Happy Reading :)
..
.Diguyur hujan bermandikan kegelisahan. Basah, resah, sudah. Menanti rindu untuk segera singgah. Dari mu untuk ku yang masih terhalang sekat. Terbatas jarak yang tak berkesudahan.
Author —adarafsy_
.
.
.Rintik-rintik hujan berjatuhan dengan deras mengguyur tanah, pepohonan, jalan dan lainnya. Senja yang tadi masih terasa hangat-hangatnya kini tergantikan dengan dingin yang menusuk kulit.
Karena berlari untuk pulang kerumah, tubuh kedua makhluk bumi ini terkena air hujan yang membuatnya menjadi basah.
Kevin berada di depan pintu sembari memandang sambil bersedekap, ia menatap garang kepada kedua manusia itu. Bukannya takut malah dibalas ceringan tengil oleh keduanya.
"Sorry Bang," ujar Arlan, tangannya mengusap-usap lengan bajunya yang basah. Begitu juga Dira, gadis itu menampilkan senyum andalannya kepada Kevin.
"Udah baikan ceritanya?" tanya Kevin, dia mengingat bahwa adiknya dan Arlan sempat saling menjauh selama satu minggu. Kevin tau hal itu, bahkan ia memperhatikan kegiatan keduanya setiap hari.
"Udah dong," balas Dira bahagia. Ancaman yang diberikan Rendy ia anggap sebagai gertakan saja.
"Kamu masuk gih, ganti baju." Dira mengangguk setuju atas ucapan Arlan.
"Eh Kak Ar juga. Jangan sampai sakit."
Kevin mendengus. Kata jomblo tetap melekat sempurna di dalam dirinya. Bukan maksud Kevin tidak mau mencari pasangan, tapi ia masih ada tanggung jawab besar terhadap adiknya, ia harus memastikan adiknya bahagia dan baik-baik saja. Baru ia akan memikirkan dirinya sendiri.
"Sana, masuk, sakit lagi nanti."
"Iya Bang." Dira berlari lewat jalan samping rumahnya, lebih tepatnya jalan menuju dapur. Diikuti oleh Arlan.
"Ya ampun. Kok bisa basah gini?" Lita berkacak pinggang saat melihat Dira.
"Namanya juga kena air." Setelah menjawab seperti itu Dira langsung berlari menuju kamar mandi. Melupakan Arlan yang masih menatapnya. Senyum di wajah lelaki itu kembali terbit, tingkah Dira membuat Arlan tidak bisa melupakannya begitu saja.
"Maaf Tante, hujannya tiba-tiba tadi." Lita tersenyum. "Gak papa kok, Dira emang suka hujan-hujanan anaknya. Tante ambilin handuk buat kamu, ganti pake baju Davin aja ya?" ucap Lita sambil pergi menjauh.
"Iya, Tan."
Lita kembali membawa handuk berwarna biru tua bergaris-garis. "Nih, kamu susul aja Davin di kamarnya. Palingan dia lagi molor."
Arlan terkekeh. "Makasih, Tan." Jika dilihat-lihat, Lita sama dengan ibunya. Terlihat humoris kalau diajak berbicara.
"Arlan kekamar Davin dulu, Tante."
"Iya."
***
Arlan berdiri di depan pintu kamar berwarna coklat. Arlan sangat hapal di luar kepala. Jika di pintu ada tulisan Kamar orang ganteng, ketok/panggil dulu jangan asal masuk! Sudah dipastikan itu adalah kamar Davin.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARLANDIRA (TAMAT)
Teen Fiction[Part bertanda 🍊 berarti itu part revisi] MAAF, JIKA MASIH BANYAK KATA & TANDA BACA YG TDK SESUAI KBBI/EYD/PUEBI.🙏🏻 [Cerita pertama] . . . "Tidak pernah bagiku untuk memberikan dirimu pada orang lain. Kamu diciptakan Tuhan khusus untukku, bukan...