Pernahkah kamu merasa menjadi orang yang paling beruntung? Harusnya pernah. Harusnya sering. Karena setiap manusia sudah mempunyai takarannya masing-masing untuk hidup dan memiliki kehidupan yang menakjubkan, dan berbeda-beda tentunya. Kamu percaya dengan orang yang tidak pernah berbahagia dalam hidupnya? Tidak percaya bukan?
Selalu ada hal-hal yang membuat seorang manusia berbahagia. Jika hidup yang kamu jalani saat ini terasa berat, bisa jadi kamu kurang atau justru tak mengenali dirimu sendiri. Percayalah setiap manusia memiliki hal-hal beruntung di dalam hidup dan kehidupannya.
Tok...Tok...
"Vin udah tidur?"
Davin tak menjawab.
Klek.
Maulina membuka pintu, lalu masuk hanya untuk memandangi wajah anaknya yang terlihat nyenyak. Setelah puas, ia menarik selimut anaknya hingga sebatas dada, memberikan kecupan hangat di dahi, lalu mengucapkan selamat malam, disusul kalimat bahwa ia menyayangi putranya. Begitu selesai, wanita paruh baya itu berdiri dan meninggalkan kamar Davin.
***
"Maa... Davin berangkat." Teriaknya.
Cowok dengan setelan seragam SMA itu berjalan menghampiri sang mama yang tengah menyirami beberapa jenis tanaman di halaman belakang. Seperti biasanya, dia akan pergi seusai berpamitan dan mendapat ciuman hangat di pipi sebelah kanan.
"Hati-hati dan jadi anak yang baik ya nak."
Jadi anak baik. Tiga kata itu adalah petuah yang biasa diberikan oleh mamanya. Seperti halnya sarapan wajib yang tak pernah terlewat, begitu pula dengan petuah singkat itu. Dan tentu saja, segala hal yang dikatakan oleh mama papanya akan selalu terpatri dalam ingatannya.
Kiranya, memang tepat teman-temannya selalu mengatakan bahwa Davin Rafandra adalah anak yang paling taat di muka bumi ini. Sebab, tak pernah sekali pun Davin tak mengindahkan perintah atau larangan dari orang tuanya.
Davin membelah jalanan kota dengan perasaan semangat seperti biasanya. Cowok itu kadang bersenandung ria, layaknya bocah SD yang menyanyikan lagu Guru Tersayang karya Melly Goeslaw. Tapi tentu saja bukan lagu itu yang Davin senandungkan, melainkan lagu apa saja yang pagi itu terlintas di kepalanya.
Saat memasuki jalan tikus, dari kejauhan matanya menangkap seorang bapak-bapak berusia sekitar enam puluhan tengah mengecek mobilnya, mondar-mandir dari bagian samping kanan, berpindah ke belakang, samping kiri, kemudian ke depan lagi begitu seterusnya.
Davin yakin mobil orang itu pasti bermasalah. Didorong oleh perasaan iba, Davin si anak baik mengerem motornya tepat di samping mobil hitam itu. Hendak menolong, sesuatu yang mungkin dapat diberi pertolongan.
Tanpa babibu, cowok itu langsung mengambil posisi di sebelah sang bapak yang tengah kebingungan dengan apa yang terjadi pada mobil majikannya. Bapak itu hanya memperhatikan dan sedikit berharap bahwa anak muda yang ada di hadapannya dapat mengatasi masalah mobil tersebut sehingga dia bisa mengantar nonanya.
Setelah beberapa kali mengecek bagian demi bagian mobil itu, Davin manggut-manggut lalu menoleh ke arah si bapak.
"Alternatornya yang bermasalah pak."
"Waduh, gimana ya? kalo gitu Non Deeva ngga bisa berangkat sekolah." Keluh Pak Yamin entah kepada siapa.
"Siapa pak?"
"Anu itu si Non Deeva anak majikan saya Den." Jelas Pak Yamin.
Davin manggut-manggut, matanya mulai mengedar ke jalanan yang terlihat cukup lenggang dan ia yakin tak akan ada angkutan umum yang lewat jalan tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/143944853-288-k246191.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SBBS | Lengkap ✓
Novela JuvenilGenre : Fiksi Remaja 📖 Start : 27 Maret 2021, 20.40 WIB Finish : 3 November 2022, 23.28 WIB Dia adalah laki-laki yang memberikan payungnya di kala hujan datang. Dia adalah laki-laki yang memberikan bahunya di saat dunia melukaiku. Dia, Davin Rafa...