Memang Arka bukanlah anak semata wayang Fannya dan Adi karena Arka mempunyai kakak.

"Apa sih ka, teriak teriak gitu" jawab fannya dari arah dapur menuju Arka dan ikut mendudukkan kursi di sebelah Arka.

"Bun Arka mau tanya nih, kalau misalnya nih ya Bun, Arka deket cewek terus suka deg-deg itu kenapa yah Bun?" Tanya Arka dengan kepala bersandar di sofa dan menerawang.

Bunda fannya pun kaget karena baru sekarang anaknya itu membicarakan gadis dengan polos nya. "Haha, anak Bunda udah besar ternyata ya" ucap Bunda cekikikan.

"Loh ko Bunda malah ketawa sih" balas Arka sedikit kesal.

"Nanti juga perasaan kamu paham sendiri" jawab Fannya tersenyum dan pergi begitu saja.

Arka pun di buat bingung sendiri dan mendengus pasrah. "Dari pada gua mikirin itu mending cari target, kan tadi juga gak jadi bunuh cewek itu" gumam Arka dengan seringainya.

Arka pun mengendarai mobil lamborghini miliknya ke jalan sepi yang berada di kota jakarta. Arka di sekolah selalu membawa motor sport miliknya beda dengan ia yang akan membunuh, pasti ia akan menggunakan mobil nya entah yg ke berapa.

Tak butuh waktu lama untuk ia sampai di tempat tersebut namun sepertinya tidak ada tanda-tanda ia akan keluar dari mobil miliknya itu.

"Ck, mana sih nih orang, apa udah pada meninggal semua sampai tidak ada satu orang pun di sini." Gumam Arka dengan kesalnya.

Arka yang terus mendengus kesal itupun tiba-tiba matanya menangkap seorang wanita yang sepertinya sedang mabuk. Arka pun menyeringai dan mengendarai mobilnya mendekat kepada wanita tersebut.

"Permisi mbak, sepertinya Anda mabuk, mari saya antar pulang" ucap Arka kepada wanita itu dengan membuka kaca jendela di sampingnya dan tak lupa dengan  senyum manisnya. Sungguh itu bukan senyuman malaikat namun lebih mewujudkan senyuman devilnya.

Wanita tersebut pun nampak kaget karena di sapa secara tiba-tiba, ingin memarahi pengemudi tersebut namun sepertinya gagal karena melihat wajah tampan Arka yang sedang tersenyum itu.

"M-mm boleh mas" jawab wanita itu dengan nada menggodanya. Ia pun memutari mobil depan Arka dengan sempoyongan akibat mabuk dan duduk di kursi pengemudi.

Cih, Sungguh tak rela sebenenarnya Arka melihat kursi mobilnya di tumpangi oleh wanita jalang itu namun karena ingin menuntaskan hasrat membunuhnya ia pun hanya membiarkan saja dan menjalankan mobilnya dengan wajah datarnya kembali. Untung itu bukan mobil yang paling tersayangnya.

Wanita itupun hanya meringis dengan memijat kepalanya yang terasa pusing dengan sesekali menggoda Arka.

Namun saat sampai di tempat tujuan Arka, ia pun tersadar bahwa berada di hutan yang amat sangat sepi itu. "Loh mas kenapa kesini kenapa gk di hotel saja" ucap wanita tersebut dengan percaya diri nya.

Arka pun langsung turun dan membuka pintu mobil untuk wanita itu lalu menyeret lengan wanita itu dengan genggaman kerasnya.

"Sini, ikut gue jalang" ucap Arka yang terus menarik lengan wanita itu.

Wanita itu pun kebingungan dan berontak. "Lepaskan saya hey mas, mau di bawa kemana saya mas kenapa kasar begini" ucapnya meringis.

Namun Arka sepertinya tidak menghiraukan ocehan-ocehan yang keluar dari mulut wanita itu.

-
-
-
-
-

Nextt....

Segini dulu yah Arravers nanti lanjut lagi okey😙
Ikutin terus kisah Arka dan Qilla😍

Eh iya kalian pasti bingung Arravers itu apa yakan?😂

Jadi 'ARRAVERS' itu artinya 'ARKA RAQILLA LOVERS'
Semoga kalian bisa Jadi Arravers yah xixi😅❤

 






                           

Psychopath Boy And Little Girl (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang