Part 15 "Ikut Buna kerja."

908 134 9
                                    

Haechan dan Renjun sudah sehat dua hari yang lalu, bahkan mereka sekarang sedang merusuh di Butik milik Buna.

Iya Grace itu Desainer sekaligus pemilik Butik ini, selain mengelola butik Grace juga mengelola beberapa cafe.

Grace menepuk tangannya beberapa kali, isyarat untuk memanggil anak-anaknya yang sedang bermain.

Jeno, Jaemin, Renjun dan Haechan yang mendengar pun lantas segera berdiri menghampiri Buna.

"Kenapa Bunaa??" Tanya Renjun.

Grace berjongkok guna menyamaratakan tinggi badan mereka, ia kemudian tersenyum dengan manis.

"Buna tinggal sebentar ya, kalian main aja di sini tapi ingat jangan sampai ada yang luka, oke?"

Mendengar petuah dari Grace, ke empat anaknya mengangguk setuju.

"Tapi Buna pelginya ndak lama kan??" Tanya Jaemin.

Grace mengelus surai Jaemin dengan pelan. "Enggak kok sayang, Buna cuman turun ke bawah doang."

Ke empat anaknya mengangguk setuju, Grace kemudian memastikan seisi ruangan yang sekiranya tidak ada benda tajam atau semacamnya.

Ruangan tempat anak-anaknya bermain itu terletak di lantai dua sedangkan ia harus mengecek sesuatu di bawah.

Grace cukup was-was mengingat anak-anaknya ini sangat aktif. Khususnya Haechan.

"Inget ya pesen Buna kalo ada apa-apa langsung teriak panggil Buna, oke?"

"Okeeeee."

Setelah mencium pipi ke empat anaknya secara bergantian Grace segera turun ke bawah.

Selepas kepergian Grace ke empat anaknya langsung bermain. Seperti Haechan dan Jaemin yang berlari mengitari ruangan dengan pesawat mainan di tangan mereka.

Juga Jeno dan Renjun yang asik melipat kertas origami di sana. Jeno melakukan lipatan terakhir kertas origaminya, ia menoleh mendapati Renjun yang masih bersusah payah melipat kertas miliknya.

"Injun belum selesai?? Mau Nono bantu??"

"Mauuu, cucah banget lipat yang ini." Tunjuknya pada sisi kertas yang sangat sulit di lipat.

Dengan cepat Jeno membantu Renjun melipat kertas.

"Yeay udah jadii." Sorak Jeno dengan gembira. Matanya menyipit karena tersenyum dengan lebar.

"Makacih Nonooo." Dengan cepat Renjun memeluk tubuh Jeno dengan erat.

Keduanya kemudian berpelukan selama beberapa menit lalu mereka kembali melipat kertas origami yang lain.

Di sana Haechan dan Jaemin sedang berlarian kesana kemari dengan riang.

"NANAA AYO KEJAL PECAWAT ECHANN."

"WUINGG PESAWAT NANA TELBANG TINGGII."

"WAAA ECHAN AWASS!!"

Brak

Mereka berdua berjatuh bersamaan, bukannya meringis sakit tapi mereka malah tertawa.

"Ayoo main lagiii." Sorak Haechan kemudian ia berdiri sambil memegang pesawat mainannya.

Di sampingnya Jaemin ikut memungut pesawat mainan miliknya.

"Kita balapan yuk." Ajak Jaemin dengan semangat.

"Ayooook."

Lalu keduanya kembali berlari mengitari ruangan dengan riang.

𝐁𝐮𝐧𝐚 𝐅𝐭. 𝐍𝐜𝐭 𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang