36

1.4K 102 12
                                    

Hari itu, hari di mana Chaeyeong menghilang bersama Tiffany Eomma, Lisa sempat panik. Tapi, tidak berlangsung lama. Jisoo Eonnie datang menjemput lima menit setelahnya.

"Chaeng mana?" adalah satu pertanyaan yang terucap setelah Jisoo tiba di sekolah.

Hari itu adalah pertama kalinya Lisa melihat kakak sulungnya sangat frustasi. Melihat gelengan tidak tahunya saat Jisoo bertanya di mana kembarannya, Jisoo tidak berteriak marah atau mengomel. Dia hanya mengacak rambutnya dengan kesal, kemudian diam sepanjang perjalanan.

Hari itu, Lisa tidak berani bertanya apapun pada Jisoo. 'Tadi Tiffany Eomma datang'. Satu kalimat yang benar-benar ingin Lisa katakan saat itu. Tapi tanpa diberitahu pun, sepertinya, Jisoo sudah tahu.

Selama lima menit pertama, perjalanan begitu hening saat itu. Hingga kemudian, panggilan telepon tersambung. Jennie Eonnie menangis adalah suara pertama yang Lisa tangkap. Hari itu, untuk pertama kalinya, Lisa mendengar tangisan Jennie yang sehisteris itu. Mendengar tangisan itu, Lisa paham.

Chaengnya dibawa pergi oleh Tiffany Eomma hari itu juga.

Lisa memejamkan matanya. Mengingat hari itu membuat suasana hatinya yang seharusnya senang menjadi sedih. Hari ini wisudanya. Tanpa Chaeyeong tentu saja.

"LALISA PARK"

Lisa mendongak, menatap layar besar di panggung wisudanya. Nama beserta fotonya terpampang di urutan kelima dalam kategori "sepuluh siswa dengan nilai dan kelakuan terbaik di angkatannya". Lisa maju ke depan dengan segera. Berdiri bersama lima anak lainnya yang sudah lebih dulu dipanggil ke depan.

Di kursi penonton, Eomma dan dua kakaknya tersenyum lebar. Jisoo bahkan mengarahkan kamera kepadanya, entah mengambil foto atau video.

Nama berikutnya, siswa terbaik keempat dipanggil. Choi Seungwan segera maju, berdiri di sampingnya.

"CHAEYEONG PARK"

Nama Chaeyeong dipanggil. Tidak ada yang maju, tentu saja. Guru juga tahu akan hal itu. Jadi, tanpa menunggu, nama siswa terbaik kedua segera dipanggil.

Saat itu juga, Lisa tersadar. Chaeyeong tidak mungkin hadir hari ini. "Chukkhae, Chaeng," ucapnya dalam hati.

***


Jisoo menutup pintu kamarnya, menguncinya. Mematikan lampu kamarnya dan menggantinya dengan lampu tidur, kemudian bergegas naik ke tempat tidur.

Tok tok

Jisoo menghela napas. Segera berdiri dari duduknya, kemudian membukakan pintu untuk siapa pun itu yang mengetuk pintu kamarnya. 

"Eonnie, Lisa tidur sini, ya," ujar Lisa pada Jisoo. 

Jisoo mengangguk. "Sana, naik tempat tidur"

Lisa tersenyum senang, segera lompat ke kasur milik kakak sulungnya. 

Jisoo menutup pintu kamar, kembali menguncinya, dan kemudian segera menyusul Lisa yang sudah merebahkan tubuhnya di atas kasurnya.

"Tumben ke sini?" tanyanya sembari merebahkan dirinya di kasur.

Tok Tok

Jisoo mengusap dadanya. Astaga, dia baru saja tiba di atas kasur. 

"Eonnie, tidur bareng," ujar Jennie begitu pintu terbuka.

Jisoo mengangguk, kemudian segera menutup pintu kamarnya. Jisoo berjalan kembali ke kasurnya, merebahkan dirinya di samping Lisa. 

"Kalo bertigaan gini jadi inget Chaeng, ya?" ucap Jisoo tiba-tiba. 

Untuk beberapa saat, tidak ada yang merespon ucapan Jisoo.

"Eung. Jadi ngerasa agak jahat kalo bertigaan tapi gaada Chaeng," sahut Jennie tiba-tiba.

Jisoo tersenyum kecil. Topik mengenai Chaeyeong adalah topik yang ketiganya hindari belakangan ini.

"Chaeng pasti ngambek kalo liat Lisa tidur sama Jennie Eonnie sama Jisoo Eonnie, tapi nggak sama Chaeng," ujar Lisa.

Jisoo terkekeh, kemudian mengelus rambut Lisa. 

"Udah malem, ayo tidur semua," ujar Jisoo kemudian.

Lisa mengangguk, memeluk Jisoo, kemudian menutup matanya. 

"Jen, kok nggak nutup mata? mau di elus-elus juga kayak Lisa?"

Jennie tidak menjawab, memalingkan wajahnya, membuat Jisoo terkekeh.

"Li, Eonnie tidur di tengah, ya? Takut Jennie ngambek," ujar Jisoo kemudian tertawa.

Jennie memasang wajah kesal, meski tidak mengelak saat Jisoo ingin pindah tidur di tengah, di antara dirinya dan Lisa. 

Malam ini, Jisoo, Jennie, dan Lisa tidur bersama. Tanpa Chaeyeong tentunya. Jujur, rasanya aneh. Baik Jisoo, Jennie, bahkan Lisa menyadarinya. 

Mereka tidak lengkap. Jumlah anggota mereka sama, namun satu anggota mereka berkurang. Mereka harap, suatu hari nanti, keluarga kecil mereka menjadi lengkap. Mereka harap, satu anggota itu kembali lagi ke dalam keluarga kecil mereka.

"Jalja, Chaeng," ucap ketiganya dalam hati sebelum akhirnya masuk ke dalam mimpi.



"Jalja Eonnie-deul, Lisa"

***


-Our Little Family is officially end-

Thank you for all the love and support. Kalo bukan karena vote dan komen kalian, aku ga bakal sejauh ini, wkwk.

Jujur, bukan epilog yang aku bayangin. Tapi yaudah lah ya :"

Aku sempet baca beberapa part, dan ketawa. Bisa-bisanya marga Sandara&fam ganti di tengah-tengah dan aku ga sadar😭

Untuk next, mungkin revisi dulu. 

Kepikiran bikin sequel, tapi ga yakin bisa dikembangin betul-betul apa ga.

Kalo ada sequel atau mungkin cerita baru, bakal aku kabarin di sini nanti--belum tau kapan.

Eh, sekali lagi makasih. Hehe. Dulu pernah bikin cerita, publish-unpub-publish-unpub. Ga pernah bener soalnya. Ga nyangka bisa nulis sampe ending meski belum konsisten, haha.

Last but not least, oot sih, Tapi untuk semuanya, jaga kesehatan, ya. Maaf juga aku cerewet di note sini, hahaha.

Makasih semua! Luv yall so so much (apaansi:")🐾🤍


Chapter 36; Epilog


11/04/2020  - 15/06/2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Little Family~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang