Setelah malam dingin 3 hari yang lalu itu, Sungjin benar-benar melepas Hana dengan segala penyesalan dan ketidakberdayaannya. Berhenti mengabari, berhenti menemui, berhenti memeluk dan mengakhiri segalanya.
Hari ini, di mana Sungjin akan meminang kekasih yang sebenarnya, Hana pun memilih pergi ke Kanada hari ini menghindari hari bahagia sekaligus menyiksa Sungjin.
Sebenarnya Hana tak berhenti menangis selama 3 hari terakhir ini, melewatkan waktu makannya dan memilih tetap berdiam di ranjang menangisi segala kenang.
Ada sekelebat pikiran untuk mengakhiri segalanya sampai disini, namun, dia tak mampu melakukannya. Dia pikir jika dia mati maka dia tak akan pernah melihat Sungjin lagi, tapi jika dia bertahan sedikit lagi mungkin dia bisa melihat pria itu meski hanya sekedar melihat.
Sungjin tersenyum menatap pengantinnya yang tak tahu apapun tentang segala yang terjadi dibelakangnya. Ketika melihat senyum bahagia itu membuat Sungjin merasa bersalah karena telah mengkhianati wanita di hadapannya ini. Merasa menjadi pria paling brengsek karena telah menyakiti dua wanita yang mencintainya.
"Aku Park Sungjin berjanji akan selalu mencintai wanita yang ada di depanku ini, Yang akan menjadi wanita satu-satunya di hidupku selamanya." Tepuk tangan riuh memenuhi gedung megah nan mewah itu kala pengantin pria mencium lembut bibir pasangannya, mengundang rasa iri bagi sebagian tamu undangan yang ada disana.
Semuanya hanya akan mengalir setelah ini, hanya akan kembali ketempat nya semula meski kekhawatiran tetap menghantui Sungjin takut Hana melakukan hal nekad setelah mereka benar-benar tak saling tahu kabar masing-masing.
Bisa-bisanya sosok Hana masih memenuhi kepala Sungjin sampai saat ini. Mulai dari tatap, bibir, peluk dan segala perlakuannya membuat sungjin merindukan semua yang ada pada Hana. Jahat memang ketika kita jatuh cinta pada orang kedua dan justru tak mampu lupa sampai diakhir membuat segalanya runyam dan tak jelas.
Mungkin orang-orang berpikir, cinta pada orang baru itu hanya sesaat dan tak akan bertahan lama, karena itu hanya didasari rasa bosan. Tapi ada yang bilang, jika kita jatuh cinta pada orang baru maka pilihlah dia. Karena jika kau benar-benar mencintai kekasihmu, kau tak akan pernah jatuh cinta pada yang lain lagi selain pasanganmu.
Petuah-petuah itu sebenarnya tidak ada yang salah. Karena takdir semua orang itu berbeda-beda. Tak semua orang baru itu hanya menjadi pelarian dan tak semua yang pertama menjadi tujuan.
Sungjin benar-benar tersiksa dengan segala keputusannya. Dia masih mencintai Hana dengan sangat amat, membuat jantungnya terasa ditekan ketika kembali mengingat kenyataan bahwa mereka tak mampu bersisian sampai akhir.
Setelah 1 tahun pernikahan pun Sungjin masih mengingat sosok Hana dengan sangat Jelas. Setiap malam Hana selalu hadir mengisi mimpi sungjin dengan kerinduan dan bayang dekapan. Mereka saling menggenggam dalam mimpi masing-masing melupakan sejenak realita yang ada.
Sebut Sungjin curang, menyuruh Hana melupakan segala tentangnya dengan membuang barang yang berkaitan dengannya membuat Hana tak memiliki kenangan apapun untuk berpegang selain ingatan di kepalanya. Tapi, disini Sungjin masih menyimpan potret kecil mereka berdua yang saling bergandengan dan merangkul dalam dompetnya dan menikmatinya sendirian.
"Setiap hari aku masih selalu merindukanmu. Salahkah aku tak mampu melepas bayangmu sedangkan di sampingku ada yang selain dirimu?..." Sungjin menyimpan foto itu dengan baik menjauhkannya dari jangkauan istrinya.
Sepulang dari kesibukannya di tempat kerja, Sungjin selalu disambut senyum hangat istrinya. Seperti sebuah kebiasaan, diapun mencium kening wanita itu dan mengelus perut istrinya yang mulai membuncit masih menginjak kandungan 5 bulan.
"Si kecil tak menyusahkan ibunya yang cantik ini kan?" Senyum sungjin semakin mengembang kemudian merangkul sang Istri memasuki lebih dalam kebagian tengah rumah mereka.
'Kau masih ada di sana Han, menempati sebuah tempat khusus di hatiku di mana itu hanya untukmu. Meskipun mungkin tak seutuhnya tapi kau masih disana dan tak akan pernah kemana-mana. Mungkin di kehidupan lain kita bisa bertengkar setiap hari dan bercium sepanjang malam dengan genggam yang tak akan pernah lepas tak seperti sekarang. Aku harap di kehidupan lain aku bisa ditakdirkan hanya dengan seorang Hana dan bukan orang lain...
-P.S.J
-END-
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent
FanfictionTak ada yang abadi di dunia ini, termasuk kita. Entah karena itu hilang, lepas atau kau buang, tapi semua itu akan cepat berlalu dari ingatanmu dan pandanganmu. Begitu juga keberadaan ku yang akan cepat memudar atau menghilang dari ingatanmu, aku ja...