06. letting Go:)

72 12 2
                                    

There are things the more you grasp, the more painful.
therefore we can only let go,
even if it is just as painful.
but at least it would be better than tortured forever

🍃🍃🍃

     "Aku tahu semuanya dari awal tapi aku berpura-pura seolah tak ada apapun. Untuk pertama kalinya aku mengakui bahwa aku sama seperti ibuku, untuk pertama kalinya aku menerima takdirku yang memang harus menjadi seorang simpanan seperti ibuku. Dan brengseknya aku tak menyangkalnya lagi jika bersamamu." Hana tersenyum nanar kemudian menunduk.

"Aku tak bermaksud melakukannya, Han. Aku tak ingin kau berpikir begitu lagi! Oleh karena itu, kita akhiri saja semuanya sampai disini. Aku menyayangimu karena itu aku membantumu sampai kau bisa bangkit tanpaku." Sungjin menangkup wajah Hana yang mulai memerah dengan mata yang berair.

"Aku tak mau, Sungjin. Aku tak apa-apa menjadi simpanan mu, aku sudah menerima takdirku, aku baik-baik saja asal bersamamu. Hanya kau yang aku butuhkan. Kau juga mencintaiku kan? Eoh?" Kini air mata itu sudah membasahi wajah Hana.

"Ini salah Han. Kau tahu aku mencintaimu juga, oleh karena itu aku akan melepaskanmu. Aku tak ingin membagi perasaanmu, tapi aku juga tak bisa mempertahankan mu." Sungjin menatap mata sendu Hana. Ada rasa sakit yang mereka berdua rasakan.

"Tak bisakah aku menjadi wanita mu yang lain? Kita bisa menutupinya. Aku sebentar lagi ke Kanada jadi calon istrimu tak akan tahu. Aku tak apa-apa membagi mu asalkan aku tak kehilanganmu. Tolong pahamilah aku..." Hana kini terisak memeluk Sungjin posesif dengan erat membuat air wajah Sungjin berubah menahan kesedihan.

"Aku tak bisa, Han. Aku tak bisa membagi perasaanmu, itu hanya akan menyakitimu lebih dari awal, aku menenani mu bukan untuk membuatmu mempercayai takdirmu untuk menjadi seorang wanita simpanan." Sungjin merasakan setetes air mata jatuh di wajahnya. Ini pertama kalinya Sungjin menangis karena seorang wanita, hanya Hana yang bisa membuatnya kacau seperti ini.

"Lalu kau anggap aku apa? Aku tak bisa tanpamu. Selama ini kau yang menjadi alasanku bertahan. Jika kau tak bisa menyakitiku apa kau mau melepasnya untukku? Apa kau bisa memilihku? Aku bisa melakukan apapun agar kau bisa bersamaku." Mendengar isakkan Hana yang lemah tepat di telinganya, membuatnya mulai goyah dengan keputusan untuk melepas Hana.

"Jangan membuatku merasa bersalah Han. Kau bukan sebuah kesalahan, aku tak menyesal telah bertemu denganmu tapi, aku tak bisa memilikimu seutuhnya. Inilah yang aku takutkan. Aku takut tak bisa melepasmu dan melupakan tujuan utamaku yang hanya datang untuk membantumu bukan memilikimu." Sungjin perlahan melepas pelukan Hana.

"Apa semuanya berakhir? Kau akan tetap menyerah dan menikahi wanita lain? Kau memilih melepas ku sepenuhnya tanpa melanjutkan hubungan kita meski dengan rahasia? Aku memberikanmu kesempatan, Sungjin. aku tak peduli jika akhirnya aku sama saja seperti ibuku." Sungguh gadis ini sangat keras kepala dengan memaksa Sungjin agar tetap bersamanya meski dia tau itu salah.

"Bukankah selama ini yang membuatmu menyerah dengan hidup adalah karena itu? Kau bilang kau tak sama seperti ibumu? Jika kau akhirnya mengaku sama seperti ibumu lalu mengapa kau menjalani hidup dengan kesulitan? Mengapa sebelumnya kau menyangkal? Mengapa kau memilih membunuh dirimu? Mengapa? Katakan!" Sungjin sama terlukanya seperti Hana. Kali ini dia sungguh membenci dirinya karena tak mampu memilih gadis yang ia cintai 4 bulan terakhir ini. Singkat memang tak seperti hubungannya dengan calon istrinya yang sudah 2 tahun berjalan dengan dasar yang sama bernama cinta.

"Biarlah 4 bulan terakhir ini menjadi kenang yang akan memudar seperti diriku dalam ingatanmu. Jika kau menjadikanku alasan hidupmu, maka hiduplah untuk membalas dendam padaku. Buktikan bahwa kau mampu bahagia tanpaku, kau mampu berdiri tanpaku, kau menemukan seseorang yang lebih baik dariku agar aku menyesal karena telah menyia-nyiakan dan melepasmu, agar aku merasakan rasanya terbuang sepertimu sekarang. Jadi kau bisa puas dan membuktikan segalanya." Sungjin menatap Hana dengan kilau matanya yang sendu. Hana tahu bukan hanya dia yang tersakiti tapi rasanya tetap saja sakit ketika dia mulai menemukan alasan hidup tapi kemudian justru harus kembali di dorong kenyataan ke dasar jurang keputusasaan.

"Kau tetap akan pergi ke Kanada dan memulai segalanya yang baru apapun yang terjadi. Aku hanya akan membiayai mu sampai kau lulus tak lebih dari itu. Jangan pernah mencari tahu bagaimana diriku dan kita tak akan berkomunikasi lagi setelah ini. Kau harus benar-benar melupakanku, demi kita."

"Kalau begitu, kau juga tak usah mencari tahu bagaimana kehidupanku setelah disana. Kau hanya perlu mengirim uang tanpa harus mengetahui informasi tentangku. Aku tak akan mengganggumu lagi, dan kau pun tak usah menggangguku lagi. Setelah semuanya berakhir kita hanya akan kembali asing."

Meski mereka sama-sama tahu saling terluka, Hana tetap merasa terbuang dan tak berguna perihal Sungjin yang bahkan tak mampu memilihnya setelah banyak hal yang mereka lalui.

Lagi-lagi kenyataan hanya menampar Hana semakin keras dan membuatnya kembali sadar bahwa segalanya hanya akan cepat berlalu dan tak bertahan selamanya.

Sungjin berdiri dan menarik Hana ke dekapannya yang hangat, membuat Hana tak kuasa menahan tangis di dada bidang Sungjin membasahi pakaian pria itu dengan air mata di bawah cahaya bulan pada gelap malam. Mengelus dan mencium puncak kepala gadisnya hanya membuatnya itu semakin terlihat nelangsa.

"Tak ada yang abadi di dunia ini, termasuk kita, Han. Entah karena itu hilang, lepas atau kau buang. Tapi semua itu akan cepat berlalu dari ingatanmu dan pandanganmu. Begitu juga keberadaanku yang akan cepat memudar dan menghilang dari ingatanmu, aku janji tak akan ada tantang aku lagi di kepalamu.
setelah itu kau harus bisa bahagia, tanpaku." Perlahan peluk Sungjin melonggar mengambil satu langkah Mundur. Kemudian memberikan kata perpisahan terakhir sebelum dia benar-benar pergi dari hadapan Hana untuk selamanya

"Tetap ada sedikit perasaan menyesal, bahkan meski aku ingin menahan mu aku tahu aku tak berhak untuk itu. Lupakan aku mulai sekarang, bersama-lah dengan seseorang yang lebih baik dariku.
















Bahagialah...

To be continue.

EvanescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang