Lalisa pov
25 September 2020
jam 12:15Aku masih mempertimbangkan permintaan ayah ibu agar bisa cepat pulang. namun kenapa banyak sekali pemikiran yang harus aku timbang dalam otak sedangan logikaku hanya berkata
'beli tiket tujuan korea ke thailand lalu naiki pesawatnya dan semua selesai' .
Tapi tidak semudah itu saat melihat punggung orang yang ku cintai. Aku masih mengutuknya untuk tetap ada di sekitarku sampai bahagia. tapi mungkinkah kebahagiaannya adalah kepergianku?
Terus mengacuhkan teman-temanku yang sedang mengobrol keras. Setiap mereka bertanya dan aku hanya akan mengatakan iya,he'em,setuju,gak papa dan hanya itu saja yang ku ucapkan tanpa basa basi lain. Bahkan aku juga mengacuhkan makanan yang sudah di pesan.
Bagaimana kabarnya nanti jika aku pergi? apakah dia akan menjaga kesehatannya? Bukanlah dia akan bahagia meskipun tanpaku dan selama ini juga aku dianggap tak ada.
Mungkin dia tak akan kenapa-kenapa dan lebih baik jika aku tak ada."kamu ngapa sih Lis? akhir-akhir ini ngelamun terus keliatannya. banyak hutang? biaya listrik naik atau di suruh kawin sama bokap nyokap? Haha" tanya Joy seperti biasa dengan nada yang bisa merusak gendang telinga setiap orang yang ada di dekatnya
"tau nih! gak konek dari tadi ya,hem, he'em, setuju, gituuu terus" ucap Yerin padaku seraya memandang wajahku dengan tangan menopang dagu
"orang tua aku minta supaya pulang" ucapku seraya melihat respon kedua temanku ini yang keliataannya datar-datar aja.
"oowwh" ucap Joy menguap sebentar
"yaudah. ambil cuti aja Lis satu minggu" ucap Yerin memberi saran di ikuti dengan anggukan Joy
"aku fikirnya juga kayak gitu. tapi ternyata mereka mintanya supaya tinggal disana selamany-"
"WHAT!" aku terkejut suara Joy. Yerin juga langsung berdiri dengan kasar
Tak perlu di tebak lagi reaksi semua orang yang sedang makan di kantin, pastinya mereka akan ngeliat ke arah meja ini dengan tatapan bingung kesel ataupun mungkin akan ada yang melempari kami dengan celana dalam.
"santay. duduk dulu bidadariku" pintaku lirih pada Yerin dan Joy
"kamu becanda kan Lis?" tanya Joy seraya kembali mendudukan diri ke kursi
"masa selamanya? kan gak lucu" ucap Yerin sambil menghembuskan nafas sedikit kecewa, wajah kedua teman ini memandangku dengan penuh tanda tanya yang besar.
Sedangkan aku hanya mengusahakan diri agar tetap tersenyum dan semoga senyuman ini akan tersisa sampai di Thailand nanti, aku akan kembali menghitung mundur hari demi hari selama disini.Detik demi detik
~♡~
Jennie ruby pov
04 Agustus 2018Setelah dengan susah payah pagi tadi aku memaksa Lisa untuk menemani belanja di sebuah mall.
Capek. Kini aku dan Lisa sedang duduk di salah satu tempat makan di mall karena perutku lapar.
Disela itu aku cukup jeli jika lisa sangat merasa lelah, aku bisa melihat itu dari lingkaran hitam di bawah kelopak matanya.Namun yang tidak pernah ketinggalan adalah senyuman di bibirnya. itu bagaikan pemacu rasa semangatku.
"lucu! imut dan ngegemesin banget ih" Lisa mengucapkan itu sambil melihat ke arahku yang tiba-tiba merasa ke ge-er an dan senyum-senyum tertahan
"aku pengen deh punya bayi yang persis kayak yang di belakang kamu. haha, manis banget, liat deh"
Mimik wajahku langsung datar ketika kenyataannya yang di puji sebegitu manis bukan diriku. melainkan bayi yang sedang duduk di meja sambil memainkan squishi di tangan bayi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
J + L (GXG) complete
FanfictionLucky, i'm in love with my bestfriend 🚫tolong lebih bijak memilih genre cerita, cerita ini mengandung unsur GxG dan tidak di peruntukan untuk usia belasan tahun. Jenlisa is real Nana ♡ Mulai 19-09-2020 selesai 23-12-2020