Preambule

12 0 0
                                    

Musafir

Cinta adalah suatu perjalanan. Seorang musafir dalam perjalanan ini, baik ia inginkan atau pun tidak, seluruh eksistensinya akan berubah, dari ujung rambut hingga ujung kaki. Tak ada seorang pun yang melangkahkan kakinya di jalan ini, tapi dirinya tak berubah.

- Syam Tabrizi

Hai para musafir cinta.. yang sudah lepas dari belenggu dunia.. sudah dapatkah sesuatu hal yang engkau cari ? Kalau sudah simpan lah.. dan jangan ceritakan itu pada siapapun kecuali kepada mereka yang sama-sama diberi kesempatan untuk menggapai cintanya.

Manusia ditengah perjalanan hidupnya di dunia seringkali kehilangan arah karena terperdaya oleh dunia dan saat ia tersadar bahwa semuanya adalah fana, maka ia mulai menjadi musafir cinta. Menjadi musafir cinta kadang ada yang mereka inginkan ataupun tidak.. Satu

Setelah merantau kurang lebih 10 tahun sejak SMP, akhirnya saya kembali lagi menetap di kota ini. Kota yang makin modern dengan perkembangan di berbagai sektor, kota yang penuh dengan sikut-menyikut untuk menjadi 'juara' hingga kota yang menjadi 'kiblat'nya Indonesia di berbagai aspek.

Dulu pernah berpikir, akankah saya kembali lagi ke kota ini ? karena kerasnya pergaulan di Jakarta, saya sempat membenci kota ini. Tapi pada akhirnya takdir berkata lain, kembali ke Jakarta merupakan pilihan hidup yang seolah digariskan oleh Allah kepada saya. Pilihan untuk merawat Papa yang sedang sakit, tuntutan untuk mencari pekerjaan yang proper dan menjaga orang tua yang sudah tidak lagi muda akhirnya menarikku kembali ke kota ini. And then guess what? Nggak lama, sampai akhirnya memutuskan untuk tinggal di Jakarta. My super shit lovely brother, Ido just moved to Jakarta several months later. Kalau yang udah baca The Unexpected Journey, saya mengawali journey tersebut bersama Ido hingga akhirnya bertemu dengan Gus Shampton. Sekarang, akhirnya kita bertemu lagi setelah melalui perjalanan hidup masing-masing dengan bidang yang berbeda. Jadi saya bakal mengawali LOVE: The Universe ketika momen ketika bertemu bersama Ido di Jakarta, tapi kali ini yang kita cari bukan guru pembimbing, tapi Pasangan Hidup ! Kadang dalam hati ini bertanya, kenapa ini orang seolah-olah jadi 'pintu' dalam memulai perjalanan dalam segmen yang berbeda ya ? Tapi mungkin jawabannya ada di masa depan, dia akan jadi OVO untuk saya, ketika saya membangun Tokopedia versi saya sendiri, bahkan dalam skala yang lebih besar, bisa menjadi orang penting ketika saya membangun Indonesia dikemudian hari.

"Sen.. gue mau pindah ke Jakarta. Bagi alamat rumah dong, buat numpang ngirim barang.."

Ya kira-kira bgtulah sautnya di whatsapp, sebelumnya memang dia bercerita kalau dia akan pindah ke Head Office (HO) salah satu perusahaan Minuman di Jakarta. Tapi untuk waktu detailnya, dia belum memberi kabar terbaru.. Kepindahan Ido ke Jakarta sekaligus mengangkat statusnya menjadi warga JakSel yang terkenal gaul di sosial media. Welcoming social media driven in Industrial Revolution 4.0.

Ketika ketemu lagi sama Ido, kita sering banget ngobrolin hal-hal berbau bisnis dan perkembangan ekonomi dalam negeri hingga global. Sering ikut acara-acara keren yang membukakan pengetahuan kita tentang aspek-aspek penting apa aja yang perlu dikuasai di era Revolusi Industri 4.0 sampai bekerja di tempat keren sekelas Gojek, Traveloka, Boston Consulting Group hingga McKinsey menjadi opsi utama. Hampir setiap pertemuan kita diwarnai dengan diskusi yang berfaedah, pasti ada insight-insight baru yang kita dapat mengenai sesuatu hal dan gak lupa diskusi mengenai pasangan hidup... kira-kira seseorang seperti apa yang bisa melengkapi diri kita ? Dari sinilah saya mulai mengkaji seseorang tersebut, dengan menilai diri saya kurang dan lebihnya secara bijak. Karena pasangan hidup di umur Quarter Life Crisis merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan !

Membahas pasangan hidup sungguh riwueh, karena menilainya tidak boleh dilihat dari satu aspek, tapi berbagai aspek. Lalu selanjutnya kita gak cuman nilai orangnya, tapi bagaimana mempersatukan keluarga kita.. Bagi saya yang hidup dalam keluarga dengan budaya dan agama yang berbeda akan menjadi sebuah kesulitan tersendiri buat menemukan sosok tersebut. Sosok yang bisa beradaptasi dengan kehidupan saya yang terbiasa berinteraksi didalam masyarakat yang heterogen. Bergaul diberbagai kalangan dengan kelas sosial yang berbeda-beda, sungguh satu dari sejuta orang untuk menemukan orang spesial tersebut.

Berbicara mengenai cinta difase Quarter Life Crisis, emang gak bisa sembarangan. Karena kalaupun nemu yang cocok, perlu diusahain buat ke hubungan yang serius, bukan kelasnya lagi pacaran terus putus – nyambung dan galau berkepanjangan seperti saat masa-masa remaja. Dengan pengalaman cinta yang saya punya, semoga hal itu cukup menjadi bekal secara teoritik untuk menjalani bahtera rumah tangga nanti. Pengalaman yang saya mulai dari kecil sebenarnya dari hal simple dilingkungan keluarga, tapi yang berkesan tetap bersama seseorang yang pernah menjadi kekasih saya di masa lalu serta mengenal cinta dalam sisi spiritual saya sebagai manusia dalam kurun waktu 10 tahun saat perantauan. 

LOVE : The UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang