"Baiklah, kalian yang meminta."
Ares menjentikkan jari, mendatangkan satu lusin makhluk mitologi, hewan bertubuh Singa, memiliki sayap dan kepala burung Rajawali, Griffin. "Pimpin teman-temanmu untuk menangkap dua manusia di seberang sana, Clio! Ingat, jika melawan, bunuh saja pria pendek itu! Bawa kembali wanita muda di samping si pendek hidup-hidup, jangan sampai salah satu dari kalian melukainya!" Ares memberi titah, membuat hewan-hewan bersayap itu seketika berhamburan menuju target.
Rivaille tersentak, gerakan Griffin lebih cepat dari yang sempat dia perkirakan. Mengumpat, pria itu meraih pinggang Ayumi dan membawanya ke pepohonan tinggi menggunakan Maneuver 3D Gear yang dia kenakan.
Mustahil menghindari sepasukan Griffin kelaparan.
"Rivaille, gasnya akan habis jika kita terus melarikan diri!" pekik Ayumi panik. Gadis itu mengeratkan pelukannya.
"Lalu kamu mau kita berhenti dan melawan mereka?" Rivaille bertanya tanpa beban, air wajahnya setenang danau, berbanding terbalik dengan ekspresi panik Ayumi.
"Kamu kuat! Pasti bi—ASTAGA, RIVAILLE! MEREKA SEMAKIN DEKAT!" jerit Ayumi ketakutan. Dua Griffin berada tepat di belakangnya, nyaris berhasil mencabik lengan Ayumi jika saja Rivaille tidak gesit berbalik dan menebas leher makhluk itu menjadi dua.
Ayumi mendesis tak senang, mengeratkan pegangannya. Rivaille membawanya bermanuver menggunakan Maneuver 3D Gear semakin cepat, meninggalkan para Griffin kelaparan jauh di belakang. Dalam keadaan seperti ini, Ayumi bersyukur kastilnya berada di pinggiran hutan. Setidaknya mereka bisa melarikan diri dari Ares.
Beralih menatap kekasihnya, Ayumi tertegun ketika menyadari jarak wajah keduanya tidak lebih dari lima senti. Perempuan itu menelan ludah. "Rivaille, mereka sudah tertinggal jauh. Mari berhenti dan serang mereka ketika lengah," usul Ayumi. Gadis itu merasa lebih ngeri ketika berjarak sedekat ini dengan kekasihnya dibanding melawan sekawanan Griffin.
Rivaille hanya melirik, sama sekali tak mengindahkan.
"Akan lebih buruk jika kita kehabisan gas saat para Griffin itu masih mengejar. Setidaknya, mari habisi mereka untuk menghemat gas," timpal Ayumi, kali ini dengan alasan rasional.
Rivaille menatap mata hazel berkilau di hadapannya sebelum memalingkan wajah dan berhenti di tangkai pohon besar. Pria itu menurunkan Ayumi, lagi-lagi memaku tatap dengan si pemilik mata hazel. "Aku akan menghabisi mereka sendirian, kamu sembunyi di sini. Tunggu aku kembali."
Ayumi melotot tidak setuju, menarik lengan Rivaille yang hendak berbalik dan pergi. "Kamu gila?! Aku tidak-"
"Akan sulit jika melindungimu dan melawan Griffin sebanyak itu di waktu yang bersamaan," tutur Rivaille dingin, pria itu menundukkan kepalanya, menatap ke bawah pohon yang dipenuhi bebatuan besar. "Setidaknya mereka tidak akan menduga kamu sembunyi di sini."
"Tapi bagaimana-"
"Aku tidak akan mati, mereka hanya sepasukan Griffin," potong Rivaille cepat. Dia mendongak, menatap Ayumi. "Aku akan kembali kepadamu."
"Aku ikut." Ayumi tetap bersikeras, menggenggam tangan kekasihnya erat-erat. "Aku tak mau kamu mati."
Rivaille geming, memandang Ayumi dalam hening. "Kalau begitu kembali pada Ares." Belum sempat Ayumi bereaksi, pria itu buru-buru mengimbuh, "Kamu tak akan mati, begitu pun denganku."
Perempuan itu menggeleng singkat. "Kamu saja sudah sempurna untukku."
"Pikirmu begitu? Aku hanya-"
"Jangan katakan kamu tak pantas untukku," sanggah Ayumi tak senang.
"Maaf," ucap Rivaille lirih. Pria itu melepaskan genggaman Ayumi, kemudian berbalik memunggungi. "Aku ingin kamu tetap hidup dan tinggal bersamaku. Karena itu," Dia menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Tolong tunggu aku kembali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Quintessential [COMPLETED]
FantasySempurnamu, biar aku saja yang tahu. Kamu milikku, aku milikmu. Bukankah itu sudah cukup untuk kita? Kamu semestaku. Seharusnya kamu paham, aku tak berdaya tanpamu. Sejauh apapun kamu melangkah pergi, aku akan tetap menanti kamu kembali, meski hingg...