Deringan ponsel di pagi hari membuat tidur seorang gadis terusik. Dengan malas pun ia menjulurkan tangan untuk mengambil benda persegi panjang yang mengeluarkan suara berisik itu. Tanpa melihat nama yang tertera ia lantas mengangkatnya.
"Hallo."
"Gue udah di depan rumah lo, bego! Buruan turun!"
"Sialan! Ngapain? Ganggu, bangsat!"
"E-eh kura—"
Aera merotasikan matanya malas. Lantas ia langsung mematikan ponsel tanpa peduli apa yang akan dikatakan Jicko. Ia sudah muak dengan sikap Jicko yang selalu saja mengganggunya.
Drrttt ... Drrttt
"APA SIH, ANJING?!"
Karena terlanjur kesal, Aera langsung mengumpati Jicko yang masih menelponnya.
"Aera? Hallo Aera?"
Mata Aera langsung terbuka lebar saat mendengar suara di sebrang sana. Melihat cepat dan menemukan nama Bunda yang tertera disana, ia berdehem sebelum mengubah suaranya agar terdengar biasa.
"Eh, bunda? Ada apa, bun?
"Syukurlah, bunda kira terjadi sesuatu. Oh iya, bunda ada kejutan buat kamu lho, hehe ...," suara wanita yang menjadi bunda Aera terkekeh.
Aera mengangkat kecil kedua sudut bibirnya, ikut tersenyum walau Bunda tak tahu ia tengah tersenyum.
"Kejutan? Kejutan apa? Bunda jangan buat Aera penasaran dong," Aera merengek bagaikan balita yang tidak dituruti permintaannya. Ia hanya menujukkan sisi manjanya pada sang bunda.
"Ada dong, nanti juga kamu tau."
Suara di sebrang sana berhenti sejenak, kemudian sebuah pertanyaan terucap dari Bunda.
"Sayang, kamu sekolah di mana? "
Aera mengucapkan nama sekolahnya, terdengar suara 'oh' panjang dari seberang sana.
"Emangnya kenapa, bun?" Tanya Aera penasaran.
"Tidak, cukup lihat saja nanti. Bunda matikan dulu ya telponnya, sayang. Ayo, kamu segera berangkat sekolah! Sampai jumpa."
Aera melotot, hanya itu saja?
"Lho lho! Bun, kejutannya apa? Kenapa Aera digan ...."
Panggilan telepon diputus
"Tung ...," suara Aera melemah.
apakah ini juga yang dirasakan Jicko tadi?
"Bunda kenapa sih? Ah, Jicko sialan! Gara - gara dia gue ngumpat di depan bunda," gumaman Aera dan merebahkan tubuhnya lagi, menatap langit-langit dengan pikiran kosong.
Beberapa menit asik dengan renungannya, teriakan dari Nenek membuat Aera mengurungkan niatnya untuk melamun dalam 1 jam. Tak peduli jika di pagi ini ia telat, ada gerbang belakang untuk dibobol olehnya.
"Aera! Ada Jicko, turun atau kau tidur di luar malam ini."
Aera bangkit, mendumel tak jelas, senang sekali neneknya mengancam.
"Iya! Aku turun!"
"Keturunan dajjal emang si Jicko. Seneng banget rusuhin hidup tenang gue."
Mungkin seperti itulah yang di gumamkan oleh Aera setiap pagi nya. Menurutnya, Jicko adalah penyebab utama dia selalu bangun pagi dan selalu mendapat ceramahan di pagi hari oleh sang nenek tercinta.
Hingga kurang lebih 15 menit Aera keluar dari kamar setelah mandi kilat dan memakai seragam. Menuju meja pantry untuk sarapan bersama nenek, kakek, dan si biang rusuh, Jicko yang sekarang tersenyum bodoh ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friends?
Fiksi RemajaBad boy and Bad girl kalau di satuin jadi apa yah? Mungkin kata pertama yang akan kalian ungkap yaitu sepasang kekasih. Padahal status mereka yang hanya teman pun masih di ragukan. Apa benar mereka hanya teman? atau Teman hidup untuk selamanya? ---