Mengagumi dibalik rasa tersembunyi

9 2 0
                                    

Selama perjalanan menuju usia 20 tahun, aku mengalami masa dimana tertawan melihat senyum laki-laki itu. Kejadian ini dimulai pada saat aku duduk di bangku kelas 1 SMP. Laki-laki itu secara fisik tidaklah tampan tetapi jika dia tersenyum entah mengapa dapat menghadirkan getaran aneh yang masih tabu untuk aku rasakan pada saat itu.

Dia Rio teman sekolah agama ku. Aku dan Rio berasal dari sekolah yang berbeda, tetapi kami dipertemukan dikelas yang sama pada saat belajar agama. Aku ingat jelas bagaimana pertemuan itu dimulai, pada saat itu aku merupakan murid yang terlambat untuk daftar sekolah agama. Semester ganjil akan berakhir tetapi nilai agama di rapor ku masih kosong sehingga mengharuskan aku untuk mengikuti pembelajaran agama di penabur bersama teman-teman dari sekolah yang lain.

Hari pertama bagiku untuk mengikuti pembelajaran agama sangatlah tidak membawa kesan yang menyenangkan bagiku, karena pada saat aku memasuki ruang kelas, teguran dari guru yang mengajar pada saat itu menyambut secara dingin kepadaku karena keterlambatan aku mengikuti pembelajaran. Hal yang wajar ketika guru itu memarahi ku, aku bersyukur karena tegurannya aku menjadi bisa menghargai proses untuk mendapatkan nilai agama, karena sebelumnya aku sangat menyepelekan hal tersebut dan menganggap teman-teman yang mengikuti pembelajaran di penabur adalah hal yang membuang-buang waktu.

Hari pertama ku mengikuti pembelajaran di sambut dengan Ujian Akhir Semester (UAS) Wow!! Pantas saja guru itu memarahi ku, ternyata aku dengan tidak tahu malu nya ingin belajar agama dipenabur dan langsung mengikuti ujian😅
Aku ingat betul pada saat ujian berlangsung teman berbagi meja ku adalah laki-laki dari sekolah lain yang dimana aku tidak mengenal dia. Pada saat ujian berlangsung aku tidak terlalu mengamati teman sebangku ku itu karena fokus ku untuk mengerjakan ujian, jujur saja banyak soal yang aku kesulitan dalam mengerjakannya karena aku tidak mengikuti pembelajaran dari awal.

Tiba-tiba ketika aku sedang fokus suara laki-laki itu memecahkan fokus ku
"Kamu mau liat jawaban saya tidak?" Kata laki-laki itu kepada ku.
Jujur sebagai orang yang kaku terhadap orang baru aku merasa sok kenal banget ini anak.

"Tidak, terimakasih" jawab ku singkat dengan menoleh secara asal dan tidak memperhatikan lawan bicara ku, setelah itu dia berdiri dan mengumpulkan lembar soal dan jawabannya kepada guru.

Aku memperhatikan perbedaan air wajah guru itu berbeda ketika menyambutku tadi. Dia tersenyum ramah kepada laki-laki itu, dan laki-laki itu membelakangi aku sehingga aku tidak bisa memperhatikan dengan jelas ekspresi nya dan wajah nya.

Setelah ujian selesai aku kembali melihat laki-laki tadi, sekarang aku bisa memperhatikan wajah nya. Kulit nya lebih putih dari pada kulit ku, dan dia juga berkacamata. Aku melihat dia di kerumungi oleh banyak teman-teman entah itu teman yang satu sekolah dengan dia atau tidak.

WAH tolong mengapa dia begitu terlihat tampan dan manis secara bersamaan ketika dia tersenyum. Sungguh wajah nya biasa saja ketika tidak tersenyum tapi entah mengapa ketika dia tersenyum wajahnya mampu membuat aku seakan ingin dekat tapi juga malu.

Ternyata lesung pipi itu yang membuat bumbu magic di dalam ketika dia tersenyum. Semenjak kejadian itu aku selalu memperhatikan dia di hari-hari selanjutnya ketika sedang belajar agama.

Jangan lupakan keahliannya dalam bernyanyi juga bermain gitar, dan pada saat dia ditunjuk untuk membawakan doa penutup untuk kegiatan belajar. dari situ juga aku selalu merasakan getaran getaran aneh yang lama kelamaan menjelma menjadi rasa kagum untuk memiliki.

Dan apakah kalian tahu mengagumi di balik rasa tersembunyi itu berlangsung hingga 7 tahun ke depan. Bercerita kepada Tuhan bahwa aku mengagumi anak-Nya yang satu itu.
Dan sekarang dia sedang berkuliah di pulau dewata dan aku di kota udang.

Kini mengagumi ku berbalut dengan sosial media. Entah aku harus berterimakasih atau menyalahkan kemajuan zaman yang membuatku untuk tetap bisa melihat dia walau hanya dari dunia maya.

/////////////////////////////

Woooo menulis part ini rasa nya berat, ketika harus menceritakan kembali masa dimana rasa tabu itu mencenat-cenut kan hidup saya selama 7 tahun kalau sekarang agak bisa mengendalikan 😅🤣 mau ga di tulis pengalaman ini tapi nanti my journey tidak lengkap kisah nya😁

Ini belum akhir dari rasa mencintai dan di patahkan ya, karena dari pengalaman ini ada pesan kehidupan yang berguna untuk pribadi saya hohoho maluu🤣

My JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang