Veela pov
Veela termenung setiap harinya. Dia sedang malas membuat kekacauan. Lamunan veela terganggu Angin bertiup dari barat dengan sangat kencang.
''ini pasti ulah zefiros" batin veela.
Angin makin lama semakin kencang, untungnya veela merubahnya dirinya menjadi angsa jadi dia tidak seberapa kedinganan karena bulunya yang hangat. Namun tetap saja, zerofis membuat angin itu lebih kencang.
Veela tidak tahan, dia berteriak sekencang mungkin.
''berhenti zerofis!!!'' teriak veela penuh kekesalan.
Angin kencang itu kembali normal dengan sangat cepat.Veela memutuskan kembali ke gua persembunyiannya. Gua itu tidak jauh dari bibir pantai. Veela berjalan dengan gontai. Badan angsanya membuat dia anggun. Sinar purnama menyinari seluruh tubuhnya. Gua tersembunyi itu akhirnya terlihat.
Samar-samar veela melihat sahabat baiknya siren. Dia sedang duduk di atas batu sambil bernyanyi. Veela lalu merubah tampilannya menjadi gadis cantik mempesona.
"Kau sedang berlatih untuk memangsa?'' tanya veela.
"Yaa, tentu saja. Sejak kau tidak mau membuat badai lagi... Aku harus bernyanyi untuk memikat pria'' jawab siren.
''bernyanyilah dengan merdu siren. Senandung mu sangat menenangkan ku" puji veela.
''apa kau tidak mau membantuku?'' tanya siren.
"Aku sedang cuti membuat masalah. Akan kubiarkan laut tenang untuk beberapa hari ini''
"Apa yang kau katakan!!! itu membuatku susah berburu mangsa. Apa kamu tidak lapar? Bukankah makanan juga sama denganku? Bahkan kau sudah seminggu ini belum makan" kesal siren.
"Lihatlah gua ini (sambil menunjuk sisi pojok gua) kita harus memindahkan tulang-tulang ini segera'' ucap veela mengalihkan pembicaraan.
"Lalu mau kau buang kemana?''
''bukan aku yang membuangnya, tapi orang lain. Untuk apa aku melakukan hal yang merepotkan''
"Apa kau hari akan berburu manusia?''
"Mungkin siren, ayo kita pikat satu mangsa lalu biarkan dia membersihkan gua ini baru kita santap dia'' usul veela.
''hihihihi, aku suka idemu veela"
Veela dan siren pergi ke tepi pantai, mereka menaiki batu yang besar dan duduk diatasnya. Mereka menunggu nelayan lewat di jalanan pantai. Menjelang malam sudah menjadi kebiasaan para nelayan pergi kelaut untuk menangkap ikan.
Saat target didepan mata, veela mulai menyanyikan lagu merdunya sedangkan siren membantunya dengan senandung merdunya. Nelayan itu berhenti untuk mendengar nyanyian dua makhluk mematikan di lauttan. Para penyatap daging manusia.
Nelayan itu terperangkap jerat veela dan siren. Veela mulai mendekati nelayan itu yang sudah kehilangan kesadarannnya. Veela dan siren sudah mencuci otak manusia itu.
''hmm, kau mau ikut denganku'' tanya veela pada nelayan itu. Nelayan itu menganguk mengiyakan perkataan veela dan mengikuti langkah veela menuju gua persembunyiannya.
Disana siren sudah menunggu dengan tatapan ganasnya. Air liurnya berulang kali dia telan.
"Wahai nelayan, tahukah kamu betapa menderitanya aku disini. Langit-langit gua tidak cukup hangat untuk menghangatkan ku. Pasir yang ku pijaki pun selalu mendingin karena angin laut. Ditambah lagi pojokkan gua yang dipenuhi tulang belulang dari saudara-saudara manusiamu, jadi kuharap kau mau membawa mereka dari sini segera. Lalu ketika sudah selesai barulah kamu kesini lagi, aku pasti akan sangat terhibur oleh kehadiran mu" kata veela dengan suara yang di buat melas mungkin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gelombang
FantasyTahukah kamu tempat paling setia didunia ini? Itu adalah pantai... Kau tahu kenapa? Karena lihatlah pantai yang terus menunggu laut datang di malam hari dan pergi di pagi hari. Mampukah manusia melakukan hal sama seperti pantai? Apakah hati manusia...