Antara Bulan Dan Bintang

01. Cahaya

- cahaya itu seakan menyihir semuanya-

"Joshua, maafkan aku.., aku harus pergi" Ujar perempuan bermanik coklat dengan sorot yang sulit dimengerti.

"Apa maksudmu?, bukankah kau sudah berjanji akan selalu bersamaku?." Ujar Joshua kepada Anna perempuan bermanik coklat itu.

"Sudah waktunya Joshua" Jawab Anna.

Joshua mengepalkan tangannya, menahan emosinya memeluk erat tubuh Anna.

"Tenanglah aku akan membawakan sinar rembulan atau sekalian saja kubawakan bulan untukmu Joshua." Ujar Anna sembari mengelus punggung kokoh Joshua.

Joshua terdiam menatap manik coklat Anna yang sudah berkaca - kaca.

"Sungguh?, tapi berjanjilah kau kembali kita akan bahagia bersama Anna." Ujar Joshua

"Janji." Ujar Anna mengangkat jari kelingkingnya. Joshua pun mengikuti dan menautkan kelingking mereka.

"Kau sudah besar Joshua, apa tidak malu dengan Lee yang pemberani?." Ledek Anna.

Joshua mempoutkan bibirnya.

"Terus saja meledekku, aku menangis karena akan ditinggal dirimu Anna." Ujar Joshua sembari menghapus air matanya kasar.

Anna tertawa, mengelus surai hitam anak laki - laki ah.. bukan remaja laki -laki. Ya sekarang Joshua sudah berumur 14 tahun.

"Sampai jumpa Joshua." Ujar Anna melambaikan tangannya diikuti munculnya seberkas cahaya yang semakin lama semakin pudar dan menghilang.

"Anna aku akan terus menunggumu walau itu 1000 tahun lamanya." Ujar Joshua.

Prang

Entah sudah piring keberapa yang kembali pecah.

"Ya ampun Paman, jika Paman kesulitan panggil aku saja ya." Ujar Suster Marie.

Paman itu menggeleng, tersenyum membenarkan kursi rodanya.

"Yasudah Paman pecahan piring ini aku bereskan ya aku ambil sapu dulu." Ujar suster Marie.

Joshua terdiam menatap kepergian suster itu. Mengalihkan pandangannya ke arah buku usang di meja kecil dengan lampu duduk yang masih setia menyoroti halaman yang terbuka.

"Apakah hari ini ada bintang?, aku ingin bertemu dengan dirimu menagih janjimu membawakan sinar rembulan untukku."

- antara bulan dan bintang.