15

763 79 2
                                    

Hai. Makasih udah mampir. Stay safe All, aku sayang kalian 🖤

Mohon koreksinya kalau typo.

***

"Li, kamu udah di kasih edaran belum?" 

Lisa yang sedang fokus dengan roti selainya menoleh ke arah kembarannya. "Ada edaran apa memang?" tanyanya sembari mengunyah.

"Itu loh, buat foto album! katanya, sekolah kita bakal sewa studio. Tapi nggak tau sih, katanya doang," seru Sooyoung. "Terus, katanya bakal ada sesi foto kelas, foto grup, terus foto perorangan."

Sekarang, jam istirahat di sekolah Chaeyeong dan Lisa. Keduanya berkumpul di kantin, makan bersama dengan kawanan mereka masing-masing. Chaeyeong bersama Sooyoung, Hyeri, dan Nayeon, juga Lisa bersama Jay, Tae, Lio, dan Bambam. 

"Wah, serius? banyak banget," ucap Lio dengan heboh. "Album kita tebel banget, dong!"

"Eh, kita foto grupnya harus bareng!" ucap Lisa kepada teman-teman lelakinya, dan mendapat lemparan sumpit dari Nayeon.

"Kata kakakku, kalo foto grup harus perempuan semua atau laki-laki semua... mana bisa di campur begitu!" seru Nayeon sembari berusaha meraih sumpit yang sempat dia lemparkan ke arah Lisa .

"Eh, tapi nggak papa, siapa tau boleh! nanti kan si Lisa jadi keren gitu, kayak di drama-drama! dia perempuan sendiri!" ucap Sooyoung dengan berseri. "Nanti aku bangga! Waah, temenku kayak di drama-drama!"  

Lisa melotot. "Jadi kamu yang ngeracuni Chaeng sampe dia ketagihan nonton drama orang pacaran kayak begitu?"

Sooyoung menampakkan cengirannya, menampakkan wajah tanpa rasa bersalah sama sekali. "Coba lah, kamu nonton satu episode! nanti pasti ketagihan!"

Chaeyeong terkekeh, saat melihat Sooyoung, sahabatnya mencoba untuk meracuni adiknya dengan drama remaja dan percintaan, sama seperti yang dia lakukan padanya. Belum lagi, melihat ekspresi Lisa. Adik kembarnya itu, seolah menulikan pendengarannya dan fokus pada makanan di depannya.

***

Jenny Park atau wanita dengan nama asli Bom Park ini, merupakan dokter wanita berusia lima puluh tahun yang bekerja di salah satu rumah sakit besar di kota.  Dirinya yang sudah sudah menjadi dokter selama dua puluh lima tahun ini, tentunya sangat berpengalaman dalam menangani pasiennya. Bahkan, dirinyalah yang menangani proses persalinan sahabatnya, Sandara Lee.

Dua puluh tahun lalu, tepat di tahun kelimanya menjadi seorang dokter. Sandara Lee, sahabatnya, datang sendiri ke bangunan putih tempatnya bekerja dengan kepayahan. Tanpa sosok Jiyong di sampingnya. Hari itu, dia tak sempat bertanya perihal "di mana suaminya berada". Karena hari itu, dia panik sendiri akan kondisi sahabatnya.

Dua jam setelahnya, Sandara berhasil melahirkan putri pertamanya. Detik itu juga, sebelum kehilangan kesadarannya, Sandara langsung memberikan nama pada sulungnya.

"Jisoo. Namanya, Jisoo Lee"

Hari itu Park Bom, ikut bahagia atas kelahiran Jisoo. Meski agak jengkel soal keberadaan Lee Jiyong yang tidak juga muncul hingga pagi menjelang.


Selang satu tahun, Park Bom kembali dipertemukan dengan Sandara. Namun, dengan kondisi yang kurang baik. Hari itu, dirinya mendapat kabar bahwa Sandara, sahabatnya itu terkena suatu penyakit hingga harus menjalani operasi pengangkatan rahimnya saat itu juga.

***

"Akhirnya selesai juga!" Jennie tersenyum senang. Dirinya baru saja selesai mengurus SIM. Tidak begitu rumit sebenarnya, karena Jennie sempat memiliki SIM saat di Selandia Baru, maka sekarang, dia cukup mengikuti beberapa tes dan memindahkan data-data yang diperlukan.

SIM Jennie telah jadi. Dan sekarang, Jennie mencoba untuk duduk di kursi kemudi. Menyetir dengan hati bahagia dan tenang. Berbeda dengan Jisoo yang duduk di sampingnya. Tangannya sedikit bergetar. Jujur saja, Jisoo agak meragukan adiknya ini. Pasalnya, dia baru sekali melihat Jennie menyetir mobil secara langsung.

"Ya! nyetirnya pake tangan dua! Jangan satu tangan begitu!" 

"Ck, Eonnie bawel," seru Jennie, kemudian segera memperbaiki posisi menyetirnya.

Mendengar jawaban santai adiknya, Jisoo jadi ingin sekali memukul lengan Jennie saat ini. Tapi, dia takut malah membahayakan nyawa mereka. 'Kalau ketabrak gimana?'

"Jendeuk jangan ngawur! ini masih jalan ramai, jangan kenceng-kenceng!" 

"Iya Eonnie... iyaa"

Jennie memelankan laju mobilnya. Tapi, menurut Jisoo ini terlalu pelan. "Jangan pelan-pelan! malah serem ini!"

Jennie memejamkan matanya sejenak.

"Ya! jangan merem! Liat jalan dong!"

Jennie meminggirkan mobilnya. Segera turun dari kursi kemudi, kemudian membuka pintu tempat Jisoo Eonnie nya berada.

"Eonnie aja yang nyetir! Jennie udah nggak mood!"

Jisoo terkekeh melihat wajah Jennie yang tampak kesal. Kemudian, segera berpindah ke kursi kemudi. Tujuan mereka adalah sekolah si kembar. Karena alarm Jisoo sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu, artinya sebentar lagi sudah memasuki jam pulang sekolah si kembar.

***

Chapter 15|

Terima kasih.

28/09/20

Note

Part ini pendek banget. Aku minta maaf ya...


Our Little Family~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang