Bulan Oktober.
Sudah menjadi ciri khas bagi tiap sekolah di Jepang, untuk mengawali semester kedua dalam tahun pelajaran pada bulan tersebut.
Barisan pohon berwarna oranye di tepi jalan, dedaunan berguguran perlahan ke sembarang arah, memberikan nuansa oranye yang terkesan hangat dan damai di wilayah Shibuya ini.
Seorang gadis yang terlihat normal-normal saja itu memasuki gerbang sekolah swasta yang terbilang elit di wilayah Shibuya, mengabaikan keramaian yang entah kenapa berada tak jauh dari sekolahnya. Samar-samar gadis itu mendengar seruan-seruan dari keramaian tersebut.
"Kyaaaa! Ramuda-kun~!"
"Amemura Ramuda dari Fling Posse? Ahh, aku senang sekali bisa bertemu denganmu, Ramuda-san!"
"Ahaha! ♡ Uwaaa, aku tak menyangka bisa bertemu dengan oneesan-tachi di sini! Ayo kita makan siang bersama, nee, oneesan!"
Gadis tadi pun menghela napas singkat sembari membatin, 'ada seorang artis di sekitar sini, kah?'
(Surname) (Name) adalah nama gadis tersebut. Seorang siswi SMA yang memiliki kelebihan cukup menonjol, dari segi akademik, tentunya.
(Name) melirik ke arah kerumunan tersebut, dan pandangannya bertatapan dengan laki-laki berambut merah muda yang sedari tadi disebut-sebut sebagai 'Amemura Ramuda' itu.
Wajah Ramuda terlihat cerah saat berpandangan dengan (Name), ia melambaikan tangannya dan melangkah seperti ingin menghampiri gadis tersebut. Namun, sayang sekali, kerumunan fans Ramuda tak membiarkannya lewat, dan langkahnya kembali terhenti.
"Oneesan yang ada di sana, aku ingin bicara denganmu!"
Ramuda menatap (Name) dari tengah kerumunan, yang hanya dibalas dengan tatapan datar oleh (Name). Entah apa yang ingin dibicarakan oleh laki-laki asing itu, peduli setan. Bukan urusan (Name).
Sejujurnya, (Name) tak tertarik pada artis atau apapun yang berhubungan dengan ketenaran. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk mengutamakan prestasinya di atas ketenaran, mengingat perjuangannya bisa masuk ke sekolah swasta elit dengan beasiswa tidaklah mudah.
Hidup dari keluarga sederhana yang serba pas-pasan, bukankah suatu keajaiban yang membanggakan untuk bisa memasuki sekolah nomor satu di Shibuya? (Name) sangat bangga pada prestasinya ini, oleh karena itu, ia bertekad untuk terus menjaga keberhasilannya ini. Ia takkan sudi membuat kesalahan yang membuatnya harus terdepak dari sekolahnya.
Memasuki kelasnya, (Name) melupakan kejadian barusan-yang memang bukan urusannya itu. Itu hanya hal kecil, dan (Name) rasa ia tak perlu memikirkannya lagi. Ia melangkah menuju salah satu kursi, meletakkan tas dan duduk di sana seraya mengeluarkan buku tebal.
Netranya memandang lekat-lekat tiap tulisan yang tertoreh di buku tersebut, mengulang pelajaran yang telah lalu, sama seperti biasanya.
***
Langkah demi langkah terdengar dari luar, seisi kelas (Name) menjadi hening. (Name) tetap tenang, ia tetap berfokus pada buku pelajaran di genggamannya.
Pintu kelas terbuka, menampilkan sosok guru Fisika yang terkesan 'ramah' itu. Senyuman manis terlukis di wajah guru tersebut, ia berdeham beberapa kali sebelum membuka mulutnya untuk berkata-kata. "Selamat pagi, semuanya. Sebelum memulai pelajaran hari ini, ada seseorang yang ingin berbicara dengan-"
"Hai, hai! Oh, aku sudah boleh masuk sekarang, kan, neesan? ♡"
Netra (Name) terbelalak saat melihat laki-laki berambut merah muda-yang tadi membuat keramaian di sekitar sekolahnya. Tanpa basa-basi, laki-laki bernama Ramuda itu menghampiri meja (Name), meletakkan kedua tangannya di atas meja dengan sedikit gebrakan seraya matanya menatap (Name) dengan tatapan berbinar-binar.
"Nee, nee, oneesan! Apa kau bersedia menjadi modelku?"
Kala itu, netra sang gadis bernama (Surname) (Name) itu memicing, ketika mendengar permintaan dari seorang asing yang entah dengan cara apa bisa masuk ke sekolahnya.
"... apa?"
***
Setelah sempat berdebat dengan Ramuda, akhirnya (Name) dan Ramuda 'diusir' oleh guru Fisika mereka, dan dengan terpaksa (Name) harus merelakan sebagian waktu belajarnya oleh karena Ramuda.
"Baiklah, tuan. Apa yang Anda inginkan dariku?" tanya (Name) sesaat sebelum menghela napas berat.
"Apa aku perlu mengulangi permintaanku?" Ramuda tertawa dengan riang sambil menggenggam erat kedua tangan (Name). "Jadilah modelku!"
"Aku tidak mengenal siapa Anda, dan tiba-tiba Anda memintaku menjadi model-? Bukankah itu SANGAT mencurigakan?" (Name) mendelik tajam ke arah Ramuda. "Lagipula, bagaimana caranya Anda bisa masuk ke sekolah ini?"
"Oh, aku sudah minta izin pada kepala sekolah! Jadi, aku masuk ke sini dengan legal, lho~!" Ramuda tersenyum lebar dengan bangga. "Maaf atas kelancanganku, aku akan memperkenalkan diriku padamu, neesan!"
"Hai, hai~! Namaku Amemura Ramuda~! Aku berusia dua puluh empat tahun dan aku adalah seorang desainer! Aku sudah mengamatimu sejak pertama kali, dan aku menemukan 'pesona' yang ada dalam dirimu!"
"Pesona?"
"Ya, auramu memancarkan sesuatu yang tak bisa kujelaskan, neesan! Aku merasa kalau kau sangat cocok menjadi modelku!"
(Name) bergeming dan menatap ke arah Ramuda, dengan pandangan yang tak bisa dijelaskan. "Bagaimana kalau aku menolak? Aku tidak mau menghabiskan waktuku untuk hal seperti itu."
"Yah~ Kurasa neesan tidak punya alasan untuk menolakku!" Ramuda berkata dengan nada cerianya seperti biasa. "Aku tahu, latar belakang neesan seperti apa~ Pekerjaanku bisa menghasilkan banyak uang lho~!"
"... Anda menyelidikiku?!"
"Tentu saja~ Aku harus mengetahui latar belakang orang yang akan bekerja denganku nanti~!" jelas Ramuda dengan riang. "Dibanding bekerja di minimarket, bukanlah lebih nyaman bekerja sebagai modelku, hm?"
Jelas sekali ada nada menyindir dalam perkataan Ramuda, meski begitu, raut wajahnya sama sekali tak berubah. (Name) hanya terdiam, ia tak menyangkal perkataan Ramuda.
"Aku hanya memintamu menjadi model selama satu semester sampai neesan lulus, kok!" tawar Ramuda lagi. "Satu semester, bukan waktu yang lama, bukan~?"
(Name) masih terdiam. Tawaran Ramuda memang menyenangkan–tetapi ... apakah ia sanggup untuk bekerja dengan orang misterius sepertinya?
"Ayo ayo~ Bagaimana menurutmu, neesan? Bersediakah neesan menjadi modelku?"
"... baiklah. Untuk sementara, aku akan menjadi model selama satu semester ini."
Bulan Oktober, menjadi awal dari keterikatan antara (Surname) (Name) dengan Amemura Ramuda.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Semester « Amemura Ramuda x Reader » (Hypnosis Mic)
Fanfiction"Nee, nee, oneesan! Apa kau bersedia menjadi modelku?" Kala itu, netra sang gadis bernama (Surname) (Name) itu memicing, ketika mendengar permintaan dari seorang asing yang entah dengan cara apa bisa masuk ke sekolahnya. "... apa?" "Aku hanya memint...