Friends?
Karya : Amelina DeaIni tentang kisahku. Dengan lelaki humoris penuh teka teki yang telah mengisi masa mudaku. Membuatku tertawa karena candaan recehnya.
Inilah aku sahabatnya. Ralat, Sahabat? Sahabat macam apa aku ini, sahabat yang tidak tau penderitaannya selama ini.Aku yang hanya mengenal dia sebagai lelaki humoris yang kukira tak punya masalah hidup.
Sekarang aku ingin seperti dia, tapi aku juga ingin lebih kuat dari dia untuk menghadapi kerasnya kehidupan.
Sebelumnya, perkenalkan namaku Jeslyn.
Dan dia, Dino Sanjaya.
Dan disinilah kisahku akan dimulai.
**
Sembilan belas tahun yang lalu, kami terlahir ke dunia.Lalu sebelas tahun yang lalu, kita dipertemukan.Mulai saat itu dia tinggal di sebelah rumahku.Dan menjadi tetanggaku, sekaligus sahabatku.
"Kamu yang disebelah jangan berisik! Aku ingin belajar!" teriakku sebelas tahun yang lalu dari balkon kamarku.
Dia masih tetap berisik di kamarnya, memutar lagu berjudul Sayonara dengan volume yang keras.
Hingga beberapa kali aku menegurnya dengan teriakanku, dia tetap tak mendengar.Hingga aku memutuskan untuk loncat saja ke balkonnya.Mungkin karena aku kurang hati hati, sehingga aku terjatuh.Tepat di depan jendela balkonnya.
"Kamu kenapa loncat loncat?!", ujarnya panik sambil menghampiriku.
Aku menangis? tentu saja.
"Sudah jangan menangis, aku punya es krim untukmu," bujuknya.Dan berhasil, akupun berhenti menangis lalu tersenyum berbinar ke arahnya melupakan niat awalku yang ingin melabraknya.
Aku duduk di kasurnya, menunggunya.
"Ini es krim coklat untukmu."
Akupun menerima pemberiannya setelah mengucapkan terimakasih.
"Kamu tadi ngapain loncat kesini? tanganmu masih sakit? biar aku minta bibi buat obatin", tanya dia di sela sela aku memakan es krim.
Akupun menggeleng, "Mama kamu kemana?"
Raut wajahnya berubah.Aku sadar itu, tapi aku hanya bisa memandanginya polos.
"Nama kamu siapa? Kamu tetanggaku ya?" tanyanya tanpa menjawab pertanyaanku yang tadi.
"Namaku Jeslyn.Nama kamu?"
"Aku Dino , bisakah kita menjadi teman?"
Aku tersenyum ria ke arahnya,"Bisa!!" jawabku dengan semangat.
Itulah awal kami mengenal.Awal kisah kami.
**
"Jeslyn cepat! Nanti kita bisa telat," teriaknya setiap pagi dari lantai bawah tangga kamarku.
"Iya sebentar!"
Kami saat itu memasuki jenjang pendidikan SMA, di sekolah yang sama.Tapi di kelas yang berbeda.Sudah tentu aku di Ipa 1 sedangkan dia di Ips 4. Cukup tau seberapa malasnya dia dalam hal belajar serta bagaimana sifatnya di sekolah.
Setiap pagi dia menjemputku untuk berangkat sekolah, lalu mengantarkanku saat pulang.Itu rutin setiap hari, kecuali saat ia sedang sakit.
"Jeslyn, cepat.Dino sudah menunggumu, dan jangan lupa ini bekalmu," ucap Mamaku sembari memasukan bekal kedalam tas kecilku.
"Terima kasih Ma, Jeslyn berangkat dulu."
Aku dapat melihat Dino yang sudah duduk di sofa ruang tengah sambil memainkan kunci motornya.Sambil sesekali menguap.Dia begadang, lagi.